Waktu Bersamamu

Kemarahan Sang Idola



Kemarahan Sang Idola

0"Anak baik, ayo kita pulang. Aku sudah sangat merindukanmu," ujar Lu Yuchen. Dia mengecup lembut bibir Tang Xinluo, kemudian melangkah keluar ruangan pesta tersebut.      

Seketika, belasan pengawal berbaju hitam mengelilingi keduanya.Lu Qi yang berwajah dingin membawa para bawahannya ikut di belakang mereka dan pergi begitu saja dengan penuh wibawa. Sekarang, para tamu undangan di dalam klub tersebut baru sadar bahwa ternyata tadi ada begitu banyak pria berbaju hitam bersembunyi dalam kegelapan.     

"Orang itu… Siapa dia sebenarnya… Kenapa dia…"     

Semua orang melihat sosok belakang Lu Yuchen, mereka menunjukkan wajah terkejut.     

***     

Setelah terjadi kekacauan tadi, musik kembali berbunyi, suasana di dalam ruangan pesta itu pun dengan cepat kembali memanas. Para wanita cantik yang muda dan berpakaian mewah, serta para pria muda yang wajahnya juga menawan sedang minum anggur, berdansa dan bergembira bersama.     

Saat ini, Yue Ze sudah pergi ke sudut ruangan yang tidak ada orang di sana. Dia bersandar seorang diri di dinding. Tangannya tampak memegang gelas anggur, dia lalu perlahan meminumnya dengan terlihat sangat kesepian.     

"Aih, sang idola terlihat sangat menyedihkan… Aku sekarang baru tahu, ungkapan perasaannya di depan umum waktu itu bukan sekedar untuk mencari sensasi. Para media masih juga berkata kalau rehatnya dia dari dunia hiburan adalah untuk menikah, tapi aku rasa… dia benar-benar terluka!"     

"Benar, pantas saja dia berkata kalau dia sedang mengejar Tang Xinluo. Nona Tang itu benar-benar beruntung… Pria tampan tadi benar-benar sangat gentleman!"     

"Benar, ciuman yang mereka lakukan tadi benar-benar terlalu membuat iri para jomblo! Lihatlah tampang Yue Ze, benar-benar terlihat sangat kesepian."     

"Eh, bagaimana kalau kamu pergi ke sana untuk menghiburnya? Sekarang adalah kesempatan bagus…"     

Setelah minum alkohol, gadis muda yang cantik pasti menjadi lebih berani. Dengan dorongan teman-temannya, dia benar-benar membawa segelas sampanye dan berjalan ke arah Yue Ze yang sedang berdiri seorang diri di sudut ruangan.     

"Hai, Yue Ze…" Gadis itu berjalan ke sisi Yue Ze dan mulai membuka pembicaraan. Dia bisa seberani itu, selain karena merasa itu adalah kesempatan baik baginya, terlebih karena semua orang di dunia hiburan mengetahui bahwa Yue Ze sangat hangat, elegan dan juga sangat sopan. Walaupun menolak orang, pria itu juga tidak mungkin sampai mempermalukan seorang gadis. Menggoda Yue Ze pasti sangat aman, jadi ini pilihan yang paling tidak perlu takut untuk ditolak.      

Hanya saja, kali ini…     

Yue Ze melihat seorang gadis muda yang cantik menghampirinya. Gadis itu memakai riasan modern yang cantik, bentuk tubuhnya juga indah dan matanya berhiaskan eyeliner dengan model ekor yang naik, terlihat sangat menggoda. Hanya saja, riasan mata seperti ini membuatnya seolah melihat sepasang mata persik yang menarik perhatian orang, namun juga sangat menyebalkan itu. Perasaan yang tidak karuan sekilas terlihat dari kedua mata birunya.     

Prangg!     

Terdengar suara kaca jatuh di lantai. Suara pecahan kaca itu rupanya berasal dari sudut di mana Yue Ze berdiri.     

"Arghhh…" Suara teriakan seorang gadis nyaris tidak tertahankan. Bagaimanapun juga, dia tidak menyangka bahwa Yue Ze langsung melempar gelas yang dibawanya sampai terjatuh ke lantai tanpa bicara apa pun saat dia menghampirinya untuk menggodanya.     

"Yue…" Gadis muda itu ketakutan dan ingin berbicara sesuatu.     

Namun, Yue Ze malah mengangkat ujung bibirnya dan memperlihatkan wajah tertawa sinis di depan banyak orang untuk pertama kalinya. Biasanya, dia selalu menunjukkan wajah hangat dan elegan di depan semua orang.     

"Lain kali, kalau mau menggoda ingat-ingat untuk mengganti gaya riasanmu. Aku paling benci dengan mata persik…" tutur Yue Ze. Selesai bicara, tanpa menoleh, dia berjalan keluar dari klub dengan dinginnya.     

"Ini… Itu tadi benar-benar Yue Ze?     

"Tidak mungkin, aku tidak pernah melihat sorot mata Yue Ze yang seperti itu, sangat dingin… dan menakutkan…"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.