Waktu Bersamamu

Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (4)



Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (4)

0Tapi, dia sepertinya tidak mau menggigit diriku… Batin Lu Yuchen.     

Kesimpulan itu membuat Lu Yuchen merasa sedikit tidak senang. Namun, saat melihat pergelangan kaki Yue Xinluo yang sedikit merah, dia merasa harus kembali memijatnya agar tidak terjadi penggumpalan darah. Dia pun memutuskan untuk tidak mempermasalahkan hal kecil itu. Setidaknya, penggumpalan darahnya tidak terjadi, gumamnya dalam hati.     

"Tunggu… Tunggu sebentar…" ucap Yue Xinluo. Dia melihat Lu Yuchen yang memegang kotak obat, bangkit berdiri, dan pergi. Saat ini, dia akhirnya tersadar dari rasa terkejutnya. Dia menahan pergelangan tangan pria itu, lalu dengan perasaan panik berkata, "Kamu, kamu tunggu… Lu Yuchen, apa kamu tidak tahu kalau kamu tidak bisa mencium bibir wanita sembarangan?! Memangnya apa hubungan kita?! Atas hak apa kamu menciumku!"     

Yue Xinluo mengatakan itu sambil berusaha untuk menahan air matanya yang hampir menetes. Dirinya sudah bukan wanita lemah lagi, namun di depan Lu Yuchen, dia tidak pernah bisa mengendalikan perasaannya selamanya. Ciuman Lu Yuchen itu hampir saja membuatnya merasa sangat senang. Aku kira ciuman ini menunjukkan kalau kami sudah berbaikan, menunjukkan kalau dia sudah memaafkanku, dan ingin menjalin hubungan lagi denganku, tapi dia malah mengatakan kalau dia melakukannya hanya untuk menghentikan rasa sakitku?! Pikirnya.     

Kemudian, untuk pertama kalinya, Yue Xinluo memaki dan mengumpat Lu Yuchen dengan berbagai perkataan kasar di dalam hatinya. B***NG**!! S**L*N!! A****G!!!     

Yue Xinluo merasa sangat marah. Apa di matanya aku sangat murahan?! Karena dia tahu aku menyukainya, jadi dia mengira, dengan satu ciuman aku akan merasa berterima kasih atas kebaikannya yang berusaha membuatku tidak merasa sakit lagi?! Kemarin malam, dia berkencan dengan wanita lain, hari ini dia tiba-tiba menciumku. Setelah menciumku, dia bersikap seolah itu sama sekali bukan apa-apa. Lu Yuchen, kamu benar-benar keterlaluan! Dia terus mengomel dalam hati.     

"Lu Yuchen, aku katakan kepadamu, aku tidak mau bekerja lagi!" Yue Xinluo mendorong Lu Yuchen dengan mata yang sudah penuh dengan air mata. Akhirnya, air matanya menetes dan dengan menahan rasa sakit, dia bangkit berdiri dari kursi.     

"Kamu sedang apa? Kakimu terluka, jangan bergerak sembarangan!" Raut wajah Lu Yuchen terlihat marah. Dia berusaha mengendalikan amarahnya dan membuat Yue Xinluo kembali duduk di atas kursi. Tadi dia bahkan mendorongku dengan tangannya yang terluka, kenapa dia tidak mengerti cara untuk melindungi dirinya sendiri?! Tanyanya dalam hati.     

"Lu Yuchen, aku sudah bilang, aku tidak mau bekerja lagi, aku mau mengundurkan diri dan aku mau pergi dari sini!"     

Aku benar-benar seperti orang bodoh tadi, bagaimana bisa aku tertipu hanya karena ciumannya? Aku begitu bodoh hingga mengira kalau dia tidak bisa terus mengacuhkanku dan ingin berbaikan denganku. Aku benar-benar bodoh karena sudah terlena oleh sebuah perasaan antusias, sampai-sampai aku lupa kemarin dia bahkan berkencan dengan wanita lain. Kalau dia memang menyukaiku, maka dia tidak mungkin akan bersikap tidak mengenaliku. Kalau dia memang menyukaiku, dia juga tidak akan berkencan dengan wanita lain. Aku yang sudah terlalu bodoh hingga aku lupa… Sama seperti diriku yang berubah, dia juga sudah bukan lagi Lu Yuchen yang aku kenal empat tahun yang lalu, kata Yue Xinluo dalam hati.     

"Duduk dengan baik, tangan dan kakimu itu terluka…" kata Lu Yuchen yang berusaha menghentikan Yue Xinluo dengan suara dingin. Dia menarik dan memeluk Yue Xinluo, lalu menggendong dan menurunkannya di atas kursi.     

"Kamu… Lepaskan aku… Aku sudah bilang, aku tidak perlu perhatianmu. Aku mau mengundurkan diri, aku mau pergi dari sini."     

"Coba saja kalau kamu berani pergi!" Lu Yuchen berkata dengan suara yang pelan dan berat. Dia melihat ke arah Yue Xinluo dengan sorot mata yang penuh dengan peringatan.     

Walaupun Yue Xinluo saat ini dipeluk dari belakang dan tidak bisa melihat raut wajah Lu Yuchen, namun suara serak dan penuh peringatan itu terdengar jelas di telinganya, sampai-sampai membuat perasaannya terasa dingin. Dia memberanikan diri dan menentang Lu Yuchen dengan bertanya, "Kenapa aku tidak berani? Aku hanya pegawai di sini, setelah memberikan surat pengunduran diri, maka aku bisa pergi dari sini. Aku katakan kepadamu, aku bahkan sudah mencetak surat pengunduran diriku, ada…"     

Saat ini, Yue Xinluo baru sadar bahwa surat pengunduran dirinya terjatuh di luar kantor Lu Yuchen.     

"Pegawai?" Suara Lu Yuchen sangat muram. Lalu, dia bertanya lagi, "Kamu bilang, kamu hanya pegawai di sini?"     

Sebelum Yue Xinluo bereaksi, Lu Yuchen langsung menggigit telinga kecil Yue Xinluo dari belakang dengan pelan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.