Waktu Bersamamu

Pamer Kemesraan, Menyiksa yang Lajang!



Pamer Kemesraan, Menyiksa yang Lajang!

0Kedua orang itu berciuman sampai lupa daratan. Sampai-sampai, kini terdengar beberapa suara batuk ringan di sekelilingnya dan akhirnya menarik fokus Tang Xinluo kembali ke kenyataan. Dia mendengar suara batuk Qiao Mohan dan tidak segan menepuk punggung Lu Yuchen untuk memberi isyarat agar suaminya itu berhenti.     

Namun, Lu Yuchen yang sudah pergi selama dua hari, saat ini hanya ingin merengkuh wanita di dalam pelukannya itu, menciumnya dan bercinta dengannya sekuat tenaga. Dia ingin menciumnya sampai sesak napas dan mencumbunya sampai wanita itu tidak bisa turun dari ranjang. Dia sama sekali tidak mau memedulikan orang lain.     

Tang Xinluo melihat Lu Yuchen yang acuh tak acuh dan masih terus mencium bibirnya. Dia tidak tahan untuk mengulurkan tangannya dan menepuk-nepuk suaminya itu. Kali ini, dia menepuk dada kerasnya dengan sedikit kuat. Hasilnya…     

Ugh, sakit sekali! Batin Tang Xinluo yang mengerutkan kening karena kesakitan.     

Lu Yuchen akhirnya berhenti dan mengecup lembut bibir Tang Xinluo yang merah.     

"Bodoh, lain kali jangan sekuat itu. Aku bisa sedih melihatmu kesakitan," kata Lu Yuchen. Selesai bicara, dia menarik tangan kanan Tang Xinluo dan meletakkannya di dekat bibirnya, lalu meniupnya.     

"Itu… Uhuk uhuk… Aku tahu kalau aku sekarang adalah butiran debu. Tapi, kalian berdua bisa berhenti sebentar tidak?" tutur Qiao Mohan yang sudah benar-benar tidak tahan lagi. Dalam mimpi pun dia tidak menyangka jika suatu hari dia akan melihat Lu Yuchen bersikap seperti ini. Sebelumnya, dia tidak pernah melihat sahabatnya itu mencintai istrinya sampai seperti ini. Dulu, bukannya dia sangat terpikat pada si teratai putih, Gu Xuan'er itu? Pikirnya.     

Kenapa baru tidak bertemu beberapa waktu saja, wajah dingin tanpa perasaan milik Lu Yuchen tak disangka sekarang malah menjadi lembut dan penuh kasih sayang. Ini benar-benar adalah keajaiban langka dalam satu abad.     

Karena perkataannya ini, akhirnya Lu Yuchen rela mengalihkan perhatiannya pada Qiao Mohan. Sedangkan Tang Xinluo baru menyadari jika tanpa sadar dirinya menampilkan sebuah pertunjukan ciuman panas di depan semua orang. Oh, memalukan sekali! Batinnya. Dia pun menunduk dengan kesal. Dia membenamkan wajahnya ke leher suaminya, sementara dua tangannya melingkar di leher itu. Dia sama sekali tidak bersedia mengangkat wajahnya.     

Senyuman di sudut bibir Lu Yuchen terlihat semakin dalam ketika melihat sikap Tang Xinluo ini. Wibawa dan ketajaman yang biasa terlihat di wajahnya saat ini sudah benar-benar lenyap.     

"Yuchen, kamu…" Qiao Mohan benar-benar dibuat sakit mata oleh senyuman dari sahabatnya itu. Kenapa sahabatku bisa memiliki istri dalam pelukan, sedangkan kucing liar kecilku ini malah… Pikirnya. Memikirkan hal ini, Qiao Mohan tidak tahan untuk melihat Su Qing yang sedang mengurus lukanya. Dia tadi baru sebentar saja memeluk kucing liar kecilnya, namun kucing itu marah dan menampiknya, bahkan tidak bersedia untuk disentuh olehnya.     

Sekarang, Su Qing sedang duduk di samping sambil menengadah. Sementara itu, sebagai tuan rumah pesta, Mu Wan mengambil kapas dan membantunya untuk mengoleskan obat dengan hati-hati. Beruntung luka di lehernya hanya di kulit saja, jadi tidak ada masalah apa-apa.     

Lu Yuchen saat ini memiliki istri di pelukannya, jadi mana mungkin doa mau tinggal lebih lama lagi di sana. Dia pun melirik Qiao Mohan dan berkata dingin, "Lain kali aku akan membuat perhitungan denganmu atas keributan yang kamu buat ini… Aku akan membawa Xiaoluo pulang dulu."     

Kemudian, Lu Yuchen menggendong Tang Xinluo ke pintu keluar dan meninggalkan Qiao Mohan yang tercengang. Tang Xinluo sendiri baru sadar jika suaminya itu berniat membawa dirinya pergi. Padahal, dia masih mengkhawatirkan Su Qing. Baru saja bersiap menyuruh Lu Yuchen menunggu sebentar lagi, tangan besar pria itu malah meraba pinggangnya dengan tidak segan. Tangannya penuh kekuatan dan mencubitnya beberapa kali dengan lembut.     

"Menurut saja dan pulang denganku, ada orang yang bisa menjaga Su Qing," ujar Lu Yuchen yang sengaja melirik Qiao Mohan.      

Tang Xinluo akhirnya juga melihat ke arah yang sama. Saat melihatnya, Qiao Mohan tampak sudah berdiri di samping Su Qing. Namun Su Qing malah membelalakkan mata dan tidak membiarkannya mendekat. Baiklah, sepertinya sahabatnya dan Qiao Mohan merupakan jodoh yang buruk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.