Waktu Bersamamu

Lu Yuchen yang Berubah Menjadi Aneh



Lu Yuchen yang Berubah Menjadi Aneh

0Setelah mengetuk beberapa saat, akhirnya pintu terbuka dari dalam. Wajah tampan namun dingin Lu Yuchen muncul di balik pintu.     

"Tu… Tuan Muda…" Kaki Bibi Zhang langsung lemas ketakutan begitu melihat tatapan mata Lu Yuchen. Tapi demi kesehatan Tang Xinluo, dia terpaksa menebalkan mukanya, "Ma… Makan malam sudah siap… Nyonya Muda sedang mengandung, jadi dia tidak boleh kelaparan."     

Selesai berbicara, Bibi Zhang tidak berani mengangkat wajahnya menatap Lu Yuchen. Siapa yang tahu bahwa kemarahan Lu Yuchen tidak muncul, dia hanya menjawab singkat seadanya. Kemudian, dia pun berbalik ke kamar.     

Bibi Zhang hanya menunggu di depan pintu karena tidak berani masuk. Apalagi, dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan Lu Yuchen. Kenapa dia sudah membuka pintu dan kembali lagi? pikirnya.     

Saat tengah kebingungan, tiba-tiba Bibi Zhang melihat Lu Yuchen kembali keluar lagi. Namun, kali ini ada satu orang di pelukannya. Dia menggendong Tang Xinluo keluar, hanya saja wajahnya sangat dingin menakutkan.     

Tang Xinluo yang sejak awal sudah dicium oleh Lu Yuchen sampai lemas, bahkan tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Seluruh hatinya dipenuhi oleh rasa takut. Jika bukan berkat Bibi Zhang yang mengetuk pintu tadi, mungkin Lu Yuchen akan langsung menggarapnya di atas wastafel. Sorot mata suaminya yang hitam dan dalam tadi sangat menakutkan, seperti seekor binatang buas yang sedang menikmati mangsa hasil tangkapannya. Dia merasa dirinya seperti mangsa yang ditangkapnya. Begitu tidak hati-hati, dia akan ditelan ke dalam perutnya.     

Lu Yuchen kali ini seperti berubah menjadi orang lain. Seluruh tubuhnya diselimuti aura dingin. Tapi walaupun begitu, sesekali matanya menunjukkan hasrat yang lebih mendalam dari sebelum dia pergi.     

"Aku… Bisa jalan sendiri... " Tang Xinluo menunduk dan bergumam pelan. Lu Yuchen tadi masuk untuk memakaikan bajunya dan menggendongnya keluar. Dari awal sampai akhir, kedua kakinya sama sekali tidak menginjak lantai, bahkan memakai baju pun dibantu oleh suaminya itu. Dia tidak mengerti kenapa suaminya bersikap seperti itu, seolah menghadapi seorang bayi saja. Dia memiliki kaki dan tangan, tidak perlu Lu Yuchen melakukan ini semua untuknya.     

"Aku ingin jalan sendiri…"      

Tang Xinluo sudah mencoba mengeluarkan pendapatnya, namun tetap saja tidak dipedulikan oleh Lu Yuchen. Dia tidak tidak menurunkannya, tapi sebaliknya malah meluruskan kedua bahunya dan memeluknya semakin stabil.     

"Tuan Muda, Nyonya Muda..." Bibi Zhang menyapa mereka dengan sedikit canggung.     

Lu Yuchen sama sekali tidak melihat Bibi Zhang. Dia hanya berjalan terus dengan Tang Xinluo dalam gendongannya. Tang Xinluo yang digendongnya hanya bisa membenamkan kepalanya malu ke dalam pelukan suaminya itu. Malu sekali, Bibi Zhang melihatku… Pikirnya.       

Walaupun Tang Xinluo mencoba turun dari pelukan Lu Yuchen, tapi semakin berusaha, semakin erat pelukan itu. Sampai di ruang makan, dia baru menurunkan istrinya. Dia meletakkan istrinya di atas kursi, kemudian mendorong semangkuk mie ke hadapannya.     

"Makanlah..." Suara Lu Yuchen yang jernih dan berat hanya mengeluarkan satu kata singkat saja.     

Tang Xinluo menatap mie yang penuh dengan sayuran di hadapannya. Mie tersebut sangat, entah bagaimana cara dia menghabiskannya. Apalagi, setelah Lu Yuchen menyuruhnya makan dengan satu kata singkat itu, pria itu langsung duduk di hadapannya dan menatapnya dengan dalam, seperti tidak memiliki keinginan untuk mengalihkan pandangannya.     

"Kalau kamu menatapku… Aku… Aku tidak bisa makan."     

Setelah makan dua suap, Tang Xinluo sama sekali tidak berselera makan di bawah tatapannya. Namun, Lu Yuchen terlihat semakin marah. Dia tidak berani memastikan, tapi setelah pria itu mendengar kata-katanya ini, dia bisa melihat kemarahan dari bibirnya yang mengerut semakin kencang.     

Tang Xinluo tidak tahu sebenarnya apa kesalahan yang dia perbuat sampai membuat marah Lu Yuchen. Apa karena aku tidak membiarkannya melihatku makan? Atau karena aku tidak berselera makan karena tatapannya? Gumamnya dalam hati.     

Namun, untungnya setelah Tang Xinluo mengatakan hal itu, Lu Yuchen segera mengalihkan tatapannya. Dia pun akhirnya bisa makan mie dengan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.