Waktu Bersamamu

Kita Sekeluarga akan Hidup Bersama Selamanya



Kita Sekeluarga akan Hidup Bersama Selamanya

0Lu Yuchen merasa sangat terkejut mendengar perkataan Tang Xinluo. Sebelum datang kemari, dia terus berpikir apa yang harus dikatakannya saat Tang Xinluo bertanya tentang gosipnya dan Gu Xuan'er. Dia tidak bisa mengatakan masalah 'orang itu' kepadanya karena dia sangat memahami wanita satu itu. Jika wanita itu tahu bahwa dirinya menghadapi ancaman, maka wanita itu akan bersikeras untuk berdiri di sampingnya dan menghadapinya bersama-sama, bukannya akan bersembunyi karena memikirkan keselamatannya sendiri.     

Namun, Lu Yuchen tidak ingin mempertaruhkan keselamatan Tang Xinluo. Dia memiliki kepercayaan diri bahwa dirinya bisa menang melawan 'orang itu'. Tetapi, dia tidak memiliki kepercayaan diri bahwa dia bisa melawan 'orang itu' bersamaan dengan menjaga istrinya ini. Oleh karena itu, saat Gu Xuan'er tiba-tiba muncul dan ingin menjadi Nyonya Lu, dia langsung memutuskan untuk menggunakannya agar bisa mengalihkan perhatian musuhnya.     

"Xiao Luo…" Lu Yuchen merasa terharu, dia pun menekan kepala Tang Xinluo ke dadanya. "Percayalah kepadaku, aku tidak akan pernah mengecewakanmu, masalah Gu Xuan'er…"     

"Tidak, kamu tidak perlu mengatakan apa pun." Tang Xinluo tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menutup bibir Lu Yuchen yang tipis itu.     

"Aku percaya kepadamu," ucap Tang Xinluo. Dia meletakkan tangannya ke belakang kepala Lu Yuchen dan menyentuh rambut hitam pendeknya. Gerakannya membuat kepala pria ini menjadi lebih dekat ke arahnya. Dia mengangkat dagunya, lalu dia melingkarkan tangannya di leher suaminya dan mencium bibirnya. Dia tidak ingat sudah berapa lama dia tidak mencium Lu Yuchen dengan sedekat ini.     

Tang Xinluo yang menciumnya terlebih dahulu membuat pertahanan Lu Yuchen runtuh dalam sekejap. Dia menggunakan seluruh tenagannya untuk menekan gairah yang dia rasakan.     

"Xiao Luo… Xiao Luo…" Lu Yuchen membalas ciuman Tang Xinluo. Ciuman mereka pun menjadi semakin dalam. Keduanya saling memasukkan lidah mereka ke dalam mulut satu sama lain. Saat itu lah mereka seolah mencurahkan isi hati masing-masing.     

Tang Xinluo sudah sangat lama tidak merasakan ciuman Lu Yuchen. Walaupun dia yang menciumnya terlebih dahulu, tapi di pertengahan ciuman mereka, pria itu yang mengambil alih. Sedangkan dirinya hanya merasa tidak berdaya di dalam pelukan suaminya.     

Napas sudah mereka terengah-engah, hingga 30 menit kemudian...     

Terdengarlah suara Meng Ze yang pelan dari luar, "Tuan Lu, sudah waktunya."     

Saat mendengar itu, keduanya akhirnya berhenti berciuman dan napas mereka pun terengah-engah. Lu Yuchen menundukkan kepalanya dan melihat Tang Xinluo yang terlihat lemas. Bola matanya yang berwarna hitam itu terlihat berbinar memancarkan cahaya lampu. Dia menekan gairah dalam dirinya. Dia melihat bibir wanita itu yang sedikit bengkak, kemudian dia menciumnya lagi dengan lembut.     

"Tunggu aku… Setelah aku selesai mengurus semua ini, kita tidak akan terpisah selamanya. Saat itu, kita akan menemani anak kita. Lalu, kita sekeluarga akan hidup bahagia bersama selamanya," ujar Lu Yuchen. Sangat jarang dirinya mengatakan hal yang begitu hangat dan kekanak-kanakan seperti itu. Sejak dulu, dia adalah orang yang realistis dan dingin, tapi sekarang bisa menenangkan Tang Xinluo dan ingin memiliki masa depan bersama dengannya.     

Tang Xinluo yang mendengarnya merasa seolah akan menangis. Dia menganggukkan kepalanya dengan yakin dan berkata, "Hm, kamu harus ingat kata-katamu ya… Kita sekeluarga dan akan bersama selamanya. Yuchen, aku akan menunggumu!"     

"Hm…"     

***     

Setelah Lu Yuchen pergi, Tang Xinluo tidak bisa menahan perasaannya yang tadi ditahannya. Hingga saat siang hari, dia baru perlahan turun dari ranjang dan makan siang.     

"Nyonya Muda, Anda makan tidak banyak, apa hidangan ini tidak sesuai dengan selera Anda?" Bibi Zhang yang baru selesai membereskan dapur berjalan ke ruang tamu dan bertanya kepada Tang Xinluo.     

"Bibi Zhang, aku tidak apa-apa… Sepertinya karena tadi pagi tidur terlalu lama, jadi aku tidak terlalu selera makan," jawab Tang Xinluo. Namun, sebenarnya bukan karena dia tidak selera makan. Walaupun dia memutuskan untuk memercayai Lu Yuchen hingga tidak ingin mendengarkan penjelasan apa pun, tapi sebenarnya dia masih memiliki rasa khawatir.     

Tang Xinluo menghela napas dengan berat. Kenapa di saat seperti ini aku harus berpura-pura dewasa? Kalau tahu seperti ini, maka seharusnya aku membiarkannya untuk meneruskan perkataannya dan tidak memotongnya… Batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.