Waktu Bersamamu

Itu adalah Dua Nyawa



Itu adalah Dua Nyawa

0Negara M, di dalam rumah manor.     

Ibu Li, kepala pelayan di rumah manor membawa seorang pria paruh baya yang terburu-buru masuk ke dalam rumah. Dia mengantarkan orang tersebut ke dalam ruang tamu, lalu menyuruh pelayan menyuguhkan teh, sementara dirinya pergi ke kamar Nona Gu untuk mencari Shen Wan.     

"Nyonya Gu, ada orang dari Keluarga yang Shen datang mencarimu."     

Shen Wan saat ini sedang di dalam kamar untuk menemani Gu Xuan'er. Mendengar perkataan Ibu Li, lalu melihat putrinya yang sedang tidur, dia menjawab dengan pelan, "Ibu Li, tolong jaga Xuan'er sebentar, aku akan segera kembali."     

"Aih, pergilah Nyonya Gu, saya akan membantumu menjaga Nona Gu," jawab Ibu Li. Gu Xuan'er sudah tinggal di sana selama lebih dari setahun, jadi dia sangat dekat dengannya. Sebagai kepala pelayan yang tinggal di rumah manor itu, dia terhitung adalah orang lama Keluarga Lu. Dia sendiri juga sangat menyukai Nona Gu-nya yang baik hati dan penuh kehangatan ini.     

Tidak lama setelah Shen Wan pergi, Gu Xuan'er terbangun. Melihat hanya ada Ibu Li saja di sampingnya, dia bertanya dengan lirih, "Ibu Li, mana ibuku?"     

"Oh, Nyonya Gu bertemu dengan tamu, ada orang Keluarga Shen yang datang kemari," jawab Ibu Li Dia tidak mengetahui apa yang pernah terjadi antara Keluarga Gu dan Keluarga Shen, jadi dia merasa wajar saja mendengar ada anggota Keluarga Shen yang mencari Shen Wan.     

Namun, kedua tangan Gu Xuan'er langsung mengepal erat ketika mendengar kabar ini. Keluarga Shen… Batinnya.     

Shen Wan dan Keluarga Shen seharusnya sudah putus hubungan beberapa tahun yang lalu. Seharusnya, Keluarga Shen tidak berani mencari Shen Wan lagi. Kecuali ini adalah orang utusan neneknya. Dalam benak Gu Xuan'er tiba-tiba muncul banyak hal. Beberapa saat kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Ibu Li, beberapa hari ini aku sudah merasa baikan, aku ingin jalan-jalan keluar."     

Ibu Li teringat akan pesan dokter, dia mengetahui bahwa pemulihan Gu Xuan'er setelah operasi sangat bagus dan perlu sedikit berolahraga. Dia pun berkata, "Baiklah, aku akan memapahmu."     

Gu Xuan'er turun ke lantai bawah dengan bantuan ibu Li. Baru berjalan sampai di luar ruang tamu, dia tiba-tiba merasa kedinginan, dua tangannya meraba dua lengannya yang gemetaran dan terbatuk beberapa kali.     

"Aiyo, lihat aku bodoh sekali… Aku ingat kalau di dalam rumah ada penghangat, tapi lupa kalau sekarang masih musim dingin. Tunggu dulu Nona Xuan'er, aku akan mengambilkan jaket untukmu," tutur Ibu Li.     

Ibu Li pun segera naik, sementara Gu Xuan'er yang melihatnya pergi dan seketika melintas sirat puas di matanya. Senyuman di sudut bibirnya tidak berkurang, langkah kakinya melambat dan dia mendekati ruang tamu diam-diam.     

Di dalam ruang tamu itu, seorang pria paruh baya sedang berbicara pada Shen Wan.     

"Nona Kedua, Nyonya Besar berkata, kalau mau Anda tidak perlu melakukan hal kali ini, tidak apa-apa. Namun, kalau mau melakukannya, maka harus totalitas tanpa bekas. Kalau Anda benar-benar ingin menggugurkan anak wanita itu, beliau tidak akan membantu Anda untuk melakukan hal yang berbekas seperti ini. Lagi pula, Keluarga Lu tidak mudah untuk dilawan, kecuali langsung…" Pria paruh baya itu memberikan isyarat menyayat lehernya dengan jempol.     

Shen Wan terkejut, tanpa sadar dia mundur beberapa langkah. Lalu, dia berkata, "Ini… Tidak perlu membunuhnya… Wanita itu menggoda tunangan Xuan'er begitu saja, tap… tapi dia juga adalah manusia bernyawa…"     

Pria paruh baya itu tidak kaget mendengar reaksi Shen Wan. Nona Kedua di hadapannya memang selalu seperti ini, tidak bisa berlaku kejam. Selama hidupnya, wanita itu hanya sekali melakukan cara yang kejam dengan meneguhkan hatinya ketika berumur 20 tahunan.     

"Nona Kedua, Nyonya Besar sudah berkata, lebih baik tidak usah melakukannya kalau Anda tidak turun tangan dan Anda tidak tega melakukannya. Pasalnya, Keluarga Lu pasti menyusahkan Keluarga Shen kalau dia berhasil menemukan buktinya."     

"Ini… Ini… Aku pertimbangkan dulu…" ujar Shen Wan memegang dahinya. Dia merasa masih kedinginan, walaupun ruangan itu sudah menyalakan penghangat. Satu nyawa orang, tidak… Dua nyawa orang… Batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.