Waktu Bersamamu

Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (1)



Kamu adalah Wanita Kemarin Malam (1)

1Lihatkan, dia hanya menunjukkan perhatian hanya karena kamu terluka, Yue Xinluo… Sekarang kamu adalah Yue Xinluo, bukan lagi Tang Xinluo. Jangan kembali menjadi seperti Tang Xinluo yang mudah digoyahkan olehnya lagi! Batin Yue Xinluo.     

Yue Xinluo berusaha keras untuk memberi tahu kepada dirinya sendiri agar menahan diri dan harus kuat. Beberapa saat kemudian, dia melihat Lu Yuchen kembali dengan membawa kotak obat.     

"Ulurkan tangan kananmu." Suara Lu Yuchen tetap terdengar dingin dan datar.     

Yue Xinluo yang mendengar suara dingin Lu Yuchen itu menjadi semakin yakin bahwa tadi dia memang hanya berlebihan dan semua itu hanyalah pikirannya saja. Aku sudah bilang, rasa perhatiannya tidak mungkin memiliki maksud lain. Dia tetap tidak mau mengakuiku, dia bicara dengan suara dingin seperti sedang bicara dengan orang asing. Ternyata memang benar, hal yang lebih menakutkan daripada dibenci adalah tidak dipedulikan, pikirnya.     

Sikap Lu Yuchen saat ini bisa membuat Yue Xinluo merasa jantungnya seolah membeku. Yue Xinluo merasa seolah ingin menangis, namun dia tetap berusaha menahan diri dan hanya berkata, "Tidak perlu, berikan obatnya kepadaku, aku bisa menggunakannya sendiri…"     

Tetapi, Lu Yuchen sama sekali tidak menghiraukannya. Dia membuka kotak obat yang dibawanya, lalu mengeluarkan berbagai barang yang digunakan untuk mengobati luka. Saat melihat Yue Xinluo tidak mau mengulurkan tangannya, dia tidak mengatakan apa pun dan langsung menarik pergelangan tangannya, sehingga membuat wanita itu terpaksa mengulurkan tangannya yang kecil itu.     

"Aku bilang tidak perlu…"     

"Kamu takut akan merasa sakit?" Lu Yuchen tiba-tiba saja bertanya dengan suara datar. Rasa khawatir terlihat di sorot matanya yang dingin.     

"Tidak… Aku tidak takut." Yue Xinluo menggelengkan kepalanya. Tang Xinluo empat tahun yang lalu mungkin takut akan rasa sakit, tapi Yue Xinluo yang muncul empat tahun kemudian, sudah bukan lagi wanita penakut dan tidak berdaya seperti dulu. Rasa sakit dan terluka, semua itu membuat seseorang berubah menjadi dewasa, batinnya.     

Lu Yuchen menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu, tahan sebentar… Aku akan berusaha mengobatinya dengan lembut."     

Setelah selesai bicara, Lu Yuchen membuka telapak tangan Yue Xinluo. Pertama, dia menggunakan kapas dan pinset untuk membersihkan luka akibat pecahan cangkir kopi di telapak tangan wanita itu. Setelah itu, dia menggunakan alkohol untuk membunuh kuman.     

Melihat wajah serius Lu Yuchen, Yue Xinluo seketika merasa tertegun. Sikap Lu Yuchen saat ini terlihat seolah aku adalah orang yang berharga baginya… Batinnya.     

"Hm…" Tiba-tiba, rasa sakit yang tajam terasa dari telapak tangan kanannya, membuat Yue Xinluo tidak bisa menahan suara rintihan. Benar-benar memalukan, padahal tadi aku bilang tidak takut sakit! Umpatnya dalam hati.     

"Sakit?" Suara Lu Yuchen yang memesona terdengar, suaranya penuh dengan perasaan khawatir.     

"Tidak, hanya tadi tidak tahan saja…" Yue Xinluo menggigit bibir bawahnya dan tidak mau menunjukkan sisi lemahnya.     

"Hmm…" jawab Lu Yuchen. Kemudian, dia tidak mengatakan apa pun lagi dan terus mengobati luka Yue Xinluo. Entah kenapa, walaupun terus mengatakan untuk tidak memikirkan hal ini, namun dia tiba-tiba memiliki perasaan sedih di dalam hatinya. Ketika perasaan itu muncul di dalam hatinya, di saat yang sama, terasa sensasi yang dingin dari telapak tangan kanannya. Dia pun merasa kebingungan dan mengangkat kepalanya. Lalu, dia melihat ternyata Lu Yuchen sedang memegang pergelangan tangannya, menundukkan kepala, dan meniup telapak tangannya.     

"Masih sakit?" tanya Lu Yuchen sambil mengangkat kepalanya dan menatap mata Yue Xinluo. Terlihat sedikit berbinar di matanya yang dingin itu, seolah ada sebuah bintang di dalam sana.     

Yue Xinluo menjadi sedikit tertegun. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa setelah empat tahun berlalu, dia masih dapat melihat sorot mata hangat Lu Yuchen yang seperti ini. Dia masih saja tertegun, pandangan matanya terlihat seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.      

"Semua wanita begitu lemah ya? Padahal aku sudah berusaha sebisa mungkin untuk melakukannya dengan lembut…" Lu Yuchen kembali meniup telapak tangan Yue Xinluo dan suaranya terdengar lebih lembut dari sebelumnya. Suaranya bukan sedang marah, tapi dia seperti bicara sendiri dan membuat kesimpulan atas apa yang dipikirkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.