Waktu Bersamamu

Sebenarnya, Siapa Wanita Kemarin Malam Itu? (3)



Sebenarnya, Siapa Wanita Kemarin Malam Itu? (3)

0…Sekarang, baginya aku sudah tidak ada. Walaupun aku muncul lagi di depannya, baginya aku hanyalah orang asing. Awalnya, aku mengira kalau walaupun dia membenciku, tapi selama aku terus bersikap baik kepadanya, selama aku menebus kesalahanku, maka dia akan kembali mencintaiku. Tetapi, ternyata semua itu hanya pikiranku sendiri… Batin Yue Xinluo.     

"Yang jelas jangan biarkan siapa pun tahu tentang masalah ini, anggap apa yang terjadi kemarin malam semuanya hanyalah sebuah mimpi…" Yue Xinluo menyandarkan kepalanya ke kaca jendela mobil dan memandang mobil yang lewat di samping mobil mereka dengan tatapan kosong.     

Sementara itu, Saidi menutup mulutnya. Dia ingin menasehati Yue Xinluo, namun dia sendiri tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Jadi, akhirnya dia mencoba untuk bertanya, "Lalu, apa kamu ingin tahu siapa wanita yang kemarin malam datang bersama dia?"     

Yue Xinluo mengangkat alisnya, namun sesaat kemudian dia hanya terdiam dan menjawab, "Tidak perlu, tapi cari orang yang meletakkan 'racun biru' itu. Obat itu tidak mudah ditemukan dan kalau itu muncul di pasaran, maka bisa melukai banyak orang."     

Tentu saja itu bukan alasan sebenarnya. Alasan yang sebenarnya adalah karena Yue Xinluo ingin tahu siapa orang yang berusaha menjebak Lu Yuchen. Walaupun dia sudah tidak peduli dengan keberadaanku dan bersikap dingin kepadaku, tapi aku tetap tidak bisa hanya diam saja melihat hal ini dan ingin menghilangkan semua penghalang yang ada di jalan Lu Yuchen, pikirnya.     

Yue Xinluo kemudian tersenyum mengolok dirinya sendiri dan dia menghina dirinya sendiri di dalam hati.     

***     

Saat Lu Yuchen bangun, di sampingnya sudah tidak ada siapa pun. Dia bangkit duduk dan selimut tipis terjatuh dari tubuhnya, sehingga membuat tubuhnya yang berotot terlihat dengan jelas. Dia mengerutkan alisnya dan bola matanya yang indah itu melihat ke arah ranjang besar yang kosong itu. Di keempat sisi ranjang, masih terikat empat pita sutra berwarna hitam. Dalam sekali lihat, dia langsung mengetahui bahwa keempat pita itu pernah digunakan untuk mengingat sesuatu. Apa kemarin 'dia' bermain hingga sehebat itu? Batinnya.     

Lu Yuchen mengerutkan alisnya dengan tidak senang. Setelah bangun tidur, dia tidak mudah merasa seperti ini, namun kali ini dia merasa kacau dan tidak senang. Sangat sedikit orang yang mengetahui tentang dua kepribadian yang tinggal di tubuhnya. Dan lebih sedikit lagi orang yang mengetahui bahwa dirinya yang saat ini begitu dingin seperti 'monster' dan dia tidak pernah benar-benar akan bereaksi dengan obat perangsang. Namun, setelah dirinya benar-benar dikendalikan oleh obat, maka kepribadiannya yang lain akan bangkit. Seperti terakhir kali saat Gu Xuan'er berusaha memberikan obat kepada Lu Yuchen hingga akhirnya dirinya yang lain bangkit. Oleh karena itu, kemarin malam setelah tanpa sadar mengkonsumsi obat perangsang itu, dia yang selama ini tertidur mencari kesempatan untuk bisa keluar lagi.     

Hanya saja…      

Kemudian, Lu Yuchen menyentuh pita sutra itu dengan jarinya. Dia dapat merasakan kelembutan pita sutra itu dengan ujung jarinya.     

"Hm, Lu Yuchen… Ternyata kamu suka bermain seperti ini?" Dari suaranya, terdengar jelas perasaan dingin dan mengolok. Dia memicingkan matanya. Perasaan jijik kemudian terlihat di kedua bola matanya yang berwarna hitam itu. Dia memiliki perasaan yang sangat jijik. Dia mengetahui bahwa kepribadiannya yang lain itu tidak mungkin menyentuh wanita secara sembarangan, jadi dia yakin bahwa wanita yang menghabiskan waktu bersama dirinya yang lain itu pasti bukan wanita biasa. Namun, dia tetap merasa jijik dan tidak menyukai hal itu. Dia membenci hal itu karena dia sangat membenci sentuhan wanita. Sejak dirinya bangit, selain anak perempuan yang muncul di dalam mimpinya saat dia masih kecil, hanya 'Alice' yang bisa membuatnya mengubah hal itu. Namun kemarin malam, dia harus menyentuh wanita yang tidak diketahuinya. Dia merasa beruntung karena setidaknya saat itu bukan dia yang bangkit dan mengendalikan tubuhnya.     

Lu Yuchen saat ini hanya ingin segera menemukan wanita itu, kemudian mengikatnya. Setelah itu, dia akan mencambuk seluruh tubuhnya dan mengulitinya. Wanita yang berani naik ke atas ranjangku, juga harus berani untuk menerima amarahku, batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.