Waktu Bersamamu

Sudah di Ujung Kematian, Masih Saja Keras Kepala



Sudah di Ujung Kematian, Masih Saja Keras Kepala

3"Apa… hubungan kacau?" Mata bibi itu terlihat terkejut. Dia kemudian menunjuk ke arah Lu Yuchen dengan sorot mata tidak percaya. "Kamu… Kamu pria berhati busuk, bagaimana bisa kamu memaki adik sepupumu dengan kata-kata seperti itu?! Feifei masih kecil, tapi kamu sudah memfitnahnya. Kamu… Kamu benar-benar…"     

Bibi dari tiga bersaudara Zhuo itu begitu marah hingga hampir tidak bisa bernapas. Tubuhnya gemetar dan dia langsung terjatuh ke belakang. Sebelumnya, Tang Mi berada di belakangnya dan terus menenangkannya itu. Di saat seperti ini, Tang Mi seharusnya bisa menangkap bibi itu, namun entah kenapa dia malah tidak bergerak dan membiarkannya terjatuh.     

Saat Zhuo Yarong bereaksi dan hendak menangkap tubuh bibinya itu, dia sudah terlambat. Tubuh bibi itu membentur meja kayu yang keras hingga pergelangan tangannya memar.     

"Bibi hati-hati…" Zhuo Yarong dengan cepat menghampiri bibinya itu. Dia lalu menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Tang Mi untuk bertanya kenapa tidak menangkapnya. Namun, dia malah melihat wajah Tang Mi terlihat begitu pucat dan tubuhnya juga gemetar. Keadaannya tidak jauh lebih baik daripada bibinya atau lebih tepatnya Tang Mi bahkan terlihat lebih pucat. Bibi dari tiga bersaudara Zhuo hanya merasa sangat marah, namun wajahnya tidak terlihat begitu pucat, sedangkan wajah Tang Mi malah menjadi pucat, tidak mengatakan apa pun, bahkan tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.     

Yuchen, hal apa yang sedang kamu bicarakan itu?!" Zhuo Mingfu akhirnya berhasil menemukan suaranya kembali. Dengan suara dingin dan keras, dia berkata, "Feifei adalah adik sepupumu, aku ini pamanmu, kalau ada yang ingin kamu katakan, maka katakan dengan jelas!"     

Di dalam perkataan Zhuo Mingfu terdapat maksud tersembunyi. Dia sedang memperingatkan Lu Yuchen siapa dirinya dan siapa Zhuo Yunfei. Dia berharap bahwa keponakannya akan menunjukkan belas kasihan dengan mengingat siapa dirinya. Namun sayang sekali, Lu Yuchen sejak awal sudah tidak tahan lagi dengan sikap para Keluarga Zhuo ini. Di sisi lain, dia ingin memberikan keadilan untuk Yue Xinluo dan di sisi lain dia ingin menghukum Keluarga Zhuo. Dia tidak bisa memungkiri bahwa empat tahun yang lalu, di saat yang penting Keluarga Zhuo memang membantu Keluarga Lu. Tapi dalam waktu empat tahun ini, dia sudah melakukan hal seharusnya untuk berterima kasih dan bahkan lebih dari yang seharusnya. Lu Yuchen melihat kebaikan masa lalu mereka dan identitas Zhuo Yarong untuk memperlakukan Keluarga Zhuo dengan baik, tapi orang yang memiliki harapan tidak ada batasnya. Apa yang diinginkan oleh Zhuo Mingfu semakin lama semakin besar, ambisinya juga semakin lama menjadi semakin besar. Semenjak Zhuo Yunfei lahir, Lu Yuchen dapat merasakan perubahan pamannya itu. Awalnya, dia hanya berpikir bahwa Zhuo Mingfu berambisi secara profesional ingin membesarkan bisnisnya. Namun di hari itu, saat Yue Xinluo menunjukkan hasil tes DNA Tang Mi dan Zhuo Yunfei di depannya, dia baru menyadari bahwa mungkin dulu dia sudah terlalu meremehkan Zhuo Mingfu.     

"Paman tenang saja…" Lu Yuchen bersikap tetap tenang dan bicara dengan suara dingin, "Aku saat ini bicara dengan sangat sadar. Untuk anak hasil hubungan tidak jelas ini, ada hal yang harus aku tunjukkan."     

Saat mendengarkan perkataan Lu Yuchen, Zhuo Mingfu melangkah mundur dan kepanikan terlihat di sorot matanya. Dia awalnya mengira bahwa hal itu hanya ancaman, namun dia tidak menyangka bahwa Lu Yuchen ternyata benar-benar tidak berniat melepaskannya.     

"Yuchen, apa yang sebenarnya kamu katakan? Walaupun kamu marah kepada bibi, tapi dia tetaplah senior… Semuanya adalah keluarga, walaupun kamu merasa tidak senang, kamu juga tidak boleh sembarangan memfitnah Feifei…" ujar Zhuo Mingfu. Di saat ini, dia mengulur waktu dengan berpura-pura membela bibinya. Tapi, tidak bisa dipungkiri bahwa caranya ini cukup bekerja.     

Saat mendengar hal itu, semua orang berpikir bahwa ucapan Lu Yuchen tadi hanyalah sebuah perkataan yang muncul karena merasa marah, bukanlah kenyataan. Bahkan Zhuo Yarong yang saat ini sudah membantu bibinya untuk duduk di kursi kembali tidak bisa menahan diri untuk menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Lu Yuchen.     

"Yuchen, sudahlah, kita semua adalah keluarga…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.