Waktu Bersamamu

Qiao Yinyin Bersikap Aneh



Qiao Yinyin Bersikap Aneh

0Qiao Mohan benar-benar terlahir sebagai pembuat masalah! Dia tampan dan berbakat, tapi dia licik dan merupakan musuh para wanita! Untung saja, sejak awal aku sudah mendengar dari Tang Xinluo kalau Qiao Moran dulu memiliki sejarah yang sangat 'hebat', dia terkenal sebagai pria yang akan jatuh cinta dalam tiga menit. Kalau dia mau aku bertanggung jawab, maka aku akan bertanggung jawab, lagi pula tidak sampai satu bulan lagi maka dia pasti akan mengubah incarannya menjadi wanita lain, pikir Su Qing dalam diam.     

"Ya sudah, aku mau ke atas dulu… kamu dan Nona Qiao masuk ke ruang perjamuan dulu saja." Su Qing menyapa Qiao Yinyin yang ada di belakang mereka. Dia tidak memedulikan Qiao Mohan lagi, lalu langsung ikut manajer hotel itu pergi.     

Setelah Su Qing berjalan jauh, Qiao Mohan baru menolehkan kepalanya melihat ke arah adiknya yang sejak tadi mengikutinya. Sorot mata nakal dan menggoda perlahan hilang dari matanya dan sorot matanya saat ini terlihat kebingungan.     

"Yinyin… kamu sedang memikirkan apa?" tanya Qiao Mohan sambil mengulurkan tangannya dan mengusap kepala adiknya itu.     

Di saat seperti ini, Qiao Yinyin yang biasanya pasti sudah tidak bisa diam dan memukul tangan Qiao Mohan, kemudian mengacak-acak rambutnya. Namun, saat ini dia malah mengangkat kepalanya dan melihat kakaknya itu dengan tertegun. Kedua matanya terlihat muram dan dengan cepat dia kembali menundukkan kepalanya kembali.     

"Tidak, aku tidak memikirkan apa-apa… Kemarin malam aku tidur sangat larut, jadi sekarang sedikit mengantuk…"     

"Oh begitu?" Qiao Mohan melihat Qiao Yinyin dengan tatapan yang semakin curiga. Dia kemudian terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, tiba-tiba dia tersenyum dan bertanya lagi, "Jangan bilang… kamu masih menyimpan rasa untuk Yuchen? Yinyin, aku beritahu ya, Yuchen tidak cocok untukmu dan kamu tidak cocok untuk Yuchen."     

"Kak, jangan bicara sembarangan, aku sudah tidak menyukai Kak Yuchen sejak lama!" Setelah dewasa, Qiao Yinyin jadi lebih memahami perasaan kagum dan obsesi yang dimiliki olehnya untuk Lu Yuchen saat masih kecil.     

"Kalau memang begitu, kenapa kamu terlihat lemas? Qiao Yinyin, katakan yang sebenarnya kepadaku," ujar Qiao Mohan sambil mendekatkan tubuhnya ke arah Qiao Yinyin, sehingga wajah tampannya tepat berada di depan wajah adiknya itu.     

Qiao Yinyin terkejut dan langsung melangkah mundur dua langkah. Dia lalu berkata, "Tidak… Kak, bisa tidak kamu tidak perlu melantur? Sekarang, daripada kamu mengkhawatirkanku, lebih baik kamu mengkhawatirkan pacar barumu itu!"     

Setelah itu, Qiao Yinyin melewati Qiao Mohan, kemudian berjalan masuk ke dalam hotel dengan kesal. Qiao Yinyin dan Qiao Mohan adalah orang yang dekat dengan Keluarga Lu, sehingga tanpa undangan, para manajer sudah mengenali mereka dan langsung mempersilakannya masuk.     

Setelah melihat Qiao Yinyin yang berjalan semakin menjauh, Qiao Mohan kembali memicingkan matanya. Qiao Yinyin, anak ini… Jelas sekali ada yang dia tutupi dariku. Dia bersikap aneh, sangat aneh, gumamnya dalam hati.     

Di sisi lain, Su Qing mengikuti manajer hotel sampai ke ruang istirahat lantai tiga.     

"Nona Su, Nyonya Muda ada di dalam sini, silakan tunggu sebentar," ujar manajer hotel itu. Dia mengantarkan Su Qing sampai ke depan pintu, kemudian mengetuk pintu ruangan tersebut. Setelah menunggu beberapa saat, orang yang berada di dalam membukakan pintu besar itu. Setelah manajer hotel bicara beberapa hal dengan pelayan wanita yang ada di dalam, dia langsung menyingkir dari depan pintu dan tidak berani melihat ke dalam ruang istirahat.     

Orang yang ada di dalam berdiri di depan Su Qing, kemudian berkata, "Nona Su, Nyonya Muda sudah menunggu Anda sejak tadi, silakan masuk."     

Setelah itu, pintu besar tersebut terbuka lebih lebar, sehingga Su Qing bisa melaluinya dan masuk ke dalam. Sesaat setelah memasuki ruang istirahat itu, matanya langsung berbinar melihat isi ruang yang ada di depannya. Ketiga sisi ruang istirahat penuh dengan cermin yang sangat besar. Tampak para pelayan yang sibuk memegang perhiasan dan gaun memenuhi ruangan itu. Di dalam ruangan yang luasnya 100 meter persegi itu, Tang Xinluo terlihat sedang duduk santai di sebuah kursi empuk yang indah. Di bawah masing-masing tangannya ada sebuah bantal dan di belakang punggungnya ada dua buah bantal lagi. Dia sedang mengangkat kepalanya dan terlihat tenang dirias oleh para penata rias.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.