Waktu Bersamamu

Hormon Lelaki Suami Meledak



Hormon Lelaki Suami Meledak

0Mantel yang dikenakan Tang Xinluo telah jatuh di lantai ruang tamu. Sepatunya dilepaskan dan jatuh di anak tangga. Gaun wol kasmir yang digunakannya sejak awal sudah diangkat oleh Lu Yuchen sampai ke dadanya. Bahkan pria itu kini sedang menunduk dan membenamkan wajahnya di antara dua dadanya yang lembut.     

"Ugh, Lu Yuchen, pelan-pelan sedikit…" Terdengar suara Tang Xinluo yang mengeluh dengan lembut.     

Bibi Zhang sejak awal sudah peka mengusir semua pelayan di dalam rumah ketika tahu Lu Yuchen dan Tang Xinluo pulang. Semuanya pun segera kembali ke kamar pelayan masing-masing. Hanya orang bodoh yang akan mengganggu Tuan dan Nyonya Muda di saat seperti ini.     

Lu Qi juga membantu kedua orang itu menutup pintu rumah tanpa ekspresi. Kemudian, dia berdiri di sisi pintu dan menghela napas. Aih, musim dingin ini sepertinya singkat sekali. Di depan mata, musim semi sudah akan hampir datang, batinnya.     

Sepertinya, sudah saatnya Lu Qi mencari gadis untuk menjadi kekasih. Jika tidak, setiap hari mengikuti Lu Yuchen di belakang dan melihatnya pamer kemesraan, hari-harinya akan menjadi sangat berat dilalui.     

Saat Lu Yuchen menggendongnya ke kamar, Tang Xinluo sudah ditelanjangi sampai tertinggal pakaian dalam saja. Bra yang dikenakannya sebenarnya sudah tidak bisa menutupi apa-apa sejak awal, hanya tersisa satu tali saja di lengannya.     

"Sayang, aku rindu sekali padamu," ucap Lu Yuchen sambil meletakkan Tang Xinluo di atas ranjang, bagaikan harta karun. Dia memegang dagu mungil istrinya dan mulai menciumnya. Ciuman yang lembut dan panjang itu berputar-putar di antara bibirnya. Ketika perasaannya semakin kuat, dia sampai menggunakan satu tangannya untuk menekan bagian belakang kepala istrinya dan memeluknya erat, sehingga ciumannya terasa semakin dalam. Dengan ganasnya, dia mengabsen gigi wanita itu. Tidak lagi lembut seperti sebelumnya, ciumannya tiba-tiba menggila. Dia tidak berhenti menyerangnya dan tidak berhenti masuk ke dalam mulutnya. Dia mencium istrinya sampai sesak napas dan hampir melayang.     

"Ugh…" Tang Xinluo nyaris gila karena ciuman Lu Yuchen. Dia pun tidak tahan untuk merintih manis.     

Namun, Lu Yuchen tidak bersedia melepaskannya. Dia memanfaatkan kesempatan saat Tang Xinluo setengah sadar untuk mengarahkan tangannya ke bawah dan masuk ke dalam celana dalam wanita itu.     

"Lu Yuchen, jangan…" Tang Xinluo mencengkeram erat kemeja pria itu. Pria yang menyebalkan, menelanjangi istrinya, tapi dirinya sendiri malah masih berpakaian lengkap dan rapi seperti tidak tersentuh.     

"Menurutlah, biarkan aku masuk… Aku rindu sekali padamu."     

"Tapi… Bayi…"      

"Tidak apa-apa, waktu itu kita melakukannya juga tidak apa-apa, kan? Sudah tiga bulan, anak kita sangat sehat, tenang saja," ucap Lu Yuchen sambil mengecup sudut bibir Tang Xinluo.     

Ciuman yang lembut itu kembali berlanjut. Ciuman Lu Yuchen bukan yang bisa dilawan oleh Tang Xinluo. Baru sebentar saja, akal sehatnya seakan mulai menghilang. Ciuman suaminya kembali bertambah dalam dan berputar di lidahnya, seolah menyerap rasa manis di dalam mulutnya. Dirinya dicium sampai wajahnya menjadi merah. Setelah berakhir, dia hanya bisa membuka mulutnya dan bernapas dengan tersengal-sengal.      

Tadinya, Tang Xinluo mengira sesi itu akhirnya sudah selesai, namun tiba-tiba terdengar suara logam berdentangan di telinganya. Dia pun mengembalikan kesadarannya dan melihat bahwa entah sejak kapan Lu Yuchen sudah melepas kemejanya sehingga menunjukkan otot-otot dada dan perutnya yang sangat keras. Di bawah cahaya lampu, garis-garis jelas otot itu menyebarkan hormon lelaki yang sangat menggoda.     

Lu Yuchen berdiri di sisi ranjang, menunjuk dan melihat Tang Xinluo yang masih belum mengumpulkan kesadaran penuh. Sudut bibirnya terangkat dan dia tersenyum nakal. Jari-jari panjangnya diletakkan pada sabuk dan mulai melepasnya. Celana kain yang dikenakannya pun jatuh ke lantai, memperlihatkan dua pahanya yang kuat, serta barang besar yang terbungkus oleh celana dalam hitam.     

Tang Xinluo langsung dibuat ketakutan dengan pemandangan di depannya. Dia mengedipkan mata dan mencoba memahami apa yang sedang terjadi sekarang. Lu Yuchen… bukannya dia tadi masih berpakaian dengan baik? Kenapa dalam sekejap mata dia sudah telanjang?! Gumamnya dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.