Waktu Bersamamu

Youyou Muncul (1)



Youyou Muncul (1)

0"Kamu…" Saat melihat anak kecil yang muncul di depannya itu, seketika Yue Xinluo merasa bahwa dirinya berhalusinasi. Anak ini sepertinya berusia sekitar empat atau lima tahun. Rambutnya yang berwarna hitam disisir dengan rapi di depan dahinya. Sepasang bola mata yang berwarna hitam yang tersembunyi di balik rambut itu sedang melihat ke arahnya. Raut wajah anak laki-laki itu terlihat datar atau bisa dikatakan tidak terlihat perasaan apa pun di raut wajahnya. Namun, dia dapat melihat sebuah perasaan penasaran dan perhatian dari kedua mata anak itu yang berbinar.     

Dia memiliki wajah yang tampan dan mengingatkanku dengan An'an. Dia sama sekali tidak kalah tampannya dengan An'an. Hanya saja, wajahnya terlihat lebih sedikit tegas daripada wajah An'an dan dia terlihat sedikit lebih besar dari An'an, pikir Yue Xinluo.     

Yue Xinluo seketika berpikir, setelah anak ini tumbuh besar, maka pasti akan menjadi seorang pria yang sangat tampan dan akan menarik perhatian banyak wanita.     

"Siapa yang menindas bibi? Kenapa menangis?" Anak laki-laki itu kembali bertanya sambil kembali menusuk-nusuk lengan Yue Xinluo yang lembut itu dengan jari telunjuknya.     

"Aku… tidak ada yang menindasku, aku tidak menangis." Yue Xinluo tiba-tiba bereaksi dan dengan cepat mengusap air matanya menggunakan lengannya. Dia lalu tersenyum ke arah anak laki-laki itu. Dia merasa jantungnya berdetak dengan sangat cepat karena merasakan lengannya yang disentuh-sentuh oleh anak laki-laki itu terasa hangat. Perasaan itu terasa sangat nyata. Dia kembali memperhatikan bola mata milik bocah itu dan merasa kedua matanya tampak seperti mata Lu Yuchen versi anak kecil. Saat ini, dia baru yakin bahwa dia tidak sedang berhalusinasi. Dia… benar-benar nyata… Batinnya.     

Yue Xinluo merasa kepalanya sangat kacau, napasnya menjadi semakin cepat, begitu pula dengan detak jantungnya. Namun, secepat apa pun napas dan detak jantungnya, serta sekacau apa pun pikirannya, dia tetap berusaha keras untuk mengendalikan raut wajahnya.     

"Ada pasir yang masuk ke mata, jadi air mataku keluar…" Yue Xinluo mengatakan itu sambil masih tetap tersenyum.     

Bocah itu melihat wajah Yue Xinluo dengan bola matanya yang berwarna hitam itu penuh dengan keraguan. Itu karena dia melihat Yue Xinluo menangis, namun dia tidak mengerti kenapa wanita itu berbohong kepadanya. Lu Qilin kecil berpikir sejenak. Mungkin dia merasa menangis itu memalukan karena orang dewasa sangat peduli dengan citra mereka. Kalau dia tidak mau mengakuinya dan kalau aku membongkarnya, maka dia akan merasa sangat malu, kan? Batinnya.     

"Kalau begitu, aku akan membantu bibi meniupnya. Setelah pasirnya hilang, maka air matamu tidak akan menetes lagi." Setelah selesai mengatakan itu, Lu Qilin mengulurkan kedua tangannya dan memegang kedua pundak Yue Xinluo. Lalu, dia mendekatkan tubuhnya ke depan. Bibirnya yang kecil itu berada di depan mata Yue Xinluo yang berair, lalu meniupnya dengan lembut.     

Tiupan lembut Lu Qilin itu membuat bulu mata Yue Xinluo sedikit bergerak. Dia merasa seperti ada yang menyentuh perasaannya. Sebuah perasaan terharu memenuhi hatinya dan seketika dia merasa ingin menangis, matanya bahkan langsung menjadi merah dalam sekejap.     

"Jangan menangis lagi, pasirnya sudah hilang…" ucap Lu Qilin. Dia tidak suka melihat air mata Yue Xinluo. Dia pun membungkukkan tubuhnya, sebelum Yue Xinluo sempat memejamkan matanya, dia mencium kedua matanya dengan lembut.     

"Sudah jangan menangis lagi ya…" kata Lu Qilin. Dia mengingat bagaimana biasanya orang dewasa menenangkan anak kecil yang sedang menangis.     

Ciuman tiba-tiba dari Lu Qilin itu membuat Yue Xinluo tertegun. Sejak melihat anak ini, dia langsung mengetahui identitasnya. Dia tertegun di tempat, sorot matanya terlihat tidak percaya dan terkejut, raut wajahnya juga dengan cepat berubah. Dia sama sekali tidak pernah mengira bahwa setelah berpisah selama empat tahun dengan Lu Qilin, akan terjadi hal seperti ini saat mereka bertemu lagi.     

Lu Qilin melihat Yue Xinluo yang tertegun, dia berpikir ciumannya membuatnya terkejut. Dia menekan kedua bibirnya dan wajahnya terlihat datar. Dia tidak terlihat senang, namun juga tidak terlihat marah. Namun sebenarnya, dia merasa sedikit kesal. Dia ternyata tidak menyukai ciumanku. Tidak, mungkin dia merasa tersinggung, bukannya tidak suka. Sama sepertiku yang tidak suka ada orang asing yang dekat-dekat denganku seenaknya sendiri… Pikirnya.     

Lu Qilin mencari-cari alasan sendiri atas sikap Yue Xinluo di dalam hatinya. Kemudian, dia berjalan ke samping dan duduk di sebelah Yue Xinluo. Lalu, dia berkata, "Aku hanya sedang berterima kasih kepada bibi…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.