Waktu Bersamamu

Selamanya, Tidak Akan Lupa…



Selamanya, Tidak Akan Lupa…

0"Tuan…" Bibi Zhang menghampirinya dan ingin menyapa. Namun, belum sempat melanjutkan, Lu Yuchen sudah memberikan tatapan peringatan dengan meliriknya. Dirinya yang ketakutan pun menghentikan suaranya, dia mengetahui bahwa isyarat itu menandakan Lu Yuchen tidak mengizinkannya membangunkan Tang Xinluo.     

Dengan tanpa suara, Lu Yuchen menunjuk ruang makan. Bibi Zhang pun mengerti dan segera menganggukkan kepala. Wanita tua itu segera terburu-buru ke dapur bersama dengan pelayan lainnya untuk menyiapkan makanan. Sedangkan Lu Yuchen langsung menggendong istrinya ke ruang makan. Dia duduk terlebih dahulu tanpa membiarkan Tang Xinluo duduk sendiri. Lalu, dia meletakkan istrinya di atas pangkuannya.     

Setelah semuanya selesai, Tang Xinluo kembali mengingat apa yang terjadi di ruang makan. Dia tidak tahan untuk menutup wajahnya dan rasanya ingin masuk ke dalam lubang saja. Bagaimanapun juga, dia tidak menyangka jika dirinya bisa disuapi oleh Lu Yuchen dalam kondisi setengah sadar seperti anak kecil di depan Bibi Zhang dan pelayan lainnya. Uh, menyebalkan! Batinnya.     

Saat bangun, Tang Xinluo memberontak ingin turun dari pangkuannya. Tapi, Lu Yuchen tidak memedulikannya dan tetap menahannya di dalam pelukan. Ini benar-benar memalukan! Pikirnya lagi.     

Selesai sarapan, kedua orang itu masuk ke ruang kerja. Sekarang, Tang Xinluo sedang setengah bersandar di sofa sambil menutupi wajahnya dengan frustasi. Sedangkan Lu Yuchen di sisi satunya sedang membaca dokumen dengan wajah normal seperti biasanya.      

Tidak bisa, aku tidak bisa tinggal di sini terus! Kata Tang Xinluo dalam hati. Dia pun tiba-tiba berdiri berniat ingin keluar. Siapa sangka, baru saja dia bergerak, Lu Yuchen yang terlihat seperti sedang serius membaca dokumen dan tidak memperhatikannya, saat ini malah menariknya.     

"Mau ke mana, hmm?" tanya Lu Yuchen sambil mengecup rambut Tang Xinluo dan dengan lembut mendudukannya di pangkuannya.     

"Aku… Aku hari ini harus pergi ke lokasi syuting…"     

Mendengar itu, Lu Yuchen mengerutkan kening, namun dia tidak melarangnya. Hanya saja, kedua tangan yang memeluknya sama sekali tidak melonggar.     

Tang Xinluo sepertinya memahami hal ini. Dia pun mengangkat wajahnya dan mengedipkan mata, lalu mengecup bibir Lu Yuchen. Ciuman ini terasa manis dan lengkap dengan aroma khas dirinya. Wajah pria itu pun akhirnya tampak menjadi lebih baik.     

"Ayolah, biarkan aku pergi…" rayu Tang Xinluo sambil memiringkan kepala dan menatap Lu Yuchen dengan wajah memelas. Mata persiknya yang indah tampak bercahaya.     

"Sayang, menurutlah biarkan aku memelukmu dulu…" Lu Yuchen memegang pinggang Tang Xinluo di dalam pelukannya dengan tangannya yang besar dan memeluk wanita mungil itu semakin erat.     

"Ehm… Tidak bisa, aku sudah hampir terlambat…" ujar Tang Xinluo dengan lembut dan sedikit takut. Dia menatap Lu Yuchen dengan mata persik yang terlihat memelas, sorot matanya terlihat meminta ampun.     

Aih… Lu Yuchen menghela napas. Apa boleh buat, menghadapi sikap manis dari Tang Xinluo, dia tidak bisa menunjukkan tampang galak untuk menakut-nakutinya. Dia mengecup wajahnya dan berkata, "Pergilah, malam ini aku akan menjemputmu di lokasi syuting. Besok malam adalah hari jamuan kita, jadi malam ini aku akan membawamu tidur di hotel."     

Tang Xinluo tidak mengerti kenapa mereka harus bermalam di hotel sementara jamuannya baru besok malam. Namun setelah berpikir, mungkin agar lebih leluasa saja. Dia pun tidak bertanya lagi. Melihat suaminya mengizinkannya pergi, dia mengecup wajahnya lagi dan segera turun dari pangkuan pria itu.     

Lu Yuchen pun dengan penuh perhatian merapikan baju Tang Xinluo dan memberikan syal padanya.     

Uhuk… Melihat syal itu, sudut bibir Tang Xinluo bergetar. Dia benar-benar tidak berdaya menghadapi pria pencemburu ini. Dia tidak menyangka suaminya ini memberikan syal baru lagi. Dia pun berdiri dengan pasrah dan membiarkan Lu Yuchen membantunya memakai syal.     

Namun, Lu Yuchen sepertinya masih tidak rela melepaskannya. Dia kembali memeluk Tang Xinluo dan menciumnya dengan kuat. Kemudian, dua baru akhirnya melepaskan wanita yang diciumnya sampai nyaris pusing itu. Dia lalu berkata, "Biarkan Lu Qi mengantarmu ke lokasi syuting dan bawa lebih banyak orang. Sampai di sana, kamu juga tidak boleh melepas syal ini ya."     

"Baiklah, aku tidak akan melepaskannya." Tang Xinluo menjawab sedikit terpaksa. Selesai berbicara, dia menjijitkan kakinya dan mengecup bibir Lu Yuchen lagi.     

"Uh… Malam ini, aku akan menunggumu!"     

Tanpa menunggu reaksi Lu Yuchen, Tang Xinluo tersenyum kecil dan keluar dari ruang kerja. Lu Yuchen sendiri tiba-tiba merasa pelukannya kosong. Dia meraba sudut bibirnya yang tadi dikecup oleh istrinya, sorot matanya pun terlihat menjadi sangat lembut. Perasaan saat ada Xiaoluo di sisinya benar-benar terasa nyaman. Dia duduk di sofa dan menyandarkan kepalanya ke sana, lalu menghela napas. Dia mencoba mengingat-ngingat perasaan ini. Dia berharap selamanya dia tidak akan melupakannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.