Waktu Bersamamu

Menunggu Efek Obat



Menunggu Efek Obat

0Lu Yuchen melihat ke arah Gu Xuan'er, lalu dengan suara dingin berkata, "Sekarang katakan kepadaku apa ada hal lain yang kamu ketahui tentang kalung itu?"     

"Tentu saja ada." Gu Xuan'er menjawab itu dengan yakin tanpa berpikir. "Kalung ini sebenarnya memiliki sebuah rahasia…"     

"Oh, rahasia apa?" Lu Yuchen berusaha sekuat mungkin untuk menyembunyikan perasaannya.     

"Itu adalah…" Gu Xuan'er tiba-tiba berhenti bicara. Dia memiringkan kepalanya dan tersenyum, lalu mengangkat gelas anggurnya. "Jangan hanya bicara, ayo kita bersulang, cheers!"     

Kedua gelas mereka bersentuhan. Gu Xuan'er lalu meminum anggur dari gelasnya. Setelah itu, dia meletakkan gelas anggurnya kembali ke meja. Sekarang, dia memperhatikan Lu Yuchen dan menunggunya meminum anggurnya.     

"Yuchen, kenapa kamu tidak minum?" Gu Xuan'er sengaja dengan ceria berkata, "Aku sudah minum, tapi kamu masih belum minum… Kalau kamu seperti ini, aku akan pergi dan tidak mau bicara tentang rahasia itu kepadamu!"     

Setelah mengatakan itu, Gu Xuan'er berpura-pura bangkit berdiri.     

"Tunggu…" Lu Yuchen langsung menahan tangan Gu Xuan'er. Lalu, dia melihat wajahnya dengan sorot matanya yang dalam. Kemudian, dia berkata, "Ingat perkataanmu, setelah aku minum, maka kamu akan memberitahuku."     

Lu Yuchen pun meminum anggur itu hingga habis di depan Gu Xuan'er. Saat melihat Lu Yuchen yang mengangkat kepalanya dan menunjukkan jakunnya yang memesona itu, Gu Xuan'er tidak bisa menahan diri untuk menelan air liurnya. Bagus sekali… Tidak lama lagi dia akan menjadi milikku sepenuhnya, batinnya.     

Gu Xuan'er melihat ke arah tenggorokan Lu Yuchen yang terus bergerak saat menelan. Dia membayangkan bagaimana Lu Yuchen akan membuka jasnya, kemudian menunjukkan tubuhnya yang kuat. Dia benar-benar sudah tidak sabar lagi hingga hal itu terjadi.     

Setelah meminumnya, Lu Yuchen meletakkan gelas anggur kosong itu dengan keras di atas meja.     

"Sekarang katakan kepadaku apa rahasia dari kalung itu," ucap Lu Yuchen. Saat mengatakan itu, sorot matanya terlihat seperti sedang mengejar buruannya. Kedua matanya terlihat begitu dingin dan dia terus melihat wajah Gu Xuan'er, seolah ingin memperhatikan segala jenis perubahan yang ada di wajahnya dengan seksama.     

Jantung Gu Xuan'er berdetak sangat cepat seperti sebuah drum yang dipukul dengan cepat. Saat ini, dia lebih tegang dari sebelumnya. Efek obat… Efek obat… Kenapa obat itu masih belum bekerja?! Pikirnya.     

Lu Yuchen langsung memicingkan matanya saat melihat wajah tegang Gu Xuan'er dan sama sekali tidak terlihat akan bicara. Kemudian, dengan penuh keraguan dan suara dingin dia berkata, "Gu Xuan'er, jangan katakan kepadaku… kalau kamu sebenarnya tidak mengetahui rahasia dari kalung itu."     

"Ha? Mana mungkin… Aku, aku benar-benar mengetahuinya, aku, aku hanya…" Gu Xuan'er merasa tegang hingga dahinya berkeringat dingin. Dia tentu saja tidak mengetahui apa pun tentang rahasia kalung kristal kuning itu. Dia bahkan tidak mengetahui apakah kalung itu mengandung rahasia atau tidak. Dia tadi hanya sembarangan bicara karena takut Lu Yuchen akan pergi begitu saja. Rahasia… Rahasia… Sebenarnya rahasia apa yang bisa aku katakan untuk bisa membohongi Lu Yuchen? Batinnya.     

Lu Yuchen memicingkan matanya lagi dan melihat Gu Xuan'er yang terlihat kebingungan.     

Satu detik kemudian…      

"Ah… Yuchen kamu sedang apa?!" teriak Gu Xuan'er yang hanya merasakan leher belakangnya terasa sangat sakit. Setelah tersadar, dia baru menyadari kalung kristal kuning yang digunakannya sudah ditarik paksa dan sekarang ada di tangan Lu Yuchen.     

Gu Xuan'er seketika menjadi panik dan bertanya, "Yuchen, kenapa kamu merebut kalungku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.