Waktu Bersamamu

Ingin Memberitahu Xinluo Kebenarannya



Ingin Memberitahu Xinluo Kebenarannya

0Penata rias itu dengan ahlinya memegang kuas dan menyapukannya pada leher dan tulang selangka Tang Xinluo dengan lembut. Kemudian, saat melihat jejak ciuman yang merah di leher wanita itu, Su Qing tanpa sadar mengulurkan lehernya, kemudian menyentuh lehernya sendiri. Saat ini, keadaan dada dan tulang selangkanya terlihat tidak jauh berbeda dengan leher dan tulang selangka Tang Xinluo. Jika saja lehernya tidak sedang terluka, maka dia yakin Qiao Mohan pasti akan meninggalkan jejak ciuman di sana juga. Sekarang, saat melihat tanda merah di leher sahabatnya, dia merasa tidak nyaman dan merapikan gaun malamnya.     

Saat Su Qing melakukan itu, penata rias sudah menyelesaikan riasan Tang Xinluo. Tang Xinluo pun menolehkan kepalanya dan langsung melihat Su Qing yang sedang berdiri tertegun sambil memegang lehernya sendiri.     

"Xiao Qing!" Saat Tang Xinluo melihat Su Qing, dia langsung bangkit berdiri. Gerakannya yang sangat tiba-tiba itu membuat orang-orang yang ada di sekitarnya terkejut dan langsung mengulurkan tangan untuk memegangi tubuhnya.     

"Xinluo… Hati-hati…" Su Qing dengan cepat menghampiri Tang Xinluo dan juga memegang tubuhnya. Dia juga langsung melihat ke arah perut wanita itu.     

Gaun malam berwarna putih dengan model pinggang yang tinggi itu menyembunyikan perut Tang Xinluo. Bagian bawah gaunnya yang sedikit mengembang tidak terlihat terlalu ketat, sehingga tidak akan mengganggu saat berjalan. Gaun malam itu membuatnya terlihat jauh lebih cantik dan elegan saat menggunakannya. Perancang busana itu sengaja menyiapkan gaun malam ini untuk Tang Xinluo yang akan menjadi seorang ibu.     

"Kamu tenang saja, aku tidak selemah itu." Tang Xinluo lalu menarik Su Qing untuk duduk di sampingnya. Dia tersenyum bahagia dan berkata, "Baguslah kamu sudah datang… Xiao Qing, kamu membuatku sangat khawatir."     

"Aku yang mengkhawatirkanmu! Xinluo, kamu tahu tidak suamimu…" Saat Su Qing belum menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dia berhenti bicara. Dia hampir saja lupa bahwa di ruangan ini masih ada banyak orang.     

"Xiao Qing, suamiku kenapa?"     

"Ehm… Xinluo…" Su Qing merasa ragu-ragu, dia tidak mengetahui apakah dirinya harus mengatakan masalah Gu Xuan'er kepada Tang Xinluo saat ini juga atau tidak. Tang Xinluo terlihat sangat bahagia, semuanya terlihat begitu indah dan sempurna. Kalau aku memberitahu masalah ini, apa itu akan menghancurkan kebahagiaannya? Pikirnya.     

"Kenapa? Kamu punya rahasia yang ingin kamu katakan kepadaku?" Tang Xinluo mendekatkan tubuhnya ke arah Su Qing dan mengatakan itu dengan suara bercanda. Dia bahkan tersenyum dan sama sekali tidak menyadari bahwa sahabatnya itu saat ini sedang merasa sangat dilema.     

"Xinluo, aku…" Su Qing melihat ke arah Tang Xinluo dan sorot matanya perlahan menjadi semakin serius. "Xinluo, aku ingin bertanya kepadamu. Kamu… Kamu dan Lu Yuchen, saat kamu bersama dengannya, apa kamu merasa bahagia?"     

Karena Tang Xinluo dan Su Qing sama-sama bicara dengan suara pelan, jelas sekali bahwa ada hal yang ingin mereka bicarakan. Para penata rambut dan penata rias di samping mereka sangat pintar, sehingga semuanya langsung menjauh dan memberikan ruang untuk mereka bicara berdua.     

Tang Xinluo tidak menyangka Su Qing bisa menanyakan hal ini. Dia pun tertegun, kemudian tersenyum dan berkata, "Xiao Qing, kamu sedang khawatir setelah aku menikah dengan Lu Yuchen, maka dia akan menindasku? Kamu tidak perlu khawatir tentang hal ini… Lihatlah…"      

Saat mengatakan itu, Tang Xinluo mengulurkan tangan kirinya dan menunjukkan sebuah cincin berlian berwarna merah muda yang ada di jari manisnya kepada Su Qing.     

"Besar sekali berlian itu, Lu Yuchen yang memberikannya kepadamu?"     

"Hmm…" Tang Xinluo menganggukkan kepalanya.     

"Xiao Qing, aku menunjukkan ini bukan karena ingin pamer seberapa mahal cincin ini. Aku ingin memberitahumu kalau kemarin malam Lu Yuchen melamarku dan dia memasangkan cincin ini secara langsung di tanganku." Tang Xinluo mengatakan itu sambil terus tersenyum dengan manis. Dia mengingat kembali saat-saat indah itu kemarin malam.     

"Kamu tahu, aku dan dia sudah menikah. Saat itu, aku dan Lu Qinghao baru saja bercerai, jadi sebenarnya aku menikah dengannya mungkin karena rasa dendam dalam hatiku. Saat itu, kami hanya melakukan hal ini untuk mendapatkan apa yang kami inginkan, jadi daripada pasangan suami istri kami lebih mirip seperti partner…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.