Waktu Bersamamu

Mengubah Rencana, Membujuk Istri (4)



Mengubah Rencana, Membujuk Istri (4)

0"Kamu… Kamu tidak tahu malu!" Tang Xinluo kali ini benar-benar sangat marah karena perkataan Lu Yuchen. "Turunkan aku! Aku tidak mau bicara lagi denganmu."     

"Hmm, baiklah." Lu Yuchen sama sekali tidak menolak permintaan Tang Xinluo. Dia bahkan menyetujuinya dengan senang hati.      

Sayangnya, Tang Xinluo sama sekali tidak menyadari hal itu. Tapi, saat dia sadar bahwa Lu Yuchen merasa senang, dia langsung menyadari ada yang janggal dengan gerakannya. Tadi, Lu Yuchen tidak hanya terus menggendongnya, pria itu berjalan membawanya ke tengah kantornya mengarah ke meja kayu besar. Dulu, saat Tang Xinluo datang kemari, Lu Yuchen meletakkannya di atas meja. Selain itu, Lu Yuchen juga menekan tubuhnya di atas meja dan mereka melakukan banyak hal memalukan.     

"Lu Yuchen, kamu sebenarnya ada masalah apa… Kalau kamu tidak mau bekerja sama denganku, maka biarkan aku pergi. Selain itu… Tanganmu, jangan menyentuhku!"     

"Kamu adalah istriku, kenapa aku tidak boleh menyentuhmu?" Lu Yuchen tidak memedulikan perkataan Tang Xinluo. Dia malah meniup telinga wanita itu.     

Wajah Tang Xinluo seketika menjadi merah. Lalu, dia berkata, "Aku sudah bilang kalau aku bukan istrimu!"     

"Aku juga sudah bilang kalau kamu adalah istriku. Xiao Luo… Tidak peduli seberapa keras kamu untuk bersembunyi, di kehidupanmu saat ini kamu selamanya adalah istriku, istri Lu Yuchen," tutur Lu Yuchen sembari melihat Tang Xinluo yang ada di dalam pelukannya. Kemudian, dia sikapnya mulai berubah menjadi 'keras' seperti yang dikatakan oleh Qiao Mohan kepadanya.     

Aku memang salah bertanya kepada Meng Ze, seharusnya aku bertanya kepada yang ahlinya. Qiao Mohan memang layak menyandang gelar playboy, apa yang dia katakan memang benar. Seberapa kuatnya pendirian seorang wanita tetap akan goyah saat pria mulai bergerak. Ternyata Xiao Luo, istriku, juga tidak berbeda. Saatnya aku harus bergerak, aku memang harusnya bergerak dan tidak seharusnya aku hanya diam, batin Lu Yuchen.     

"Lu Yuchen, aku tidak tahu darimana kamu memiliki pemikiranmu ini, tapi aku sudah memberitahumu berkali-kali, aku dan dirimu… Tidak memiliki hubungan. Saat ini, kamu sedang menindasku karena aku sedang hilang ingatan? Orang yang tidak pengertian dan selalu meragukan segala hal, walaupun aku belum kehilangan ingatanku, maka hubungan kita juga tidak akan baik! Aku tidak mungkin menyukai pria sepertimu!"     

"Xiao Luo, kalau kamu ingin membuatku marah tidak semudah itu," kata Lu Yuchen sambil tertawa kecil, lalu dia meletakkan Tang Xinluo di atas meja. Sebelum wanita itu sempat melakukan apa pun, seluruh tubuhnya sudah ditekan ke meja olehnya.     

Tang Xinluo melihat wajah tampan Lu Yuchen yang semakin lama semakin mendekat ke arahnya. Dia hampir saja sudah mau menangis. Lalu, dia kembali bersuara, "Lu Yuchen, lepaskan aku…"     

"Tidak mau." Lu Yuchen menggelengkan kepalanya. Setelah itu, dia terus mendekatkan wajahnya dan lagi-lagi menggunakan ujung hidungnya yang mancung untuk menyentuh ujung hidung Tang Xinluo. "Xinluo, aku akan memberitahumu sebuah berita baik. Aku sama sekali tidak akan berdiskusi tentang pekerjaan denganmu, itu karena Witton Group adalah milikmu. Kalau bosnya ingin perusahaannya melakukan sesuatu, apa menurutmu masih perlu berdiskusi dengan bawahanmu? Kamu hanya perlu menjelaskan apa yang kamu mau, maka nanti mereka akan melakukan sesuai yang kamu inginkan."     

Tang Xinluo awalnya merasa gemetar karena sentuhan hidung Lu Yuchen di hidungnya, tapi saat dia mendengar perkataan itu, dia langsung kehilangan kemampuannya untuk berpikir. Lu Yuchen sendiri fokus melihat Tang Xinluo dengan senyum di wajahnya. Dia tidak bisa menahan dirinya dan langsung mencium bibir wanita itu. Saat ini, wanita itu tidak menggunakan produk bibir apa pun, tapi bibirnya terasa begitu lembut dan halus. Ciuman itu terus berlangsung dengan sentuhan lembut yang semakin lama menjadi semakin dalam.      

Sebuah perasaan yang indah membuat Lu Yuchen semakin tergerak. Xiao Luo akhirnya membiarkanku menciumnya, batinnya.     

Saat menyadari bahwa Tang Xinluo tertegun dan tidak bereaksi, Lu Yuchen kembali 'melangkah maju' dan menciumnya semakin dalam. Ciuman itu semakin lama menjadi semakin agresif, penuh dengan perasaan dan ingin memeluk seluruh tubuh istrinya dengan erat. Semakin lama, ciumannya semakin dalam dan agresif.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.