Waktu Bersamamu

Kekasih, Aku adalah Kekasihmu



Kekasih, Aku adalah Kekasihmu

0Tapi, Qiao Mohan tidak memiliki waktu untuk memikirkan soal hal itu. Dia sekarang hanya ingin menaklukan Su Qing dengan kemampuannya. Dia menginginkan wanita ini, menginginkannya, sangat sangat menginginkannya. Dia tidak ingin membiarkan wanita ini lari. Dia juga tidak ingin meninggalkan wanita itu selamanya. Lebih baik lagi jika dia bisa membuatnya mengandung anaknya agar dia langsung mengandung benihnya, sehingga tidak bisa meninggalkan dirinya.     

"Ehm… Jangan… Qiao Mohan… Hentikan…" Suara Su Qing keluar dari mulutnya dengan tersengal-sengal. Namun, Qiao Mohan malah seolah tidak mendengarnya. Tidak hanya gerakannya semakin besar, namun gerakan beradunya juga semakin cepat. Suara kedua tubuh yang saling beradu pun terdengar sangat keras dan intens.      

Entah sudah berlalu berapa lama mereka melakukannya. Saat Su Qing sudah tidak memiliki tenaga lagi, dan pinggangnya seperti sudah mau putus, pria di belakangnya akhirnya baru menghentikan gerakannya. Su Qing pun mengembuskan napas lega. Huh, akhirnya berakhir juga, batinnya.     

Namun, sedetik kemudian, gerakan Qiao Mohan malah membuat harapan Su Qing hilang begitu saja. Dia membalikkan tubuh wanita yang berlutut di atas ranjang itu. Dia seolah tidak mengizinkannya menormalkan napas. Dia mengangkat kedua kaki wanita itu lagi dan meletakkannya di lengannya.     

"Qiao Mohan, kamu tidak bisa…" Su Qing merasa ketakutan, dia ingin mundur, tapi kedua kakinya sudah dicengkram kuat oleh Qiao Mohan.     

"Kucing liar kecil… Semalam kamu sudah menggagahiku berapa kali, sekarang aku akan membalasnya semua." Selesai bicara, Qiao Mohan mencengkeram paha putih salju Su Qing dengan kuat. Sekali lagi, dia menegakkan pinggang, namun hanya bagian bawahnya saja yang belum masuk.     

"Ugh… Jangan… Qiao Mohan, jangan…" Tubuh Su Qing yang tidak sampai beberapa detik beristirahat benar-benar tidak kuat untuk menghadapi keganasan Qiao Mohan. "Iya, ha… Keluar kamu! Qiao Mohan… Keluar…!"     

Semakin Su Qing melawan, pria yang sedang menungganginya di atas tubuhnya semakin tidak ingin pergi. Qiao Mohan menginginkannya. Gairah di dalam tubuhnya sekarang sedang berteriak dengan keras bahwa dia menginginkan wanita itu. Dia terus bergerak beradu dengan tubuh wanita yang ada di bawahnya. Akhirnya, semua gairahnya yang membara terlepas ke dalam tubuh Su Qing.      

Setelah tiga kali melakukannya, Su Qing sudah lemas tidak bertenaga sama sekali. Dia bahkan tidak memiliki tenaga untuk mengangkat tangannya. Namun, pria yang membenamkan diri di dadanya itu masih terus membajak dirinya tanpa lelah.     

"Qiao Mo… Qiao Mohan, jangan… Ugh, aku… Lepaskan aku…"     

"Tidak mau, bukannya kamu yang bilang mau menjadi friend with benefit denganku? Kalau tidak melakukannya sampai aku puas, mana bisa disebut friend with benefit," ujar Qiao Mohan. Dia seolah tidak memedulikan Su Qing, di dalam matanya tampak gairah yang membara bagai siluman.     

Jika ada obat penyesalan di dunia ini, Su Qing pasti rela mengeluarkan hartanya untuk membelinya. Dia benar-benar tidak seharusnya menyebut 'friend with benefit'. Entah kenapa kata-kata ini memicu Qiao Mohan sampai jadi seperti sekarang ini.     

"Qiao Mohan… Lepaskan aku. Jangan melakukannya lagi… Aku benar-benar sudah tidak tahan…"     

"Baiklah, kalau kamu adalah kekasihku, mungkin saja aku masih akan mengasihanimu… Tapi kalau kamu hanya friend with benefit, maaf sekali, kamu terpaksa harus melakukannya sampai aku puas." Sambil bicara, pinggul sempit Qiao Mohan masih terus bergerak. Setiap kali bergerak, dia masuk dengan sangat dalam.     

"Iya… Baik… Kekasih, aku adalah kekasihmu. Kamu… Cepat lepaskan aku, aku sudah tidak tahan!" Su Qing tampak sangat menyedihkan karena masih belum sering melakukannya. Tubuhnya sangat sensitif, jadi entah bagaimana dia bisa tahan siksaan berat dari Qiao Mohan.     

"Baik, kekasih…" ucap Qiao Mohan, lalu mendaratkan kecupan sayang di sisi bibir Su Qing. "Kamu harus mengingat perkataanmu sendiri ya. Kalau kamu menyesalinya, aku akan menangkapmu kembali dan menyiksamu sampai kamu tidak bisa turun dari ranjang sebulan."     

Su Qing kali ini baru benar-benar mengerti, setinggi apa pun kemampuan bela dirinya, tapi dia tetap tidak bisa menahan sentuhan Qiao Mohan yang langsung membuat tubuhnya lemas dalam sekali sentuhan. Dia pun mengangguk dengan menyedihkan, bahkan terlihat ada setitik air mata di sudut matanya.     

Melihat hal ini, Qiao Mohan langsung mencium sudut matanya itu dan melambatkan gerakannya. Beberapa saat kemudian, dengan rintihan Su Qing, akhirnya dia mengeluarkan semuanya di dalam tubuh wanita itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.