Waktu Bersamamu

Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (3)



Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (3)

2Rasa sakit terus terasa dari pergelangan kaki Yue Xinluo. Awalnya, dia masih bisa menahan rasa sakit itu dengan mengerutkan alisnya dan melihat pundak Lu Yuchen. Namun kemudian, tenaga Lu Yuchen yang digunakan untuk memijat kakinya menjadi semakin besar, itu membuatnya menekan kepalanya ke lengan pria itu, kemudian menggertakkan giginya dan menahan napasnya. Dengan begitu, dia bisa berusaha untuk tidak membuat suara apa pun. Walaupun pria itu menyuruhnya menggigit tangannya, namun dengan hubungan mereka saat ini, hanya dengan berada di posisi sedekat ini saja sudah cukup berlebihan baginya. Atas hak apa aku bisa menggigitnya? Batinnya.     

Yue Xinluo terus menggertakkan giginya. Walaupun dia merasa kesakitan hingga air matanya hampir menetes, namun dia tetap tidak menyerah. Saat dia berusaha keras menahan rasa sakit itu, tiba-tiba dia merasa ada benda yang mengetuk atas kepalanya dua kali. Hmm? Batinnya bertanya-tanya.     

Kemudian, Yue Xinluo pun mengangkat kepalanya dengan kebingungan. Dia melihat sorot mata Lu Yuchen yang dalam. Pria itu untuk mengetuk kepalanya dengan jari-jarinya. Sebelum sempat menarik tangannya kembali, dia menahan tangan pria itu.     

"Untuk apa kamu mengetuk kepalaku?" tanya Yue Xinluo dengan mata yang merah. Dirinya sudah sangat lama tidak diperlakukan seperti anak kecil, sehingga saat ini dia merasa seolah diperlakukan tidak adil. Dia menekan kakiku dengan begitu keras, sampai-sampai aku merasa begitu kesakitan, tapi bahkan aku tetap menahan diri untuk tidak bersuara. Eh… dia malah mengetuk kepalaku seperti mengetuk pintu, dia kira kepalaku ini pintu?! Dia mengomel dalam hati.     

Lu Yuchen dapat melihat raut wajah Yue Xinluo, namun dia tidak memberikan penjelasan. Dia hanya menurunkan tangannya yang tadi digunakan untuk mengetuk kepala wanita itu. Kemudian, dia menggunakan jarinya yang lentik untuk mengangkat dagu wanita itu. Dia mengangkatnya dan membuat bibir wanita itu terlihat dengan jelas di depan matanya. Tiba-tiba, dia menundukkan kepalanya, mendekatkan tubuhnya ke arah wanita itu, membuka mulutnya sedikit, dan mencium bibirnya yang lembut.     

Yue Xinluo seketika merasa seluruh darah di dalam tubuhnya berhenti mengalir dan membeku. Lu Yuchen menciumku… Lu Yuchen menciumku dengan keinginannya sendiri… Lu Yuchen menciumku dalam keadaan sadar sepenuhnya dan dengan keinginannya sendiri?! Jeritnya dalam hati.     

Lu Yuchen mencium bibir Yue Xinluo dengan lembut. Dia lalu membuat wanita itu membuka deretan giginya, sehingga dia dapat memasukkan lidahnya ke dalam mulutnya. Sementara itu, kepala Yue Xinluo seketika menjadi kosong saat ini. Dia mengedip-ngedipkan matanya dengan sangat cepat karena merasa dirinya sedang bermimpi. Lalu, dia kembali mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali. Melihat wajah sempurna Lu Yuchen yang begitu dekat di depan wajahnya, seketika dia merasa sedikit tertegun.     

Sebelum Yue Xinluo dapat membedakan apakah saat ini sedang bermimpi atau bukan, dia merasakan Lu Yuchen menarik lidahnya keluar dan melepaskan bibirnya, sehingga ada sedikit jarak antara bibir mereka. Aku memang sedang bermimpi kan sekarang? Batinnya.     

Yue Xinluo hanya tertegun melihat wajah tampan Lu Yuchen yang begitu dekat di depannya itu. Hanya di dalam mimpi kami bisa melakukan hal seperti ini… Batinnya lagi.     

Namun, Yue Xinluo menyadari bahwa dia bukan sedang bermimpi dengan sangat cepat karena dia mendengar suara dingin Lu Yuchen yang bertanya kepadanya, "Apa masih sakit?"     

"Apa?" Semuanya berlangsung begitu cepat hingga Yue Xinluo tidak bisa memahami situasi saat ini. Wajahnya sangat kebingungan dan dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Lu Yuchen.     

Lu Yuchen kemudian kembali mencium bibir Yue Xinluo dengan lembut dan bertanya, "Bukannya semua drama di televisi menyebutkan bisa menghentikan rasa sakit dengan ciuman?"     

Aku ingat dulu terkadang saat sedang mengganti saluran televisi, 'dia' akan melihat drama dengan adegan seperti itu. Adegan di mana setiap wanita mengatakan kesakitan kepada kekasihnya, maka pria itu akan menciumnya untuk menghentikan rasa sakit itu. Aku tidak pernah pacaran dan saat 'Kepribadian Pertama' memiliki hubungan dengan wanita bernama Tang Xinluo, aku selalu memilih menghindar dan tidak pernah muncul, jadi semua ini adalah hal yang baru dan asing bagiku, pikir Lu Yuchen.     

Lu Yuchen melihat Yue Xinluo yang masih tertegun. Seketika, dia merasa bahwa dirinya sudah tertipu oleh adegan drama di televisi. Memang caraku yang paling benar, seharusnya aku membiarkannya menggigit sesuatu untuk menghentikan rasa sakitnya, batinnya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.