Waktu Bersamamu

Cara Melamar yang Sangat Kuno



Cara Melamar yang Sangat Kuno

Walaupun Lu Yuchen begitu memanjakan dirinya, tapi Tang Xinluo sangat paham bahwa semasa kehamilan, tidak baik jika dia makan banyak makanan yang manis. Entah itu untuk dirinya ataupun untuk anak yang ada di dalam kandungannya. Tapi entah kenapa, hari ini dia hanya merasa senang dan saat merasa senang, dia sangat ingin makan makanan yang manis.     

Lu Yuchen menyangga wajahnya dengan satu tangan, kemudian menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hmm… Makanlah pelan-pelan."     

Lu Yuchen tersenyum penuh kasih sayang dan matanya begitu fokus melihat wajah Tang Xinluo. Sementara Tang Xinluo melihat cheesecake yang kecil dan panjang di depannya, dia merasa ada sedikit yang aneh dengan kue itu. Dia tidak mengerti kenapa Lu Yuchen menyuruhnya untuk makan cheesecake sekecil itu dengan pelan-pelan. Apa dia takut aku akan tersedak? Batinnya.      

Entah apakah ini adalah indra seorang perempuan ataukah ini hanya firasatnya saja, tapi saat ini Tang Xinluo merasa seperti ada sesuatu yang meremas jantungnya dengan erat. Namun, sesaat kemudian tiba-tiba remasan itu terlepas dan membuatnya merasa lega. Perasaannya saat ini terus naik dan turun. Kemudian, karena firasat yang dimilikinya, dia tiba-tiba mengangkat sendoknya dan menusukkannya beberapa kali ke tengah cheesecake itu. Sendok metal yang dia pegang jelas sekali membentur sesuatu yang keras.     

Lu Yuchen melihat setiap gerakan yang dilakukan oleh Tang Xiluo. Dia tidak menahannya dan juga tidak mengatakan apa pun. Bola matanya yang berwarna hitam hanya terus melihat wanita itu dengan sorot mata yang lembut dan hangat.     

Tang Xinluo tertegun untuk beberapa saat. Dia seolah tidak berani percaya bahwa firasatnya benar. Tiba-tiba, dia mengangkat kepalanya dan bertukar pandang dengan Lu Yuchen. Dia melihat pria itu dengan sangat serius.     

"Kamu…" Saat Tang Xinluo membuka mulutnya, dia tiba-tiba merasa seperti ada sebuah benda yang menjanggal tenggorokannya hingga membuatnya tidak bisa mengatakan apa pun. Lu Yuchen, jangan katakan kamu melakukan sesuatu yang aku bayangkan?! Itu… Benar-benar cara yang sangat kuno! Kamu meletakkan cincin di dalam sini, lalu menungguku memakannya dan dengan terkejut mengeluarkan cincin itu, lalu kamu melamarku? Tapi kami kan jelas-jelas sudah menikah beberapa bulan, jadi Lu Yuchen tidak akan melakukan hal seperti itu, kan? Batinnya.     

"Kenapa tidak mau makan lagi?" Lu Yuchen yang selama ini diam saja tiba-tiba membuka mulutnya dan bertanya dengan suara serak.     

"Aku…" Pemikiran Tang Xinluo terhenti sesaat mendengar pertanyaan itu. Bulu matanya yang lentik bergerak beberapa kali karena dia mengedip-ngedipkan matanya. Kemudian, matanya terlihat sedikit berair.     

"Hm? Tidak sesuai dengan seleramu?" tanya Lu Yuchen dengan mengumpulkan keberaniannya. "Makanlah satu suap lagi, kamu pasti akan menyukai rasanya."     

Melihat senyuman Lu Yuchen yang begitu hangat dan penuh kasih sayang, membuat perasaan Tang Xinluo tiba-tiba merasa sedih dan matanya begitu merah Dia memegang sendok kecil, kemudian memotong cheesecake yang ada di depannya beberapa kali. Dan ternyata semuanya seperti yang dia bayangkan. Terlihat sebuah cincin dengan berlian berwarna merah muda yang dibungkus dengan plastik bening berada di tengah piring.     

"Kamu… kamu benar-benar…" Tang Xinluo menggelengkan kepalanya sambil melihat ke arah Lu Yuchen yang duduk di seberangnya dengan tatapan tidak percaya. Jelas sekali ini adalah cara melamar yang sangat kuno, tapi walaupun begitu, dia tetap tidak bisa menahan air matanya.     

"Lu Yuchen…"     

Namun, sebelum Tang Xinluo menyelesaikan perkataannya, suara yang sangat keras tiba-tiba terdengar dari luar jendela. Suara kembang api terdengar terus menerus dari luar jendela dan memenuhi langit malam kota yang gelap. Kembang api itu membuat langit menjadi terlihat begitu indah. Tapi ini ada di tengah kota, bagaimana mungkin bisa ada kembang api.     

Kembang api yang ada di luar jendela itu benar-benar menarik perhatian Tang Xinluo. Kembang api dengan berbagai warna melesat ke atas langit dan memenuhi langit malam, kemudian membentuk empat kata, yakni 'Xiao Luo Menikahlah Denganku'.     

Saat melihat itu, Tang Xinluo sama sekali tidak bisa menahan rasa bahagia yang dia rasakan. Dia menutup mulutnya dan mata buah persiknya yang indah itu terbelalak. Dia benar-benar tidak ingin melewatkan empat kata yang masih bersinar dengan jelas di tengah langit malam itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.