Waktu Bersamamu

Tang Xinluo Sudah Mengingat Semuanya



Tang Xinluo Sudah Mengingat Semuanya

0Di dalam ruang operasi, Tang Xinluo sedang dalam keadaan koma saat ini. Diana dan Xue Ming sedang mengawasi keadaannya bersama-sama di dalam sebuah ruangan pengawasan.     

"Xue Ming, cepat lihat… Gumpalan darah yang ada di belakang kepada Xinluo sepertinya sedang mencair," ucap Diana.     

Xue Ming melihatnya dan berkata, "Ini hal yang bagus… Sebelumnya, aku pernah memeriksa keadaan otaknya karena aku takut kalau tekanan darahnya naik, maka bisa mengganggu pembuluh darahnya, tetapi sekarang sepertinya sudah baik-baik saja. Karena gumpalan darah sudah menghilang, maka itu berarti hal bahaya yang aku khawatirkan sudah tidak akan terjadi."     

"Hmm…" Diana menganggukkan kepalanya. "Benar, walaupun anaknya masih kecil, tapi kalau memasukkannya ke dalam inkubator, tidak akan ada masalah. Sekarang semuanya tergantung kepada Xinluo sendiri."     

***     

Di dalam kegelapan, Tang Xinluo tiba-tiba melihat seorang bocah perempuan yang sedang duduk di atas padang rumput dan bermain. Dia pun berjalan menghampiri bocah perempuan itu, lalu bertanya, "Adik kecil, ini di mana? Kenapa kamu hanya seorang diri di sini?"     

Saat bocah perempuan yang duduk di atas padang rumput itu mendengar suara Tang Xinluo, dia pun menolehkan kepalanya. Namun, dia tidak mengatakan apa pun dan hanya tersenyum polos nan manis ke arah Tang Xinluo.     

Tang Xinluo seketika dapat melihatnya dengan jelas. Bocah perempuan itu menggunakan bando dan terusan berwarna merah muda, serta jaket rajut berwarna putih susu, lalu di lehernya terdapat kalung kristal kuning. Saat dia hendak bertanya lagi, tiba-tiba bola yang ada di tangan bocah perempuan itu terjatuh. Dia melihatnya berlari ke depan untuk mengejar bola itu. Namun, bocah itu tiba-tiba terpeleset dan masuk ke dalam semak-semak.     

Tang Xinluo khawatir bocah yang cantik itu akan menjadi kotor jika berada di dalam semak-semak, sehingga entah kenapa dia langsung ingin menghampirinya dan mengeluarkannya dari sana.      

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Lalu, Tang Xinluo juga mendengar suara teriakan, "Berhenti, jangan lari…"      

Setelah itu, Tang Xinluo melihat bocah laki-laki bertubuh tinggi dan kurus. Bocah itu terlihat sangat lemas dan sedang berlari ke arahnya. Namun, bocah laki-laki itu sepertinya tidak melihat dirinya dan terus berlari ke depan melewatinya. Saat bocah itu melewati semak-semak, tiba-tiba sebuah tangan kecil muncul dan menariknya masuk ke dalamnya.     

Kemudian, terdapat beberapa pria dengan wajah garang berlari ke arah Tang Xinluo. Para pria itu sepertinya juga tidak melihat dan langsung berlari melewati dirinya. Setelah mereka pergi, dia pun perlahan mendekat ke arah semak-semak, lalu mendengar suara bocah perempuan yang lembut dan manis dari dalamnya.     

"Kakak, jangan takut… Aku akan memberitahumu sesuatu, kata ibu, di dunia ini ada malaikat kecil yang menjaga kita!"     

"..."     

"Kakak, kakak kedinginan ya? Ini jaketku untukmu…"     

"..."     

"Kakak, kenapa kamu tidak bicara? Apa kamu tidak percaya dengan perkataanku? Hmm, kalau begitu aku akan menunjukkan kepadamu. Ini adalah rahasiaku dan aku tidak pernah mengatakannya kepada orang lain. Tapi, kamu harus berjanji kepadaku kalau setelah melihatnya, kamu harus menjadi lebih berani ya?"     

Tang Xinluo tidak mengetahui dia sudah berdiri di sana berapa lama. Hingga saat keesokan harinya, dia mendengar suara dari dalam semak-semak.     

"Kakak, tunggu di sini ya… Orang-orang jahat itu sudah tidak ada lagi, aku akan pergi meminta bantuan…"     

Setelah itu, sang bocah perempuan itu muncul dari dalam semak-semak dengan wajah malu-malu dan berlari ke arah panti asuhan. Namun, di tengah jalan dia tanpa sengaja terjatuh, mungkin karena kelaparan atau kelelahan. Hal itu membuat kalung yang digunakannya terjatuh, namun dia sama sekali tidak menyadarinya. Lalu, usai bocah laki-laki itu diselamatkan, dia pulang ke rumah dan mengalami demam tinggi.     

Setelah dia sadar, ibunya bertanya dengan suara yang lembut kepadanya, "Xinluo, di mana kalungmu? Kenapa kamu tidak menggunakan kalungmu?"     

"Aku, kalungku…" Bocah perempuan itu bangkit dan duduk. Lalu, dia menangis dengan keras sambil berkata, "Kalungku… Kalungku tidak ada! Mami, Xinluo salah… Xinluo tidak tahu kalung itu ada di mana."     

Bocah perempuan itu mengalami demam tinggi selama beberapa hari. Dia sampai sama sekali tidak ingat apa pun mengenai kejadian malam itu, termasuk di mana dia kehilangan kalungnya. Dia juga tidak ingat tentang rahasianya yang dikatakan kepada kakak yang ditemuinya. Dia juga tidak mengingat tentang kakak itu.     

Tapi sekarang… Tang Xinluo mengingatnya, dia sudah mengingat semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.