Waktu Bersamamu

Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (5)



Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (5)

0"Lu Yuchen, kamu sudah gila ya?!" Yue Xinluo langsung memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Lu Yuchen. Namun, pria itu menahan pinggangnya yang lembut dengan erat, sehingga dia tidak bisa bergerak.     

Lu Yuchen sama sekali tidak peduli Yue Xinluo memberontak. Dia masih terus menggigit telinga wanita itu dengan perasaan. Kemudian, dia mulai menggunakan lidahnya dan menjelajahi telinga wanita itu. Dia kemudian berkata dengan menggunakan suara yang pelan, berat, dan hangat, "Aku tidak tahu kalau pegawai biasa memiliki tanggung jawab untuk memuaskan keinginan psikologi bosnya…"     

"Kamu… Apa yang kamu katakan?" Suara Lu Yuchen itu menempel di telinga Yue Xinluo, sehingga membuat wanita itu takut hingga jantungnya berdebar dengan semakin cepat.     

"Apa kamu tidak mengerti apa yang aku katakan?" Lu Yuchen masih menggigit telinga Yue Xinluo sambil memainkan jarinya ke arah bekas ciuman dan gigitan yang ada di leher wanita itu yang tersembunyi di balik concealer-nya.     

Gerakan yang begitu jelas itu membuat Yue Xinluo seketika langsung berpikir bahwa masalah kemarin malam sudah terbongkar. Tidak, tidak mungkin! Pikirnya.     

Yue Xinluo terus mengatakan kepada dirinya untuk tidak panik dan berpikir bahwa perkataan itu hanya sebatas Lu Yuchen yang sedang menggoda dirinya dan tidak memiliki arti khusus. Dia berusaha untuk tetap tenang dan tidak merasakan sensasi geli dari telinganya. Sambil berusaha keras untuk tetap tenang, dia berkata, "Maaf Tuan Chen, aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Tapi, kalau kamu terus seperti ini, maka aku bisa menuntutmu dengan tuduhan pelecehan seksual di tempat kerja…"     

"Oh?" Lu Yuchen mengangkat alisnya. Kemudian, dia melepaskan telinga Yue Xinluo. Dia lalu bergerak ke bawah menuju belakang leher wanita itu dan menggigitnya.     

"Nakal… Kemarin malam saat kamu tidur bersamaku, kamu tidak bicara seperti itu," ucap Lu Yuchen. Nada bicaranya terdengar sangat santai, seolah sedang membicarakan tentang cuaca. Suaranya yang begitu tenang seperti dia sedang membicarakan masalah orang lain.     

"Kamu, aku… Tuan Chen, apa kamu membuat kesalahan? Kemarin malam aku tidur dengan sangat cepat, aku tidak tahu apa yang kamu katakan…" balas Yue Xinluo. Kemudian, dia merasa jantungnya seolah berhenti berdetak. Dia merasa jika ini terus berlanjut, maka bukan tidak mungkin dia bisa mengalami gagal jantung.     

"Setelah makan tidak mau bayar? Bukannya itu sangat kejam? Hm?" Nada suara Lu Yuchen di kata terakhir terdengar meningkat.     

Yue Xinluo sendiri merasa seperti ada orang yang menggunakan bulu untuk menggelitik perasaannya. Suara itu benar-benar sangat memikat. Lu Yuchen yang dulu sangat menyayangi dan memanjakannya. Pria itu sering menggodanya dengan suara yang seksi, namun juga dingin di saat yang bersamaan. Dia tidak bisa menyangkal, dengan Lu Yuchen menggigit belakang lehernya, kemudian bertanya seperti itu, dia merasa seluruh tubuhnya menjadi lemas. Semuanya sudah seperti ini, tidak mungkin juga baginya untuk terus menyangkal. Dia bisa saja mengatakan bahwa kemarin malam memang dia yang 'menyelamatkan' Lu Yuchen, namun dia tidak mau mengakui hal yang lainnya. Dia tidak mengerti kenapa pria itu masih bisa 'mengingat' apa yang terjadi kemarin malam walaupun mengkonsumsi 'racun biru', namun sekarang dia hanya bisa berusaha untuk menjelaskannya.     

"Tuan Chen, kamu benar-benar sudah salah paham. Semua yang terjadi kemarin malam adalah ketidaksengajaan. Kemarin saat sedang makan di restoran, aku tidak sengaja melihat dirimu. Kamu terlihat aneh dan seperti tidak benar-benar sadar, jadi aku membantu, kamu sudah salah paham," tutur Yue Xinluo. Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, jadi aku hanya bisa membuat kebohongan, batinnya.     

"Salah paham? Aku rasa tidak…" Lu Yuchen dengan tegas menyangga perkataan Yue Xinluo. Dia kembali menggigit belakang leher Yue Xinluo menggunakan giginya dengan lembut, lalu mengisapnya. Dia seolah sedang mengatakan bahwa sikap panik Yue Xinluo sama seperti sebuah jawaban baginya.     

"Aku dibawa ke depan pintu kamar hotel, orang yang membawaku itu bahkan melukai wanita yang pergi denganku, kamu pelakunya, kan? Bukannya kamu sudah menginginkan aku sejak lama, hm?"     

"Aku…" Yue Xinluo merasa seperti ingin menangis tanpa air mata karena memang bukan dia pelakunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.