Waktu Bersamamu

Saat Lu Yuchen Mengonsumsi Obat Itu (4)



Saat Lu Yuchen Mengonsumsi Obat Itu (4)

2"Sabotase? Yuchen dalam bahaya?!" jerit Yue Xinluo. Walaupun dia mengatakan kepada dirinya sendiri untuk menyerah, namun saat mendengar Lu Yuchen ada dalam bahaya, tanpa sadar dia langsung merasa khawatir.     

"Kenapa? Tadi kamu bilang tidak mau mengejarnya lagi, sekarang kamu tidak bisa menahan diri untuk peduli dengannya?" ujar Saidi sambil tertawa ringan. Dia mengedipkan matanya, kemudian dengan suara menggoda berkata, "Tapi kamu tenang saja, mereka tidak akan memberikan obat yang bisa mengancam nyawa Lu Yuchen, hanya saja sedikit 'beracun', coba lihat…"     

Siadi mengangkat tangan kirinya dan menunjukkan cincin yang ada di jari kelingkingnya. Batu yang ada di cincinnya itu awalnya sebuah batu permata, namun batu permata yang sebelumnya terlihat jernih itu berubah menjadi sedikit biru saat ini.     

"Kamu tahu kan, kami sejak kecil mendapatkan pelatihan yang membuat kami dapat mengenali berbagai racun dan obat perangsang. Tapi, 'racun biru' ini adalah obat perangsang yang diproduksi beberapa tahun yang lalu. Orang organisasi takut para wanita akan digoda saat sedang menjalankan misi, jadi mereka akan memberikan kami sebuah alat berbentuk batu permata yang bisa mendeteksi obat semacam itu."     

'Racun biru' tidak berwarna dan juga berbau, obat itu memang tidak berbahaya bagi tubuh, tapi itu akan memancing gairah terdalam di tubuh manusia. Dan yang paling penting adalah, setelah semuanya terjadi, tidak akan ada yang mengetahuinya. Orang yang mengkonsumsi obat itu juga tidak akan bisa mengingat apa yang terjadi selama obat itu bereaksi. Bisa dikatakan bahwa itu adalah obat terbaik yang bisa 'mengendalikan orang' tanpa orang itu menyadarinya.     

"Ada orang yang memberikan 'racun biru' untuk Lu Yuchen dan wanita itu?" tanya Yue Xinluo. Sama seperti Saidi, dia tidak tahu bahwa Tang Mi yang menyiapkan 'racun biru' itu. Reaksi pertama keduanya adalah mereka berpikir ada orang yang ingin menjebak Lu Yuchen.     

"Sepertinya memang seperti itu…" jawab Saidi. Dia mengangkat alisnya dan berkata, "Aku baru saja keluar dan berdiri di luar pintu ruangan privat di seberang sana. Saat aku mau mengetuk pintu, tiba-tiba ada seorang pelayan yang keluar dari dalam. 'Racun biru' itu tidak berbau dan tidak berwarna, tapi piring yang dibawa pelayan itu kebetulan menyentuh tangan kiriku dan aku langsung melihat perubahan warna cincinku, jadi aku langsung ke sini untuk memberitahumu."     

Saidi melihat Yue Xinluo mengerutkan alisnya dan tidak berkata apa-apa, sehingga dia melanjutkan, "Alice, apa yang kamu lakukan? Kenapa masih duduk di sini? Sekarang priamu dan wanita lain sedang dijebak menggunakan 'racun biru', saat obat itu mulai bereaksi bagaimana kalau mereka melakukan sesuatu?"     

"Tapi aku…"     

"Tapi apa? Kalau kamu tidak segera ke sana, maka nanti pria itu akan dimakan oleh wanita lain!" Saidi benar-benar merasa sangat panik, dia tidak mengerti apa lagi yang dipikirkan oleh Yue Xinluo saat ini.     

"Saidi, tidak, tidak bisa… aku tidak bisa ke sana." Yue Xinluo tiba-tiba tidak tahu dengan status apa dia harus pergi dan mengganggu mereka berdua.     

Lu Yuchen meninggalkan pekerjaannya untuk berkencan dengan wanita itu, jadi berarti baginya wanita itu… Mereka berdua saling menyukai. Kalau memang benar-benar ada yang memberikan obat kepada mereka, maka pasti akan ada Lu Jiu atau anak buahnya yang lain yang akan melindungi Lu Yuchen… Selain itu, 'racun biru' hanyalah obat perangsang yang tidak melukai tubuh. Di sisinya ada seorang wanita, terlebih lagi wanita itu adalah orang yang disukainya. Mereka begitu dekat, jadi aku punya hak apa untuk mengganggu mereka? Kalau aku tiba-tiba berlari ke sana, maka aku hanya akan menjadi badut… Batin Yue Xinluo.     

"Alice, apa yang sebenarnya sedang kamu pikirkan?" Saidi tidak bisa memahami Yue Xinluo. Dia berjalan ke arah wanita itu dan memegang kedua pundaknya karena ingin menyadarkannya dari lamunannya.     

"Tidak ada gunanya Saidi, kamu tidak mengerti… Dia bahkan tidak mau mengenal diriku. Kalau aku datang dan mengganggunya bersama wanita lain, menurutmu aku harus muncul dengan status apa?" Yue Xinluo mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Saidi. Kedua matanya yang biasanya berbinar seperti batu permata, benar-benar terlihat redup saat ini. Sejak awal, dia tidak pernah merasa seperti ini. Dia sama sekali tidak pernah meragukan dirinya sendiri. Selama ini, dia selalu percaya diri. Namun, saat melihat Lu Yuchen masuk ke dalam ruangan privat bersama wanita lain, semua rasa percaya dirinya seketika hancur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.