Waktu Bersamamu

Bibi Xiao Luo Adalah Mamiku, Benar Kan?



Bibi Xiao Luo Adalah Mamiku, Benar Kan?

0Pasangan ayah dan anak itu berdiri begitu lama di depan batu nisan baru tersebut. Sejak Lu Qilin yakin bahwa apa yang akan dikatakannya akan ditolak oleh Lu Yuchen, dia tidak bicara lagi. Walaupun cuaca hari ini tidak sangat panas seperti beberapa hari yang lalu, tapi mereka berdua berdiri begitu lama sambil melihat ke arah batu nisan itu. Lu Qilin kembali merasa tidak sabaran, bagaimanapun dia masih kecil dan dia tidak memiliki kesabaran seperti orang dewasa, sehingga dia kembali buka suara.     

"Pria tua… Bibi Xiao Luo adalah mamiku, benar kan?" tanya Lu Qilin sambil menolehkan kepalanya. Dia melihat raut wajah Lu Yuchen yang dingin dan muram, tanpa mengatakan apa pun. Ketika melihat hal itu, dia lalu menoleh lagi ke arah batu nisan tanpa mengatakan apa pun. Dia menjadi semakin yakin dengan apa yang ada di dalam pikirannya itu.     

"Kamu tiba-tiba saja membawaku ke sini sebenarnya ingin memberiku petunjuk itu secara tidak langsung, kan?" Lu Qilin masih ingat saat dia melihat Yue Xinluo untuk pertama kali. Dia memiliki sebuah perasaan yang sangat aneh. Baginya, Yue Xinluo seperti sebuah cahaya yang memasuki aula dan langsung menarik semua perhatiannya.     

"Hei, katakan sesuatu…" Lu Qilin merasa sangat tidak sabaran dan raut wajahnya menunjukkan semua itu.     

"Hmm…" Lu Yuchen hanya mengatakan itu dengan suara tenang. Namun, kemudian sorot matanya yang dingin itu menunjukkan cahaya yang tidak pasti. Dia bertanya, "Mengatakan apa?"     

"Katakan kepadaku apa Bibi Xiao Luo adalah mamiku." Sorot mata Lu Qilin terlihat serius, dia tidak ingin bicara berbelit-belit lagi dengan Lu Yuchen.     

Sementara Lu Yuchen hanya mengerutkan alisnya dan terdiam begitu lama. Kemudian, dia menggelengkan kepalanya.     

"Bukan?" Sorot mata Lu Qilin yang penuh harapan itu seketika berubah menjadi kecewa.     

"Bukan, maksudku aku tidak tahu," ucap Lu Yuchen. Kedua sorot matanya sama seperti sorot mata Lu Qilin, terlihat kebingungan di dalamnya. "Aku juga tidak tahu apakah dia adalah Tang Xinluo atau bukan."     

Sejak awal, Lu Qilin dan Lu Yuchen hanya terpikat oleh Yue Xinluo. Saat mereka bertemu hari ini di dalam kamar hotel, mereka berdua dapat melihat kebingungan di dalam sorot mata satu sama lain. Mereka sama-sama merasa bingung, bagaimana di dunia ini bisa ada hal yang begitu kebetulan, seperti seorang wanita yang dapat memikat ayah dan anak di waktu yang hampir bersamaan. Terlebih lagi, kedua orang itu memiliki sifat yang sulit untuk didekati. Walaupun ada orang yang sengaja mendekati mereka, tapi keduanya tidak pernah berhasil didekati. Namun, Alice atau Yue Xinluo, wanita itu bisa melakukanya.     

Lu Yuchen yang pertama kali meragukan apa tujuan Yue Xinluo. Lu Jiu juga pernah mengatakan tentangnya bahwa latar belakang 'Alice' yang tidak jelas. Selain nama dan nomor telepon, Lu Jiu tidak bisa menemukan informasi lain tentang 'Alice'. Selain itu, Lu Jiu juga mengatakan bahwa 'Alice' mungkin adalah orang suruhan Lu Huanting. Saat mereka di kamar hotel tadi, dia hampir saja menyetujui perkataan Lu Jiu. Namun, dia sebenarnya merasa cukup beruntung jika memang Yue Xinluo benar-benar adalah orang dari Lu Huanting, maka dia bisa menggunakan alasan itu untuk mengurungnya dan membuatnya menjadi miliknya seorang diri. Dia akan membuat wanita itu berada di bawah pengawasannya. Selama wanita itu tidak melukai Lu Qilin, maka dia akan memberikan semua yang diinginkan olehnya. Namun kemudian, dia dan Lu Qilin mulai bertengkar. Akhirnya, semuanya menjadi semakin besar dan dia mencoba untuk menguji Yue Xinluo. Reaksi wanita itu benar-benar di luar dugaan. Bahkan dia saat ini mulai merasa ragu apakah Yue Xinluo sebenarnya adalah 'Tang Xinluo'. Oleh karena itu, dia membawa Lu Qilin kemari untuk memberikan petunjuk atas apa yang dia ragukan itu.     

"Oh, aku hampir lupa, otakmu bermasalah," ucap Lu Qilin dengan sebal. Aku benar-benar bodoh, bagaimana aku bisa berharap mendengarkan hal tentang mamiku dari seorang papi yang memilih untuk membuat dirinya amnesia, batinnya.     

Lu Qilin melihat ke bawah, bulu matanya yang lentik itu bergetar dan menunjukkan apa yang sedang dirasakannya. Namun, setelah beberapa saat kemudian, dia dengan suara yang yakin berkata, "Tapi, aku masih merasa kalau Bibi Xiao Luo adalah mami. Tidak ada wanita lain yang akan bersikap sepertinya kepadaku, dia terlihat sangat memihak dan menyayangiku."     

Saat Bibi Xiao Luo melihatku untuk pertama kalinya, aku sudah tahu kalau dia berbeda dengan wanita yang lain… gumam Lu Qilin dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.