Waktu Bersamamu

Tidak Berpura-pura Hilang Ingatan Lagi



Tidak Berpura-pura Hilang Ingatan Lagi

0Kemudian, Lu Yuchen menunggu sangat lama, tapi dia tetap tidak mendapatkan reaksi apa pun dari Tang Xinluo. Dia menundukkan kepalanya dan baru sadar bahwa wanita bertubuh kecil yang ada di dalam pelukannya itu sudah menangis. Dia sama sekali tidak menyadari itu dan tidak tahu sejak kapan wanita ini mulai menangis. Raut wajahnya pun seketika langsung berubah. Dia dengan cepat memegang wajah kecilnya yang sedang menangis diam-diam.     
0

"Kenapa menangis? Jangan menangis lagi, aku tidak akan menindasmu…"     

Tang Xinluo tidak memedulikan perkataan Lu Yuchen. Sementara itu, Lu Yuchen kemudian memegang sisi wajah Tang Xinluo dan dengan lembut mengusap air matanya. Tang Xinluo lalu sengaja melihat ke samping untuk menghindari sorot mata pria itu.     

Lu Yuchen melihat air mata Tang Xinluo yang terus mengalir dan tidak berhenti. Sedangkan bibir wanita itu malah tertutup rapat dan tidak ingin menghiraukan dirinya. Dia hanya bisa terus berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, "Iya, iya, iya, kalau kamu mengatakan tidak ingat, maka memang tidak ingat. Aku hanya perlu mengejarmu lagi, iya? Kamu ingin bermain hilang ingatan, kalau begitu kita lanjutkan permainan ini… Sudah ya, jangan menangis lagi."     

Saat ini, Lu Yuchen masih berusaha untuk menenangkan Tang Xinluo, tapi entah apa pun yang dia lakukan, wanita itu tetap tidak memedulikannya. Wanita itu terus menangis, seolah air matanya sama sekali tidak bisa tertahankan dan terjatuh dengan sendirinya.     

Tang Xinluo yang awalnya masih bisa tenang dan menggigit bibir bawahnya sendiri, akhirnya terlihat seperti sudah tidak bisa menahan dirinya sendiri. Dia menggigit bibirnya dengan kuat hingga tubuhnya bergerak karena isakan tangisannya, bahkan pundaknya juga ikut terus bergerak. Dia mengetahui bahwa dia tidak seharusnya bersikap seperti ini. Dia sudah berulang kali mengatakan kepada dirinya sendiri untuk tetap kuat. Namun karena ciuman dan perkataan lembut dari Lu Yuchen, perasaan yang ingin dia pendam kembali muncul. Dia mengakui itu. Dia mengakui bahwa dirinya masih tidak bisa melepaskan perasaannya kepada pria ini. Sekarang dia bisa mengerti saat ada orang yang mengatakan bahwa semakin besar kebencian yang dimiliki oleh seseorang, itu membuktikan semakin besar juga rasa cinta yang dimiliki. Alasan dia bisa membenci Lu Yuchen hanya karena di dalam hatinya dia memiliki cinta yang begitu mendalam untuknya.     

Tapi aku bisa apa? Aku sudah tidak boleh mencintainya lagi… Aku hanyalah orang ketiga di antara dirinya dan wanita lain. Lima hari yang lalu, aku sudah melihat semuanya di pusat medis dengan mata kepalaku sendiri. Wanita itu lemah, tidak berdaya, lembut dan cantik… Sedangkan aku adalah orang yang merebut Lu Yuchen dan menjadi pihak ketiga di antara mereka, aku adalah pihak ketiga! Batin Tang Xinluo.     

Tang Xinluo merasa tersiksa karena rasa sakit yang dia rasakan dan perasaan bersalah di dalam hatinya, itu membuat air matanya tidak bisa berhenti. Sementara Lu Yuchen merasa sangat sedih melihat Tang Xinluo. Saat ini, dia sama sekali tidak ingin memikirkan masalah wanita ini yang kehilangan ingatannya atau tidak. Saat dia melihatnya menangis begitu lama dan tidak juga berhenti, dia pun menggendong dan menurunkannya dari atas meja. Lalu, dia membawanya hingga ke sofa dan memangkunya di atas pahanya. Setelah itu, dia mencium air mata di pipinya dan dengan sabar terus berusaha untuk menenangkannya.     

Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya Tang Xinluo baru bisa berhenti menangis.     

"Lu Yuchen…" Tang Xinluo berusaha mengatur perasaannya. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Lu Yuchen dengan mata merah.     

"Hmm?" Lu Yuchen menundukkan kepalanya dan mencium wajah Tang Xinluo lagi. Untuk tidak membuat wanita ini merasa tegang, dia berpura-pura untuk bersikap santai. "Sayangku ingin mengatakan apa? Ingin mengatakan tidak mengenalku? Aku bukan suamimu? Tidak apa-apa, kalau kamu bukan, maka bukan. Kita bisa menjalani semuanya dengan perlahan-lahan, tidak perlu terburu-buru."     

Tang Xinluo sama sekali tidak menyangka bahwa Lu Yuchen bisa mengatakan hal seperti ini. Dia merasa dadanya terasa sakit lagi dan dengan cepat kembali menundukkan kepalanya. Tidak bisa Tang Xinluo, kamu tidak bisa seperti ini, ucapnya pada dirinya sendiri dalam hati.     

"Lu Yuchen, apa yang kamu katakan benar…" ujar Tang Xinluo sambil masih menundukkan kepalanya. Wajahnya yang basah karena air mata tertutup oleh rambutnya yang basah dan membuat Lu Yuchen tidak bisa melihatnya dengan jelas.     

Tanpa alasan apa pun, rasa panik dan kacau muncul di dalam hati Lu Yuchen. Kemudian, dia mendengar Tang Xinluo berkata lagi, "Memang benar berbohong kepadamu, aku tidak kehilangan ingatanku, semuanya hanyalah sandiwaraku…"     

"Xiao Luo… kamu tidak perlu bicara lagi, aku tidak keberatan, aku hanya ingin kamu kembali kepadaku." Lu Yuchen tidak berani mendengarkan perkataan Tang Xinluo lebih lanjut. Pasalnya, dia merasa bahwa jika wanita itu terus bicara, maka dia bisa benar-benar kehilangannya.     

"Tidak, biarkan aku bicara sampai akhir." Tang Xinluo akhirnya kembali mengangkat kepalanya dan langsung melihat mata Lu Yuchen. Sorot matanya seolah menembus ke dalam bola mata pria itu yang berwarna hitam dan indah. "Aku membohongimu hanya karena kamu berbohong terlebih dulu kepadaku… Lu Yuchen, aku tahu tentang Gu Xuan'er."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.