Waktu Bersamamu

Masa Lalu 'Kepribadian Kedua' (1)



Masa Lalu 'Kepribadian Kedua' (1)

0Lu Yuchen masih dikuasai oleh 'kepribadian pertama' terlalu lelah saat itu karena dia masih kecil dan tidak bisa menahan semua yang terjadi, yakni penculikan dan tubuh yang basah kuyup, serta keadaan mentalnya yang tidak bisa menerima bahwa dirinya sudah dimanfaatkan oleh ayah kandungnya sendiri. Akhirnya, si 'Kepribadian Kedua' untuk pertama kali mendapatkan kesempatan untuk menggantikan 'Kepribadian Pertama' dan mengendalikan tubuh itu.     

'Kepribadian Kedua' Lu Yuchen masih ingat, itu pertama kalinya dia bisa mengendalikan tubuh tersebut dengan keinginannya sendiri. Tujuan awalnya sebenarnya sangat sederhana, dia merasa bahwa 'Kepribadian Pertama' sudah mengalami banyak hal yang pahit dan sulit, dia tidak ingin si 'Kepribadian Pertama' ini terus mengalami hal itu. Maka dari itu, saat kesadaran 'Kepribadian Pertama' melemah, dia mencari kesempatan untuk mengendalikan tubuh itu. Namun, saat dia berhasil mengendalikan tubuhnya, dia merasakan perasaan yang sangat indah, hingga dia tidak rela untuk kehilangan hal itu. Hingga akhirnya muncul pertanyaan, 'Kenapa dia adalah kepribadian pertama dan aku adalah kepribadian kedua? Aku juga bisa saja menjadi kepribadian pertama. Jelas-jelas kami setara, kami adalah satu roh yang tinggal di tubuh ini, jadi kenapa dia bisa menggunakan tubuh ini sesuka hatinya, sedangkan aku selamanya hanya bisa menjadi bayangannya dan meminjam tubuh ini?'     

Sejak saat itu, 'Kepribadian Kedua' Lu Yuchen memiliki keinginan untuk mengambil alih tubuh itu dan membuat 'Kepribadian Pertama' tidak pernah muncul lagi. Saat dia sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba ada sebuah kepala kecil yang terjatuh di tubuhnya.     

Lu Yuchen yang masih kecil itu seketika tertegun. Saat ini, dia seketika tersadar di mana dia berada. Berbeda dengan 'Kepribadian Pertama', dia dapat melihat dengan jelas semua hal yang dilakukan oleh kepribadiannya yang lain itu.     

"Jauh-jauh dariku…" Anak laki-laki itu berkata dingin dengan wajah datar kepada anak perempuan yang terjatuh ke tubuhnya.      

Lu Yuchen dengan 'Kepribadian Kedua'-nya sangat membenci sentuhan dari orang lain, entah apa alasannya. Sebuah rasa benci yang sudah ada dan mendarah daging. Terlebih lagi, anak perempuan yang memiliki wajah manis seperti Lu Aitong, dia akan merasa sangat jijik. Pasalnya, di depan Lu Huanting, Lu Aitong akan menangis seolah selalu ditindas. Namun sebenarnya, Lu Aitong selalu melihat ke arah Lu Yuchen dengan raut wajah mengolok dan mengatakan bahwa dia tidak memiliki ayah. Namun, 'Kepribadian Pertama' selalu saja menahan diri. Jika saja dia yang berada di dalam situasi itu, maka dia pasti akan menendang Lu Aitong ke dalam tempat sampah untuk membuat pakaiannya itu kotor. Atau bahkan, dia bisa mengambil gunting untuk memotong rambut hitam berkilau Lu Aitong yang selalu dibanggakannya. Saat memikirkan Lu Aitong, raut wajah Lu Yuchen kecil seketika menjadi semakin buruk. Dia mendorong anak perempuan yang menggunakan terusan itu agar menjauh dari tubuhnya.     

"Hm, kakak jangan bergerak, biarkan aku bersandar sebentar… Hanya sebentar…" Gadis kecil itu seperti tidak terlalu sadar. Dia memeluk pinggang Lu Yuchen kecil dengan menggunakan kedua tangannya, kemudian menyandarkan wajah kecilnya yang kotor ke tubuhnya.     

Lu Yuchen kecil seketika langsung merasa tidak senang. Dia hendak mengulurkan tangannya untuk mendorong anak perempuan itu, namun saat tangannya menyentuhnya, dia langsung tertegun. Sangat panas! Dia demam? Batinnya.     

'Kepribadian kedua' Lu Yuchen langsung mengetahui bahwa anak perempuan itu demam. Dia menundukkan kepalanya, lalu dengan cahaya lampu jalan yang masuk ke dalam semak-semak, dia dapat melihat telinga dan wajah bulat anak perempuan itu sangat merah. Saat ini, dia benar-benar sudah yakin bahwa anak itu benar-benar sedang demam. Lu Yuchen kecil yang sebelumnya ingin mendorong anak itu akhirnya mengurungkan niatnya. Dia mengetahui bahwa cardigan yang digunakannya adalah milik anak perempuan yang sedang memeluknya saat ini. Dia juga tahu bahwa jika bukan karena dirinya, maka anak perempuan itu tidak perlu berada di keadaan yang berbahaya seperti saat ini. Walaupun semua ini terjadi karena 'kepribadian pertama' yang selalu memiliki harapan kepada Lu Huanting, sehingga semua masalah ini bisa terjadi. Namun saat ini, yang mengendalikan tubuh tersebut adalah dirinya, jadi dia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah disebabkan oleh 'dirinya' yang lain itu.     

Akhirnya, Lu Yuchen kecil itu memeluk anak perempuan itu. Dia melepaskan cardigannya di satu sisi, lalu menggunakannya untuk menutupi tubuh mereka berdua. Keduanya pun saling berpelukan dan melewati malam dengan tubuh basah, namun mereka dapat merasakan kehangatan. Ini adalah cerita bagaimana pertama kalinya dia si 'Kepribadian Kedua' terbangun dan dapat mengendalikan tubuh itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.