Waktu Bersamamu

Suamimu Sudah di Sini, Jangan Takut…



Suamimu Sudah di Sini, Jangan Takut…

0Tang Xinluo masih bisa memaksakan diri memegang lengan Yue Ze dan berjalan keluar dari kerumunan Namun sekarang, dia lemas dan sama sekali tidak memiliki tenaga. Kedua kakinya yang lemas membuat tubuhnya yang kurus sudah hampir merosot ke bawah. Untungnya, saat itu sebuah tangan besar yang kuat tiba-tiba memegang sisi pinggangnya dan menariknya dari sisi Yue Ze langsung ke dalam pelukan yang hangat. Secara refleks, dia pun mendorong orang itu. Tetapi, ketika kedua tangannya bersiap mendorong dada orang itu, sebuah tangan besar malah meraba pantatnya. Sengatan yang familiar tiba-tiba mengalir ke seluruh tubuhnya.     

"Lu Yuchen…" Mata Tang Xinluo bersinar.      

Tanpa menunggu Lu Yuchen berbicara, Tang Xinluo langsung berjinjit dan melingkarkan kedua tangannya pada lehernya. Sementara Lu Yuchen sendiri langsung menggendong wanita mungil yang tidak cukup tinggi dan hanya bisa bergelayutan di tubuhnya itu.     

"Istriku, aku sudah kembali," gumam Lu Yuchen di telinga Tang Xinluo. Lalu, sambil menggigit lembut telinga istrinya itu, tatapan dinginnya mendarat ke wajah Yue Ze yang terlihat seperti akan tertawa tapi juga tidak. Bagus sekali… Kalau aku tidak datang lebih awal dan melihat dengan jelas Yue Ze hanya memegangi Xiaoluo serta sama sekali tidak ada maksud lain, sekarang pasti tinjuku sudah akan mendarat ke wajah tampan Yue Ze.     

"Suamiku, aku rindu sekali padamu… Tadi aku sangat ketakutan," kata Tang Xinluo yang tidak lagi keberatan untuk menunjukkan kemesraan mereka berdua di depan banyak orang. Tadi, dia benar-benar ketakutan setengah mati. Dia merasa ketakutan sampai sekarang, bahkan masih ada rasa ingin melarikan diri. Seluruh tubuhnya juga lemas dan kini bersandar di dalam pelukan Lu Yuchen. Sebenarnya, yang menolong sahabatnya itu bukan Lu Yuchen, melainkan Qiao Mohan dan Su Qing sendiri. Tapi baginya, semua ini tidak penting. Sekarang adalah saat di mana dia paling lemah, jadi bertemu dengan Lu Yuchen adalah akhir yang terbaik untuknya.     

"Sayang, suamimu sudah di sini, jangan takut lagi ya…" ujar Lu Yuchen.     

Tang Xinluo tidak memedulikan tatapan orang-orang di sekeliling mereka. Lu Yuchen juga lebih tidak peduli lagi. Dia segera mencium istri yang berada di dalam pelukannya itu tanpa memikirkan masih ada orang-orang lain di sana. Dia sudah terlalu lama merindukannya. Padahal, mereka berpisah tidak sampai dua hari, tapi baginya terasa seperti dua tahun lamanya.     

Ciuman Lu Yuchen sangat penuh dengan kekuatan, namun juga hangat. Ciuman tersebut mendarat di dahi, hidung dan juga bibir Tang Xinluo yang manis dan harum. Lidahnya yang panas masuk ke dalam mulut istrinya itu. Di depan semua orang, sedikit demi sedikit dia menelan keindahan dan kecantikan wanita itu.     

"Ya Tuhan, siapa pria itu, apa kalian mengenalnya? Kenapa dia bisa setinggi dan setampan itu? Aku tidak menyangka dia bahkan berani mencium Tang Xinluo di depan Yue Ze secara terang-terangan!"     

"Ini bukan ciuman sepihak, ini jelas sedang pamer kemesraan. Aku berani bertaruh kalau dua orang ini pasti adalah pasangan."     

"Oh! Akhirnya aku tahu kenapa Tang Xinluo menolak Yue Ze, si tampan itu benar-benar tidak kalah dari idola kita. Aku sampai nyaris merasa seolah mau melarikan diri saat melihat semua ini!"     

"Jangan bicara lagi, bagaimana dengan idolaku Yue Ze? Apa kalian tidak lihat kalau sorot mata Yue Ze pada Tang Xinluo itu. Aiyo sangat depresi dan sedih… Hatiku nyaris hancur melihatnya!"     

Orang di sekeliling mereka masih terus membicarakan hubungan rumit di antara tiga orang ini. Namun, Tang Xinluo sekarang malah seperti orang yang tidak sadar sedang berada di situasi seperti apa. Dia tidak mengetahui apa yang sedang dibicarakan orang-orang di sekitarnya. Dia juga sama sekali tidak memerdulikan pemikiran Yue Ze. Dirinya hanya merasakan ciuman Lu Yuchen yang penuh perasaan dan kuat di dalam pelukan pria itu.     

Tang Xinluo dicium oleh Lu Yuchen sampai seluruh sel di tubuhnya, dari atas ke bawah, sedang berteriak. Dia sama sekali tidak pernah merasa seperti ini, seolah dirinya meleleh ke dalam pelukan pria itu. Ini mungkin adalah perasaan seorang pengantin baru. Hanya dua hari tidak bertemu, tak disangka dirinya juga sangat merindukannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.