Waktu Bersamamu

Olahraga Cinta Pagi Hari



Olahraga Cinta Pagi Hari

0Tang Xinluo yang masih belum sempat bereaksi sudah digendong lagi ke dalam pelukan Lu Yuchen. Napas kuatnya kembali menyumbat bibir wanita itu. Ciuman kuat darinya terus berkutat di bibir dan lidah istrinya itu. Dia tidak memberikan kesempatan pada wanita itu untuk mendapatkan kesadarannya kembali. Dia juga tidak mengizinkannya melawan. Lu Yuchen mencumbunya, dia hanya ingin mencumbunya dengan sekuat tenaga.     

"Ugh, jangan…" Tang Xinluo mendengus dengan lirih, namun dirinya sudah diangkat oleh Lu Yuchen sampai berada di atas tubuh kekar itu.     

Lu Yuchen kemudian menepuk pantat kecil Tang Xinluo dengan lembut. Dia lalu menghiburnya dengan dengan suara lirih, "Kali ini, aku akan membiarkanmu berada di atas."     

Kepala RS Lin mengajarkan bahwa wanita berada di atas agar tidak mudah menekan perutnya saat berhubungan seksual. Bahkan di saat mendesak seperti ini, Lu Yuchen sama sekali tidak kehilangan akal sehatnya. Dia masih memiliki pertimbangan, takut di saat dia emosional, dirinya bisa tidak sengaja melukai istri mungilnya ini.     

"Eh, tunggu dulu…" Tang Xinluo menjerit lirih. Tanpa diduga, pria yang terbaring di bawahnya itu mengangkat dan berguling.     

Kemudian...     

"Ugh…"     

Dalam suara rintihan Tang Xinluo, Lu Yuchen akhirnya mendapatkan sesuai dengan keinginannya. Dia berhasil mendapatkan Xiaoluo-nya secara keseluruhan.     

***     

Keesokan harinya…     

Langit sudah perlahan menjadi terang. Di atas ranjang berukuran king size itu, Tang Xinluo yang sekujur tubuhnya lemas sedang berbaring di atas dada kekar Lu Yuchen. Dia merengek pelan, "Suamiku… Jangan, aku lelah sekali…"     

Masih pagi sekali, namun Lu Yuchen sudah mencengkeram Tang Xinluo untuk melakukan olahraga itu. Padahal, semalam mereka sudah melakukannya beberapa kali. Entah kenapa saat baru saja membuka mata, pria itu sudah penuh energi seperti ini.     

Tang Xinluo menjerit lembut dan manja lagi. Namun sayangnya, pria di bawahnya bukan hanya tidak berhenti, tapi malah semakin bersemangat saat mendengar jeritan istrinya itu. Dua tangan besarnya berada di pinggangnya. Walaupun dia ingin lari, dirinya tetap tidak bisa melawan tenaga suaminya.     

"Sayang, biarkan suamimu mencumbu dirimu sebentar lagi…" kata Lu Yuchen yang berbaring di bawah Tang Xinluo. Mata hitam dan dalam miliknya menyipit. Melihat wanita cantik yang berwajah merah di dadanya itu, dia merasa gairahnya kembali memenuhi tubuhnya. Xiaoluo-ku...     

Wanita ini pasti adalah musuh bebuyutan di dalam hidupnya. Tiba-tiba, ada pikiran tidak bertanggung jawab muncul di dalam pikiran Lu Yuchen. Dia ingin membuang semuanya, keluarga, kehormatan, dan tanggung jawab untuk lari bersamanya. Dia tidak ingin berpisah dengannya, dia bahkan lebih memilih untuk mati di bawah tubuhnya.     

"Ehm… Lu Yuchen, kamu… lepaskan! Kamu baru bangun tidur, bukannya kamu memiliki penyakit bangun tidur manja? Mana penyakit bangun tidur manjamu, kamu yang seperti ini sekarang tidak terlihat manja lagi! Jelas-jelas kamu sedang menindas orang!" Tang Xinluo tidak tahan dan mulai marah. Apanya yang temperamennya jadi baik ketika bangun tidur. Entah kenapa dia sama sekali tidak merasakannya, pria ini jelas-jelas sengaja menindasnya.     

Mendengar itu, Lu Yuchen tersenyum. Pinggul seksi dan ramping miliknya malah bergerak lagi.     

"Sayang, kenapa kamu lucu sekali…" Lu Yuchen bergumam rendah. Kemudian, dia menggunakan tangannya untuk menekan kepala Tang Xinluo. Dia mencium bibirnya. Dia menyumbat bibir lembut itu dalam ciumannya.     

Xiaoluo-ku, kesayanganku, istri yang paling aku cintai… Aku benar-benar berharap kalau selamanya diriku bisa seperti ini, selalu bersamanya dan mencumbunya, pikir Lu Yuchen.     

***     

Setelah beberapa saat, akhirnya olahraga pagi itu perlahan berhenti. Tang Xinluo yang terlihat sangat menyedihkan dibungkus dalam selimut, memalingkan tubuhnya dan tidak ingin mengacuhkan pria di belakangnya. Huhuhu… Pinggangku pegal sekali… Pahaku sangat sakit… Keluhnya dalam hati.     

Setelah mengandung, Tang Xinluo semakin malas. Selain berjalan-jalan dan bekerja, sisa waktunya hanya untuk tidur saja dan sudah lama dia tidak berolahraga. Sebelumnya, saat usia kandungannya mencapai tiga bulan, pertama kalinya buka puasa, Lu Yuchen masih tahu batas. Tapi kali ini, setelah pria itu melepaskan diri, dia akhirnya merasakan apa yang dimaksud 'gairah berlebihan'.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.