Waktu Bersamamu

Kedatangan Tuan Chen



Kedatangan Tuan Chen

0"Kakak tenang saja, aku sangat yakin Yuchen menyukai dandanan seperti ini." Gu Xuan'er dengan sangat percaya diri tersenyum dan melihat dirinya sendiri di cermin. Dia masih ingat dulu saat masih kecil, anak perempuan yang dilihatnya di panti asuhan berdandan seperti ini. Jadi, dia yakin jika 'malaikat kecil' yang dimaksud oleh Lu Yuchen adalah pemilik kalung tersebut, maka pria itu pasti akan menyukai dandanan seperti ini.     

Saat memikirkan hal ini, Gu Xuan'er mengambil kotak perhiasan di sampingnya dan mengeluarkan kalung kristal kuning yang sudah disiapkannya. Dia menggunakan kalung itu di lehernya. Kemudian, wajahnya yang memelas setelah menggunakan kalung itu dia terlihat semakin seperti anak kecil. Dia tersenyum puas melihat penampilannya. Yuchen, kamu sudah siap? Aku sudah tidak sabar lagi untuk muncul di depan semua orang… Katanya dalam hati.     

***     

Saat bayangan tubuh Lu Yuchen yang tinggi dan besar muncul di pintu gerbang, semua tamu yang ada di sekitarnya langsung melihat ke arahnya. Semua orang mendengar bahwa Lu Yuchen baru saja terluka, tapi dia masih datang dengan sangat elegan dan aura yang kuat. Dia menggunakan setelan jas mahal yang dibuat khusus membalut tubuhnya dan menonjolkan bentuk tubuhnya. Hal itu cukup untuk membuat para perempuan yang melihatnya begitu terpana.     

Semua orang langsung bergosip tentang hubungan Lu Yuchen yang memiliki istri sah serta Gu Xuan'er sekaligus. Mereka semua yakin bahwa tidak akan ada wanita yang rela melepaskan pria hebat seperti Lu Yuchen.      

Sesaat Lu Yuchen muncul, kedatangannya langsung menarik perhatian pelayan kediaman Shi Weizheng. Seorang pelayan berjalan menghampiri Lu Yuchen dan membawanya masuk ke dalam tempat pesta berlangsung. Shi Weizheng sebagai presiden baru, tersenyum saat melihat kedatangan Lu Yuchen, lalu dia pun menyambutnya secara langsung.     

"Tuan Chen, selamat datang… Kamu bisa datang saja benar-benar merupakan kehormatan untuk Keluarga Shi. Soal terakhir kali itu karena istriku masih terlalu kecil, sehingga tidak mengerti apa-apa, aku harap Tuan Chen tidak akan marah kepadanya."     

Shi Weizheng tersenyum dan dia terlihat seperti tidak mengetahui apa pun mengenai pertikaian antara Lu Yuchen dan Lu Aitong, istrinya sendiri.      

Lu Yuchen tersenyum sopan dan bertanya, "Pak Presiden terlalu berlebihan… Oh ya, kenapa Anda hanya seorang diri? Di mana istri Anda?"     

Sorot mata Shi Weizheng terlihat sedikit tertegun, tapi dengan cepat dia tersadar dan berkata, "Kali ini hanya aku yang datang ke Kota A. Terakhir kali dia membuat masalah dan seharusnya dia menemani Nyonya Lu. Tapi, aku takut kalau dia datang malah akan membuat Nyonya Lu marah, sehingga aku tidak mengajaknya ke sini."     

Tamu yang mendengar hal itu merasa terkejut. Mereka semua kini berpikir bahwa presiden baru itu tidak berani melawan Keluarga Lu. Mereka juga berpikir bahwa kejadian terakhir kali, saat tidak mengundang Zhuo Yarong adalah karena kesalahan Lu Aitong. Hal itu bukan seperti yang mereka kira bahwa presiden baru ingin menentang Keluarga Lu.     

Saat Lu Yuchen mendengar itu, dia tersenyum dingin dan berkata, "Ternyata begitu."     

Setelah itu, Lu Yuchen mendekat ke arah Shi Weizheng dan bicara dengan suara pelan, sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya, "Pak presiden, sebaiknya kamu menjaga Lu Aitong dengan baik. Keluarga Lu memiliki peraturan sendiri, di dalam kalangan Keluarga Lu, peraturan kami sama dengan hukum negara. Kalau sampai aku tahu Lu Aitong berani datang ke Kota A… Dia masih muda sih, tapi kamu pasti pernah mendengar bagaimana kejamnya Keluarga Lu."     

Setelah mengatakan itu, Lu Yuchen berdiri dengan tegak. Dia tersenyum hangat dan membuat wajahnya menjadi semakin begitu tampan.     

"Kamu…" Shi Weizheng tidak mengira Lu Yuchen berani bicara seperti ini kepada dirinya. Barusan, Lu Yuchen bukan hanya sedang mengancam orang biasa, tapi dia sedang mengancam presiden baru.     

Setelah Lu Yuchen memastikan bahwa Shi Weizheng mendengarkan semua perkataannya, suasana hatinya menjadi lebih baik dan dia tersenyum semakin dalam ke arahnya. Bibirnya yang tipis itu terlihat tersenyum hangat dan sangat sopan. Namun, Shi Weizheng mengetahui dengan jelas tersembunyi peringatan yang sangat keras dan dingin di balik senyuman yang sopan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.