Waktu Bersamamu

Dia adalah Seorang Mami yang Baik



Dia adalah Seorang Mami yang Baik

0Yue Xinluo berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya dan menjawab pertanyaan itu, "Mamimu… adalah wanita yang sangat hangat dan lembut. Dia juga sangat baik. Dia… benar-benar sangat baik. Selain itu, percaya kepadaku… dia sebenarnya sangat mencintaimu…"     

"Aku tahu…" Suara Youyou terdengar seperti sedang menahan perasaannya. "Aku tahu dia sangat baik, dia sangat mencintaiku… Kalau bukan karena kecelakaan itu, maka dia tidak mungkin meninggalkanku."     

Lu Qilin benar-benar sangat menunjukkan perasaannya. Walaupun dia berusaha keras untuk mengendalikan dirinya, tapi suaranya tetap sedikit gemetar. Di dalam hatinya, dia begitu merindukan ibunya yang 'sudah meninggal' itu. Sementara itu, Yue Xinluo menutup mulutnya dengan erat. Air mata sudah memenuhi wajahnya dan keadaannya tidak jauh berbeda dengan keadaan Lu Qilin saat ini. Namun saat ini, dia justru merasa sangat, sangat, sangat bahagia. Itu karena dia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari dia bisa bicara dengan Lu Qilin secara langsung.     

"Dia sangat baik, dia sangat mencintaimu…" balas Yue Xinluo. Dia benar-benar tidak menyesali keputusannya. Dia juga berterima kasih kepada Lu Yuchen, berterima kasih kepada Zhuo Yarong, dan berterima kasih kepada orang-orang yang tidak pernah mengatakan kebenaran tahun itu kepada Lu Qilin. Setidaknya karena hal itu, Lu Qilin tetap memiliki perasaan cinta untuk dirinya di dalam hatinya dan bukannya membencinya karena sudah meninggalkannya saat masih kecil.     

Lu Qilin kehilangan kendali atas perasaannya dalam waktu yang sebentar, namun tidak lama kemudian, dia berhasil kembali mengendalikan perasaannya. Dia pun berkata, "Maaf, tapi aku kehilangan kendaliku…"     

Yue Xinluo merasa Lu Qilin dididik dengan sangat ba. Tetapi saat mendengarnya kembali bicara dengan suara yang tenang dan dingin, dia malah merasa dingin di dalam hatinya. Anak ini sangat dewasa, tapi itu malah menakutkan. Walaupun An'an juga lebih dewasa daripada anak seusianya, tapi dia masih memiliki sisi anak-anak di dalam dirinya. Sedangkan Youyou, dia jauh lebih tenang dan dewasa daripada anak lain, batinnya.     

Yue Xinluo sangat ingin menasehatinya, namun Lu Qilin sudah berpamitan dan langsung menutup telepon. Saat mendengar suara nada telepon yang terputus, dia sangat ingin menghubunginya lagi.     

Saat Saidi masuk ke kantor untuk membuat laporan, dia melihat Yue Xinluo duduk melamun sambil memegang telepon dan tidak bergerak sama sekali.     

"Alice, kamu kenapa?" tanya Saidi yang menghampiri Yue Xinluo. Lalu, dia mengambil gagang telepon dari tangannya dan membantunya untuk mengembalikannya.     

Yue Xinluo melihat Saidi, dia pun dengan sedikit emosional memegang tangannya dan berkata, "Saidi, tadi… tadi anak laki-lakiku menghubungiku…"     

"An'an?"     

"Bukan, Youyou. Anak pertamaku, anak laki-laki yang aku… tinggalkan di Kota A dulu."     

Saat Saidi mendengar hal itu, matanya menjadi sedikit terbelalak. Dia menggenggam tangan Yue Xinluo dan berkata, "Alice, dengarkan aku, kamu tidak meninggalkan anak itu. Saat itu, masalahnya sangat rumit, ada begitu banyak hal yang tidak bisa dikendalikan. Kepulangan kali ini karena kamu sudah memutuskan untuk mengejar kembali kebahagiaanmu, kenapa kamu tidak memberanikan dirimu untuk langsung mengatakan kebenarannya kepada anak pertamamu? Kamu adalah maminya, jadi dia pasti akan memaafkanmu."     

Saidi memiliki hubungan yang sangat baik dengan Yue Xinluo. Ada banyak hal yang tidak bisa dikatakan oleh Yue Xinluo kepada keluarganya, tapi bisa dibicarakannya dengan Saidi.     

"Tidak sama… Saidi, Youyou selama ini selalu berpikir aku sudah mati. Saat di telepon tadi, dia mengira aku adalah teman maminya. Dia bahkan bertanya kepadaku, seperti apa maminya. Aku dapat merasakan kalau dia memiliki sebuah kerinduan dan rasa cinta untuk sosok ibu, tapi aku takut… Aku takut kalau aku mengatakan kebenarannya, maka dia akan kecewa."     

Saidi menatap Yue Xinluo. Selama ini, dia terus melihat bagaimana pertumbuhan Yue Xinluo untuk menjadi dewasa dan semakin kuat. Namun setelah melihat ini, dia akhirnya mengetahui bahwa tidak peduli sekuat apa pun seorang wanita, jika harus menghadapi anaknya sendiri, maka semuanya sama, bisa merasa lemah dan tidak berdaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.