Waktu Bersamamu

Anak Sudah Tidak Ada



Anak Sudah Tidak Ada

0Saat Wan Weiwei didorong untuk menghadapi wartawan di luar, sebenarnya Lu Qinghao ada di sebuah jalan kecil tidak jauh dari sana. Demi memprovokasinya, Lu Qi menekan dirinya ke arah sana dan melihat seluruh prosesnya. Dia melihat Wan Weiwei dipermalukan, dibawa manajernya pergi dari sana dan juga melihatnya meninggalkan kantor polisi.     

Waktu itu, Lu Qinghao merasa lega. Pasalnya, dia mengira setelah pergi, Wan Weiwei akan segera datang ke sini untuk mencari pertolongan. Siapa yang menyangka bahwa wanita ini tega berbuat seperti itu.     

"Wan Weiwei, kamu benar-benar makhluk kejam! Rugi Qinghao berbuat baik padamu, dia memberimu uang dan membantumu investasi untuk syuting film, tanpa Qinghao kamu bukan apa-apa!" Gong Xuemei benar-benar marah. Baginya, putranya adalah akar hidupnya. Tanpa Lu Qinghao, dia tidak akan memiliki posisi Nyonya Lu seperti sekarang. Sejak awal, dia memang bukan nyonya kaya pada umumnya, pukulan di hatinya kali ini membuatnya benar-benar meledak, sampai-sampai dirinya kehilangan sikap nyonya terhormat yang biasa digunakannya. Dia langsung mengambil bantal di atas sofa dan melemparnya ke kepala Wan Weiwei.     

"Qinghao dalam bahaya dan kamu malah lari, lihat saja aku akan menghancurkanmu sampai mati!"     

"Ahh… Bibi, bukan begitu… Dengarkan penjelasanku dulu!" Wan Weiwei mundur dengan sempoyongan dan rambut yang berantakan setelah terkena lemparan bantal. Sekarang penampilannya terlihat mengenaskan.     

"Penjelasan, penjelasan apa lagi?! Mulai sekarang jangan harap kamu bisa masuk ke Keluarga Lu! Pengawal, usir wanita ini!"     

Begitu Gong Xuemei menurunkan perintah, Lu Qinghao tidak lagi membantu Wan Weiwei bicara. Semua pekerja di sana tercengang sejenak, lalu mereka segera mengepung dan bersiap menangkap Wan Weiwei.     

"Tunggu dulu! Kalian tidak boleh begini!" Wan Weiwei mendorong dengan kasar Gong Xuemei yang paling dekat dengannya. Dia memegang perutnya dan menatap ke semua orang di sana. "Kalian… Kalian tidak bisa seperti ini padaku! Di perutku ada darah daging Lu Qinghao, kalau kalian sampai melukaiku, anak ini…"     

Saat berbicara, tiba-tiba ada rasa sakit menusuk di perut Wan Weiwei. Kemudian, dia merasakan ada yang mengalir di pahanya. Gong Xuemei, Lu Qinghao dan pekerja lain di rumah Keluarga Lu terkejut menatapnya.     

Wan Weiwei menyukai warna putih dan saat ini tengah menggunakan celana panjang berwarna putih. Warna merah segar dari darah di celana panjang putihnya itu tidak terlihat jelas menembus di bahan baju itu. Namun, dia seolah menyadarinya dan tidak berani menunduk. Sampai beberapa detik kemudian, Wan Weiwei mendengar suara Gong Xuemei terdengar di dalam rumah itu.     

"Cepat, cepat antar ke rumah sakit… Cepat selamatkan cucuku!"     

***     

Saat Tang Xinluo terbangun di siang hari, Lu Yuchen sudah tidak terlihat lagi. Dia bangun dari kasur dan merasa tubuhnya sangat lemas. Saat dia menunduk dan melihat bekas-bekas yang ditinggalkan seseorang di tubuhnya, seketika wajahnya memerah. Pria itu semalam mengisap dan menggigit bagian tubuhnya untuk meninggalkan bekas-bekas kemerahan pada kulitnya. Kini, sosok yang menawan dan menggoda itu tanpa sadar terlintas lagi di benaknya. Di dalam benaknya, muncul sepasang mata dingin dan penuh hasrat. Hanya saja, yang berbeda dari biasanya, mata itu penuh dengan hasrat yang menggebu-gebu.     

"Kesal!! Apa yang aku pikirkan…" Tang Xinluo menghadap ke cermin dan menggelengkan kepalanya. Dia membelalakkan matanya ke bayangan dirinya di dalam cermin, tatapannya jatuh pada bekas merah yang memenuhi tulang selangkanya, seketika wajahnya menjadi merah lagi.     

Saat sedang malu, tiba-tiba terdengar suara Bibi Zhang dari luar, "Nyonya Muda, sudah bangun? Itu… Temanmu, dia terburu-buru mau pergi, lebih baik Anda bertemu dengannya dulu."     

Mendengar suara Bibi Zhang, Tang Xinluo langsung teringat. Dia nyaris melupakan Su Qing. Dia pun berkata, "Bibi Zhang, bantu aku menahannya, aku akan segera turun."     

Setelah itu, Tang Xinluo menyikat giginya sekenanya. Dia lalu berganti baju dan turun ke bawah. Sambil berjalan, dia masih tidak puas pada Lu Yuchen. Semua salah suaminya, semalam tidak hanya melakukan ini dan itu padanya, bahkan dia masih juga harus menggunakan tangan untuk membantunya. Pria itu selalu menyiksanya sampai kelelahan baru melepaskannya. Benar-benar menyebalkan, pria itu membuatnya kelelahan dan bangun kesiangan, bahkan nyaris melupakan Xiao Qing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.