Waktu Bersamamu

Ayah dan Anak Bertemu



Ayah dan Anak Bertemu

0"Kamu sedang apa?!" Sebuah suara yang dingin dan marah terdengar dari balik pintu kamar tidur.     

Tangan Lu Yuchen yang sedang membuka ritsleting celananya itu seketika berhenti. Dia menolehkan kepalanya dan melihat tubuh kecil yang berdiri di depan pintu kamar tidur. Youyou…? Batinnya.     

Semua raut wajah dingin dan muram Lu Yuchen seketika menghilang dan dia hanya tertegun. Dan tiba-tiba saja, dia menyadari bahwa dirinya mungkin sudah membuat sebuah kesalahan. Dia dengan cepat melepaskan jasnya, lalu menutupi tubuh Yue Xinluo yang hanya menangis dan sudah lemas itu. Dia tidak memiliki waktu untuk menghiraukan Lu Qilin, dia hanya ingin menenangkan wanita ini. Dia menggunakan jasnya untuk membungkus tubuh wanita itu, lalu melihatnya yang masih menangis dengan suara pelan dan tidak bergerak ataupun mengatakan apa pun. Setelah itu, dia memeluknya beserta jasnya dengan erat.     

"Sudah jangan menangis, jangan menangis, jangan menangis lagi…" Lu Yuchen tidak bisa menenangkan ataupun menghibur orang lain, jadi dia hanya bisa mengatakan kata-kata yang sama untuk menenangkan Yue Xinluo.     

Namun, semakin Lu Yuchen melakukan itu, Yue Xinluo malah semakin menangis. Bahkan di dalam pelukan pria itu, dia menangis semakin keras. Sebenarnya, dia juga tidak ingin menangis, namun dia juga tidak bisa menghentikan air matanya. Dia berpikir bahwa dia mengetahui alasan Lu Yuchen marah kepadanya. Oleh karena itu, semakin pria itu seperti ini, dia malah semakin tidak bisa berhenti menangis.      

Padahal, semuanya hanya salah paham. Jika mereka membicarakan keadaan dengan jelas, maka Lu Yuchen mungkin akan memperkenalkan Lu Qilin secara langsung kepada 'Alice' saat ini. Namun, Yue Xinluo terus menangis dan Lu Yuchen terus menenangkannya. Lu Yuchen pun tidak memiliki kesempatan untuk memperkenalkan Lu Qilin kepada wanita yang dikenalnya sebagai Alice itu. Dia berpikir bahwa Yue Xinluo menangis karena dia merasa sudah diperlakukan dengan tidak adil.     

Yue Xinluo terus menangis hingga akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan mulai menangis dengan suara yang semakin keras hingga hidungnya mulai berair. Raut wajah Lu Yuchen seketika menjadi semakin muram. Semakin dia berusaha menenangkannya, Yue Xinluo malah semakin menangis. Hal itu membuatnya merasa semakin sedih.     

"Kamu bisa tidak sih menenangkan seorang wanita?" Lu Qilin yang sudah mengganti pakaiannya berjalan keluar dari dalam kamar tidur. Kemudian, dia melihat Yue Xinluo yang berada di dalam pelukan Lu Yuchen, mata indahnya seketika terlihat muram. Kemarin malam aku bersusah payah berusaha menenangkan Bibi Xiao Luo, tapi sebelum dia merasa senang cukup lama, pria ini malah membuatnya menangis lagi! Batinnya.     

Lu Qilin melihat ke arah Lu Yuchen dengan sorot mata penuh dengan rasa tidak senang.     

"Dia wanitaku, menurutmu apa aku tidak bisa menenangkannya?" ucap Lu Yuchen sambil menekan kepala Yue Xinluo ke dekat lehernya. Dia tidak mau Lu QIlin melihat wajah wanita itu yang sedang menangis dan berpikir bahwa dia sudah menindasnya. Kalau bukan karena anak nakal ini di sini, aku tidak mungkin serepot ini. Menurutku daripada kata-kata yang manis, sebuah tindakan lebih berguna, batinnya.     

"Hm, tapi yang aku lihat sebaliknya…" kata Lu Qilin sambil tersenyum dingin. Dia menunjukkan keraguan besar atas kemampuan Lu Yuchen dalam menenangkan Yue Xinluo. Dia kemudian naik ke atas sofa, mendekatkan wajahnya ke wajah Yue Xinluo dan berkata, "Bibi Xiao Luo, jangan menangis…"     

Walaupun Lu Qilin sudah tidak dalam kondisi 'Bangun Tidur Manja' seperti tadi, namun suaranya yang lembut itu tetap terdengar seperti anak kecil, sehingga membuat orang yang mendengarnya seperti ingin memeluknya. Saat ini, anaknya berusaha menenangkannya, Yue Xinluo pun dengan cepat berhenti menangis. Saat melihat itu, sorot mata Lu Yuchen menjadi terlihat semakin muram. Lu Qilin dapat dengan mudahnya membuat Yue Xinluo berhenti menangis. Setelah itu, Lu Qilin mengusap kepala Yue Xinluo dengan lembut menggunakan tangannya yang kecil.     

"Pintar, jangan menangis, Youyou sayang bibi…" tutur Lu Qilin.     

Yue Xinluo merasa Lu Qilin sangat dewasa dan baik. Air matanya yang baru saja berhenti pun seketika terasa ingin menetes lagi karena dia merasa terharu. Sedangkan Lu Yuchen menggunakan kesempatan ini untuk langsung melepaskan tangan Lu Qilin dari kepala Yue Xinluo.     

"Hm, kamu juga tidak sehebat itu… Aku peringatkan kepadamu, jangan menyentuh wanitaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.