Tuan Muda Lu, Jangan Sampai Marah Kepadanya
Tuan Muda Lu, Jangan Sampai Marah Kepadanya
Sesaat koki itu mendengar Lu Yuchen ingin makanan yang manis, para koki yang ada di dalam dapur seketika ingin menangis. Pasalnya, selama beberapa tahun ini mereka sudah memasak untuk Lu Yuchen dan bahkan bisa menghitung dengan jari berapa kali makanan manis yang mereka buat untuknya. Hal itu membuat para koki yang bertugas untuk membuat makanan manis itu merasa takut akan segera dipecat. Tapi hari ini, akhirnya penantian mereka terbayarkan karena Lu Yuchen menyuruh mereka menyiapkan banyak makanan manis. Para koki di dapur itu semuanya bekerja dengan sangat keras untuk menunjukkan kehebatan mereka.
Kemudian, satu per satu makanan manis dengan penampilan indah yang diletakkan di atas piring itu, akhirnya memasuki ruang baca satu per satu. Lu Yuchen merupakan sosok yang peka, seketika dapat melihat perasaan antusias dari mata biru Yue Tiantian yang indah. Hm, yang penting dia menyukainya, selama dia suka, maka aku bisa membuat para koki itu menyiapkan semua ini lagi, batinnya.
Setelah semua makanan sudah diletakkan di atas meja, Yue Tiantian mengangkat kepalanya dengan wajah terkejut. Dia menggunakan sorot mata yang malu dan penuh penantian untuk melihat Lu Yuchen dan bertanya, "Ini semua… ini semua untuk aku?"
Yue Tiantian memiringkan kepalanya dan matanya yang biru itu terarah pada wajah Lu Yuchen. Bulu matanya yang indah itu bergerak sesaat dia mengedip-ngedipkan matanya, pipinya terlihat merah merona, dan terlihat sebuah penantian serta perasaan yang tidak tenang pada sorot matanya. Sikap Yue Tiantian yang seperti ini membuat Lu Yuchen merasa sedih. Pasalnya bagaimanapun juga, dia merasa dirinya yang sudah membuat Yue Tiantian ada di tempat ini, jadi dia bisa memahami jika anak itu memiliki perasaan takut. Saat melihat perasaan takut yang tersembunyi di dalam mata Yue Tiantian itu, dia merasa sedih, lalu mengusap kepala kecilnya.
"Iya, ini semua untuk Tuan Putri Dudu. Kamu tenang saja, Paman Lu bukan orang jahat, semua ini paman berikan sebagai hadiah pertemuan denganmu. Jika Dudu merasa semua ini tidak cukup, maka katakan saja kepada paman. Paman akan menyuruh mereka membuatkannya lagi untukmu." Suara Lu Yuchen terdengar pelan dan berat, bahkan dia melihat Yue Tiantian dengan sorot mata yang lembut, hangat dan sabar.
"Paman Lu…" Yue Tiantian menggigit bibirnya dan merasa sangat terharu hingga ingin menangis. Bahkan mami, paman, kakek dan nenek tidak pernah memanjakanku seperti Paman Lu… Batinnya.
"Paman Lu, paman benar-benar sangat baik! Mami dan yang lainnya selalu mengatakan kalau Dudu terlalu gendut dan mereka hanya mengizinkan Dudu makan dua potong kue setiap hari… Paman Lu, benar-benar sangat baik, Dudu suka paman!" Setelah Yue Tiantian selesai bicara, dia langsung memegang pipi Lu Yuchen dan dengan perasaan senang menciumnya. Dia kemudian melompat turun dari sofa dan berlari ke samping meja, setelah itu dia langsung duduk di atas lantai dan mulai makan dengan perasaan senang.
Sedangkan Lu Yuchen yang dicium oleh Yue Tiantian itu tertegun di tempatnya, dia bahkan tidak sadar untuk waktu yang lama. Lu Jiu yang melihat itu hampir saja berteriak kerana terkejut. Dia mengetahui dengan jelas hal tabu apa bagi Lu Yuchen. Tidak peduli semanis apa pun Yue Tiantian, dia khawatir anak itu tidak akan bisa pergi dengan selamat setelah melakukan hal tabu kepada bosnya. Bagaimanapun juga, Yue Tiantian adalah anak kecil, jadi dia juga tidak akan tega melakukan apa pun kepadanya, dia pun berusaha 'membela'-nya dengan berkata, "Tuan Muda Lu… Anak kecil memang seperti itu, saat merasa senang mereka tidak bisa menahan diri, Anda jangan sampai marah kepadanya."