Waktu Bersamamu

Mempermainkan Qiao Yinyin



Mempermainkan Qiao Yinyin

0"Aku tahu, hanya saja Paman Zhong tidak perlu mengkhawatirkan hal ini, aku akan mencari akal untuk menciptakan kesempatan bagi kalian. Kalau Paman Zhong merasa cara ini bisa dijalankan, tunggu aku selesai mengaturnya dan aku akan memberitahumu."     

Paman Zhong menatap wanita muda di hadapannya dengan seksama. Dia hanya melihat keseriusan di wajahnya, tidak seperti sedang bercanda. Teringat akan Nyonya Besar yang berjuang sendirian di Keluarga Shen, dia juga tidak ragu lagi. Mungkin saja, cucu perempuan yang tidak pernah menunjukkan apa pun ini kelak benar-benar bisa membantu Nyonya Besar. Kalau begitu, tidak ada salahnya menurutinya sekali saja.     

"Baiklah, ini adalah kartu namaku, simpan baik-baik." Paman Zhong memberikan kartu nama yang bertuliskan nomor teleponnya. "Setelah kamu yakin bisa membantu orang-orang kita menyusup ke jamuan, hubungi aku."     

Percakapan dua orang itu akhirnya selesai begitu saja. Bahkan, Shen Wan sejak awal sampai akhir tidak mengetahui putrinya menemui Paman Zhong.     

Malamnya, saat tidak ada orang lain di kamarnya, Gu Xuan'er mengambil ponsel dan menghubungi sebuah nomor. Telepon pertama, dia menghubungi Song Xiulan.      

Sebenarnya, Song Xiulan juga tidak begitu menyukainya. Tapi karena dia tidak tahan melihat Tang Xinluo, dia akhirnya memihak pada Gu Xuan'er. Apalagi setelah dia nyaris membuat Tang Xinluo keguguran, dia semakin ingin menarik wanita itu turun dari posisi Nyonya Lu. Sebagai bibi dari Lu Yuchen, sebenarnya mudah bagi dirinya untuk membawa masuk satu dua pengawal ke dalam jamuan.     

Benar saja, setelah Gu Xuan'er mengungkapkan maksudnya, Song Xiulan dengan mudahnya menurutinya Dia bahkan tidak bertanya alasan kenapa Gu Xuan'er mau menyusupkan orang ke dalam jamuan tersebut. Dia seolah senang melihat orang lain susah. Dia juga mengira kalau Gu Xuan'er tidak tahan dengan semua ini dan ingin menciptakan keributan di jamuan tersebut.     

Sedangkan telepon kedua, Gu Xuan'er menghubungi Qiao Yinyin.     

"Kak Xuan'er, ini… Sepertinya kurang baik? Lagi pula, sekarang Kak Yuchen sudah menikah dengan Tang Xinluo. Selain itu, aku dengar mereka sedang menantikan kelahiran anak mereka… Ini…" Suara Qiao Yinyin terdengar ragu di dalam telepon.     

"Aku tahu…" Gu Xuan'er menghela napas dan mulai terisak pelan. "Yinyin, aku tahu mereka sudah bersama… Aku, aku juga tidak punya maksud lain. Aku hanya ingin bertemu langsung dengan istrinya. Kamu tahu aku tidak bisa kembali ke Kota A, aku hanya ingin melihat tampangnya di dalam video dan berbincang dengannya sebentar… Beritahu dia kalau aku adalah seorang teman yang ingin mendoakan dia dan Lu Yuchen saja."     

"Ini…" Qiao Yinyin yang mendengar suara tangis Gu Xuan'er merasa semakin resah. Sebenarnya, permintaannya itu tidak sulit. Sebagai wanita, dia bisa memahami kenapa Gu Xuan'er berbuat seperti itu. Orang yang disukainya akan menikah dengan wanita lain, dia bahkan tidak memiliki harapan terakhir, sehingga dia hanya ingin tahu sebenarnya dia kalah dengan wanita seperti apa. Gu Xuan'er menyuruhnya membawa Tang Xinluo ke ruangan sepi dan melakukan panggilan video dengannya.      

Wanita itu ingin menggunakan statusnya sebagai teman untuk menyampaikan doa dan melihat Tang Xinluo sendiri. Asal Gu Xuan'er tidak sembarangan bicara, permintaan ini sebenarnya juga tidak berlebihan.     

"Yinyin, maafkan aku… Aku menyusahkanmu. Kalau ini memberatkanmu, sudahlah…" ujar Gu Xuan'er. "Semuanya salahku sendiri, tubuhku terlalu lemah. Kalau setahun yang lalu saat di New York aku melakukan operasi lebih awal, mungkin saja sekarang aku sudah sembuh dan bisa ke sana sendiri…"     

"Kamu… Kak Xuan'er… Jangan berkata seperti ini!" ucap Qiao Yinyin. Mendengar Gu Xuan'er mengungkit kejadian di New York setahun yang lalu, dia tidak kuasa meninggikan suaranya. "Saat di New York, kalau bukan karena aku marah denganmu, kamu juga tidak akan… Kak Xuan'er, aku… Baiklah, tenang saja, aku pasti akan membuatmu melihat Tang Xinluo!"     

Qiao Yinyin masih ingat apa yang terjadi di New York. Jika bukan karena dia membuat onar, dia tidak mungkin membuat Gu Xuan'er kehilangan jantung yang sesuai untuknya. Walaupun dirinya kasar dan egois, tapi dia tidak pernah berpikiran untuk mencelakai orang lain. Kejadian itu benar-benar membuatnya menyesal cukup lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.