Waktu Bersamamu

‘Mawar Merah’ Bertemu dengan ‘Teratai Putih’ (3)



‘Mawar Merah’ Bertemu dengan ‘Teratai Putih’ (3)

0"Maaf Xinluo, aku tidak mempertimbangkan pemikiranmu," balas Diana. Dia berjalan, lalu memeluk Tang Xinluo. Benar, kenapa aku bisa memikirkan masalah perasaan sebagai hal yang sederhana? Dalam pertemanan saja, kalau terjadi pengkhianatan satu kali, tidak akan mudah untuk memperbaiki hubungan itu, terlebih lagi suami istri. Aku benar-benar terlalu naif, batinnya.     

"Sudahlah, aku tidak apa-apa… Aku tahu kamu melakukan ini untukku. Diana, kalau aku harus jujur, sebenarnya aku merasa sangat beruntung, di saat seperti ini aku bertemu denganmu."     

Tang Xinluo melanjutkan perkataannya dalam hati, kalau tidak ada Diana, mungkin aku tidak akan 'terlahir kembali'.     

"Xinluo sayang, kamu begitu sentimental, aku sangat terharu." Diana kemudian mencium pipi Tang Xinluo. "Tapi, sekarang kita harus keluar dulu dari sini karena waktu lima menit akan segera habis."     

Tang Xinluo menganggukkan kepalanya, lalu keluar dari ruangan itu bersama Diana. Dia tinggal di sana lebih lama. Diana menemaninya untuk mengambil hasil pemeriksaannya, lalu mengantarnya keluar dari sana.     

Saat hampir tiba di pintu utama, Tang Xinluo tiba-tiba teringat sesuatu. Dia pun bertanya, "Oh iya, kenapa kamu bisa mendapatkan data Gu Xuan'er di sini? Apa dia di Negara M juga berobat di pusat medis milik Reddington Group?"     

Saat teringat Diana yang menunjukkan data Gu Xuan'er, Tang Xinluo tentu saja berpikir bahwa ini adalah hal yang disediakan oleh Reddington Group, jadi dokter satu itu bisa mendapatkan datanya.     

"Ini… Bukan begitu, sebenarnya, Xinluo… Ada hal yang ingin aku katakan kepadamu, tapi…" Diana terlihat ragu-ragu, dia tidak tahu bagaimana harus menyampaikannya kepada Tang Xinluo. Apa aku harus mengatakan kepadanya kalau Gu Xuan'er… Pikirnya.     

"Tidak perlu mengatakannya." Tang Xinluo tiba-tiba bersikap dingin dan memotong perkataan Diana.     

Mendengar hal itu, Diana tertegun dan tiba-tiba dia memiliki sebuah firasat buruk. Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah yang dilihat oleh Tang Xinluo. Di koridor yang tidak jauh dari mereka, terlihat seorang wanita bertubuh kecil dan lemah bersama seorang pria bertubuh tinggi dan besar berjalan berdampingan. Pria itu kebetulan sedang mengangkat kepalanya dan melihat Tang Xinluo serta Diana yang ada di dekat pintu utama.     

Tubuh Lu Yuchen seketika tertegun dan dia mengerutkan alisnya. Satu detik kemudian, dia dengan tenang memalingkan pandangannya seolah tidak melihat kedua orang itu. Dia menundukkan kepalanya dan wajahnya terlihat hangat. Dia lalu mengusap rambut panjang wanita lemah itu dan memeluknya. Raut wajah wanita itu tidak terlihat terlalu baik. Wajahnya terlihat pucat, namun dia tampak senang dan bersandar di dalam pelukan Lu Yuchen.     

"Yuchen, aku tidak apa-apa, aku bisa jalan sendiri…" Setelah mengatakan itu, wajahnya yang sebelumnya terlihat sangat pucat menjadi sedikit merah karena merasa malu. "Di sini ada banyak orang, jangan seperti ini… Kamu harus kembali ke kantor, kan? Aku bisa kembali sendiri."     

Gu Xuan'er yang tengah bersandar di pelukan Lu Yuchen merasakan sorot mata dua wanita yang berdiri di depan pintu utama. Dia pun merasa bangga di dalam hatinya. Namun, dia masih tidak mengetahui bahwa salah satu dari wanita itu sedang mengandung dan wanita itu adalah orang yang sangat dia benci, Tang Xinluo.     

"Tidak apa-apa, aku akan mengantarmu kembali, baru pergi ke kantor," kata Lu Yuchen. Saat ini, dia benar-benar fokus kepada Gu Xuan'er, bahkan dia terlihat seolah tidak melihat keberadaan Tang Xinluo. Dia memeluk Gu Xuan'er, lalu berjalan melewati mereka berdua.     

Saat Lu Yuchen melewatinya dan hampir menyentuh pundaknya, Tang Xinluo memiringkan tubuhnya. Dia mengepalkan tangan kanannya dengan sangat erat hingga tangannya gemetar. Ternyata wanita lemah yang terlihat membutuhkan perlindungan itu adalah Gu Xuan'er, tidak heran dia begitu mencintai wanita itu. Bahkan aku yang seorang wanita, saat melihat keadaan Gu Xuan'er langsung memiliki perasaan kasihan dan ingin melindunginya, batinnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.