Waktu Bersamamu

Cincin Berlian untuk Melamar



Cincin Berlian untuk Melamar

0Tang Xinluo tidak bisa menyangkal bahwa hal ini adalah mimpi semua perempuan. Seorang pria yang mereka cintai berlutut di depan mereka, kemudian secara langsung memasangkan sebuah cincin yang melambangkan pernikahan di jari manisnya. Dia sudah melewati dua pernikahan, tapi dia tidak pernah mengalami rasanya dilamar.     

Lu Yuchen memeluk Tang Xinluo dengan perasaannya yang begitu antusias. Tangannya yang besar berada di pinggul wanita itu dan dia membiarkannya bersandar di dalam pelukannya. Kemudian, tangannya yang lain memegang cincin yang ada di jari manis tangan kiri wanita itu.     

"Kamu menyukai kejutan ini?" tanya Lu Yuchen sambil menundukkan kepalanya dan melihat Tang Xinluo dengan tatapan penuh rasa cinta.     

Tang Xinluo menganggukkan kepalanya dan dengan lembut berkata, "Suka… Aku sangat menyukainya…"     

Walaupun sudah sering melihat cara melamar seperti ini di acara serial televisi dan sudah sangat kuno, tapi Tang Xinluo tetap merasa sangat terharu dan senang.     

"Baguslah kalau kamu menyukainya," kata Lu Yuchen yang kemudian mencium rambut Tang Xinluo dengan lembut. Setelah itu, dia berkata lagi, "Xiao Luo, aku tahu pernikahan kita awalnya dimulai dengan sebuah bisnis, kamu pasti sangat terganggu dengan awal hubungan kita yang seperti itu."     

"Aku…" Tang Xinluo ingin mengatakan bahwa dirinya memahami itu dan sama sekali tidak terganggu atau pun keberatan. Namun, dia tidak bisa mengatakan hal yang bertentangan dengan perasaannya yang sebenarnya.     

"Tidak apa-apa, aku memahaminya…" Lu Yuchen kembali melihat ke arah Tang Xinluo, lalu dia tersenyum kecil. "Karena itu, aku ingin memberimu sebuah lamaran yang resmi seperti saat ini. Xiao Luo, aku ingin kamu mengerti bahwa aku, Lu Yuchen, menikah denganmu karena aku menyukaimu. Kamu adalah istriku dan selamanya akan menjadi Nyonya Lu."     

Setelah mengatakan itu, Lu Yuchen mengangkat tangan kiri Tang Xinluo, lalu mencium cincin berlian yang tersemat di sana dengan lembut. Tang Xinluo sendiri terus melihatnya, hingga akhirnya Lu Yuchen mencium cincin di jari manisnya itu. Cincin itu merupakan berlian berwarna merah muda yang berbentuk hati. Berlian berwarna merah muda yang besar itu memantulkan cahaya lampu dan terlihat seolah bersinar. Di dalam kepalanya, tiba-tiba muncul sebuah berita yang pernah dia lihat sebelumnya.     

Dalam sekejap Tang Xinluo langsung membelalakkan matanya dan tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya, "Berlian merah muda ini adalah berlian yang terjual di acara pelelangan di Jenewa yang harganya…"     

"Benar…" Lu Yuchen mengatakan itu dengan suara yang pelan dan santai. "Tapi, semahal apa pun harga berlian ini, tidak akan cukup untuk mengukur posisi Nyonya Lu di hatiku. Aku membeli berlian merah muda ini dan menggunakannya sebagai cincin untuk melamarmu hanya karena nama berlian ini sangat cocok denganmu."     

"Cocok denganku?"     

"Hm… Only Love."     

"Only Love…" Tang Xinluo mengulangi nama berlian yang disebutkan oleh Lu Yuchen. "Cinta satu-satunya?"     

"Iya, cinta satu-satunya. Xiao Luo, entah kelak apa yang terjadi di antara kita, kamu hanya perlu ingat bahwa kamu selamanya adalah cinta satu-satunya bagiku."     

Lu Yuchen membungkukkan tubuhnya, kemudian mengangkat dagu Tang Xinluo. Dia mencium bibir Tang Xinluo yang gemetar dengan penuh cinta dan lembut. Lidah mereka berdua saling bersentuhan, sehingga membuat rasa cheesecake serta anggur merah bercampur dan melekat di dalam mulut keduanya.     

Dari ruang makan hingga ke kamar tidur, semuanya berjalan begitu lancar dan alami. Kemarin malam, mereka sudah sepakat untuk melakukan hal itu dalam seminggu sekali, tapi saat seperti ini, mereka berdua sudah tidak memikirkan hal itu sama sekali. Sebuah perasaan yang tidak terbendung, perasaan cinta yang begitu mendalam bagi satu sama lain membuat malam ini terasa begitu manis dan indah.     

Saat Tang Xinluo berbaring di bawah tubuh Lu Yuchen, dia hanya bisa mendengar suara pria itu yang pelan dan berat berbunyi di samping telinganya dengan lembut, "Xiao Luo, aku mencintaimu…"     

Di saat yang sama, ponsel Tang Xinluo yang ada di ruang tamu tidak berhenti bergetar. Saat layar ponselnya menyala terang, terlihat nama Su Qing. Rupanya, telepon tersebut berasal dari Su Qing.     

"Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya?!" Su Qing dengan kesal menutup teleponnya.     

Qiao Mohan yang duduk di sampingnya dengan hati-hati mendekat ke arah Su Qing dan berkata, "Sayang, apa kamu benar-benar akan mengatakan kepada kakak ipar tentang si teratai putih?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.