Waktu Bersamamu

Suamiku yang Tercinta



Suamiku yang Tercinta

0"Kalau kamu memiliki suatu permintaan di jamuan itu langsung saja bilang pada ibu. Gaun dan perhiasan, ibu akan membantumu menyiapkannya. Kalau bosan, pergilah jalan-jalan. Apa yang kamu suka, langsung beli saja. Ingat bawa pengawal. Lalu, waktu tidur jangan lupa pakai selimut… Dan…"     

"Dan apa, ehm?" Senyuman Tang Xinluo terus mengembang saat mendengarkan telepon itu. Ternyata seperti ini rasanya ada orang yang memperhatikan dan mencintaimu. Lu Yuchen… Kenapa dia sama sekali tidak merasa Lu Yuchen yang begini sangat cerewet, sebaliknya dia malah merasa sangat bahagia.     

"Hmm... Dan lagi…" Lu Yuchen saat ini menyadari jika dirinya berpesan terlalu banyak. Kemudian, dia hanya membersihkan tenggorokan dan berkata serius, "Dan lagi, ingat, kamu harus memanggilku suami."     

"Hmm?" Sudah menunggu seharian, ternyata ini yang mau disampaikan. Tang Xinluo pun tidak dapat menahan tawanya. "Sudah sudah, aku sudah tahu. Aku akan menunggumu pulang di rumah dengan baik… Suamiku tercinta."     

Dua orang itu berbincang hangat sejenak sebelum akhirnya menutup telepon. Setelah menutup telepon, Tang Xinluo baru merasa dirinya yang sekarang sangat bahagia, seperti dikelilingi gelembung-gelembung merah muda. Begitu teringat akan kehangatan Lu Yuchen, wajahnya langsung menunjukkan senyuman bahagia.     

"Nyonya Muda… Nyonya Muda…" Setelah Bibi Zhang melihat Tang Xinluo menutup telepon dan terus tertawa bodoh seorang diri, akhirnya dia terpaksa mengingatkannya dengan perlahan. "Saat kamu masih belum turun, asisten perusahaanmu menghubungi. Dia bilang ada masalah mendesak dan mencarimu, dia memintamu langsung menghubunginya setelah bangun."     

Tadi Bibi Zhang sedang terburu-buru menyuruh Tang Xinluo makan pagi sehingga dia lupa akan masalah ini. Sampai saat menerima telepon dari Lu Yuchen, dia baru mengingatnya.     

Tang Xinluo yang mendengar perkataan Bibi Zhang langsung mengetahui jika Lin Qian yang mencarinya. Ponselnya memang dalam keadaan tidak aktif karena dia lupa menyalakannya. Dulu, dia pernah memberi nomor telepon rumah ini pada Lin Qian. Jika wanita itu sampai menghubunginya ke rumah pasti ada masalah yang terjadi. Dia pun segera mengaktifkan ponselnya dan menghubunginya.     

"Kak Qian, ada apa… Apa terjadi sesuatu di kantor?" tanya Tang Xinluo.     

"Xinluo akhirnya kamu menghubungiku. Tidak, tidak, bukan kantor, tapi… Sutradara Su…"     

"Xiaoqing, kenapa dengan Xiaoqing?"     

"Sutradara Su… Sutradara Su menghilang!"     

"Menghilang?!" Begitu mendengarnya, Tang Xinluo langsung teringat akan kasus penculikan sebelumnya. "Apa lagi-lagi Qiao Mohan yang melakukannya?"     

"Seharusnya bukan… Tuan Muda Qiao adalah teman Tuan Muda Chen, dia tidak mungkin menculik Sutradara Su lagi demi Dong Yaru tanpa memedulikan Tuan Muda Chen," jawab Lin Qian.     

Tang Xinluo merasa bahwa analisa Lin Qian masuk akal. Waktu itu, Su Qing dibawa langsung oleh Lu Yuchen dari tangan Qiao Mohan. Hubungan Qiao Mohan dan Lu Yuchen, dia mengetahui, mereka tidak mungkin berseteru demi seorang artis kecil.     

Lin Qian masih meneruskan analisanya di telepon, "Sutradara Su kemarin sudah bilang kalau malam akan kembali ke lokasi syuting untuk scene malam, jadi akhirnya kami menunggu sampai malam tapi dia tidak muncul. Aku kira dia ada urusan mendadak, jadi tidak menghiraukannya. Namun, sampai hari ini dan jam ini, Sutradara Su masih belum muncul juga."     

"Selain itu, ponselnya semua tidak aktif. Aku menelepon ke hotel dan baru tahu kalau semalam dia sama sekali tidak pulang!" lanjut Lin Qian.     

"Xiaoqing pasti mendapat masalah!" kata Tang Xinluo yang merasa panik sekali. Dengan kekuatan Su Qing, orang biasa seharusnya tidak bisa mengalahkannya, dia pasti bertemu dengan masalah besar.     

"Begini, aku akan menghubungi Tuan Muda Qiao dulu. Bagaimanapun juga, aku harus bertanya padanya. Kalau sudah pasti Xiaoqing tidak di sana, baru kita lapor pada polisi!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.