Waktu Bersamamu

Yue Tiantian Ketakutan Hingga Menangis



Yue Tiantian Ketakutan Hingga Menangis

2"Dudu bodoh, sebenarnya apa yang dipikirkan oleh otakmu itu sepanjang hari?" Yue Zheng mengangkat alisnya, menunjukkan dia tidak setuju dengan pemikiran Yue Tiantian tadi.     

"Mami itu sangat mencintai kita, hm… setidaknya dia sangat mencintai aku. Mami adalah milik kita, jadi tidak mungkin marah kepada kita. Kamu tenang saja, setelah tiba di Tiongkok dan melihat kita, mami pasti akan merasa begitu senang hingga tidak bisa berkata apa-apa. Hm… Aku tidak sabar melihat wajah terkejut dan senang mami, pasti sangat cantik!" tutur Yue Zheng. Di matanya, Yue Xinluo adalah ibu yang cantik dan menggemaskan. Yue Xinluo benar-benar adalah wanita yang paling cantik di dunia ini dan dia selalu bangga saat mengatakan maminya itu adalah miliknya. Dia bahkan tidak membiarkan Yue Tiantian merebut Yue Xinluo darinya.     

"Hm…" Yue Tiantian menundukkan kepalanya dan mengerucutkan bibirnya. Sebenarnya, dia sangat ingin mengatakan kepada Yue Zheng bahwa dia merasa orang yang paling dicintai oleh Yue Xinluo adalah dirinya, tapi dia sejak awal penakut, jadi saat ini dia merasa sedikit takut. Terlebih lagi, di depannya ada Han Cangyan yang sedang duduk dengan wajah dingin dan muram. Dia tidak ingin bertengkar dengan Yue Zheng. Pasalnya, jika kakaknya itu marah, lalu tidak peduli dengannya, maka dia akan sendirian di sini dan itu membuatnya merasa takut.     

"Kenapa?"     

Saat Yue Tiantian sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba terdengar suara pelan dari atas kepalanya. Suara itu sangat datar, pelan, dan berat. Suara itu adalah milik Han Cangyan, orang yang paling menakutkan bagi Yue Tiantian. Dia mengangkat kepalanya dan seketika merasa ketakutan hingga tidak bisa bicara saat melihat sepasang mata biru tua milik Han Cangyan. Setelah beberapa detik kemudian, dia akhirnya menangis.     

"Aku… Aku…"     

Wajah menggemaskan Yue Tiantian seketika penuh dengan air mata. Matanya yang indah menjadi basah dan air mata terus mengalir dari ujung matanya. Han Cangyan pun seketika tertegun. Dia sangat membenci anak kecil, baginya anak kecil adalah makhluk yang merepotkan, sensitif, dan berisik, sama seperti Yue Tiantian saat ini. Han Cangyan hanya bertanya karena melihat Yue Tiantian menundukkan kepalanya dan mengerucutkan bibirnya dengan wajah tidak senang. Dia mengira bahwa bocah itu merasa tidak nyaman, jadi dia bertanya. Namun, bocah itu tiba-tiba menangis dengan keras dan membuatnya kebingungan.     

"Kamu… kamu jangan menangis lagi…" Han Cangyan mengatakan itu dengan suara kaku kepada Yue Tantian. Sebenarnya, dia ingin menenangkan anak kecil satu ini, namun suara yang dingin dan kaku itu malah terdengar seperti sebuah perintah yang keras di telinga Yue Tiantian. Hal itu membuat Yue Tiantian seketika menangis semakin keras.     

"Kamu…" Han Cangyan untuk pertama kalinya merasa tidak berdaya. Walaupun dia membenci anak kecil, namun Yue Tiantian memiliki wajah yang sangat menggemaskan. Bocah satu ini seperti boneka mahal yang membuat orang tidak bisa bersikap galak kepadanya. Akhirnya, dia hanya bisa melihat ke arah Yue Zheng dan berkata, "Cepat suruh adikmu diam!"     

Yue Zheng melihat ke arah Yue Tiantian, lalu berkata, "Setelah dia puas menangis, dia juga akan berhenti sendiri. Dudu adalah anak yang cengeng, tidak akan ada yang bisa membuatnya berhenti menangis selain mami."     

Yue Zheng bukannya tidak peduli kepada adiknya itu, tapi setelah memiliki pengalaman selama bertahun-tahun, dia sudah bisa menghadapi situasi seperti ini dengan tenang. Bahkan, dia pernah melihat Yue Tiantian menangis begitu hebatnya hingga seluruh wajahnya basah. Dan selain Yue Xinluo, tidak ada yang bisa menenangkannya.     

Saat Han Cangyan mendengar perkataan itu, dia berpikir bahwa Yue Zheng yang sudah menindas Yue Tiantian. Dia berpikir bahwa Yue Zheng tidak tahu bahwa Yue Tiantian terlihat tidak senang setelah mereka berdua membicarakan sesuatu dengan suara yang sangat pelan. Dan karena hal itu, dia percaya dengan pemikirannya itu. Anak malang, dia pasti ditindas kakaknya sendiri, pikirnya.     

Han Cangyan sangat jarang mengasihani orang lain. Walaupun dia tidak terbiasa, namun akhirnya dia memaksakan diri untuk memeluk Yue Tiantian yang masih menangis. Dia membuat Yue Tiantian bersandar di dadanya sambil menepuk-nepuk punggungnya. Dia melakukan hal canggung itu selama 10 menit. Tidak lama kemudian, bocah itu akhirnya merasa lelah dan akhirnya dia bersandar pasrah di pundak Han Cangyan, lalu perlahan tertidur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.