Waktu Bersamamu

Xiao Luo Kecil Membuatnya Teringat dengan Anak Itu



Xiao Luo Kecil Membuatnya Teringat dengan Anak Itu

2Untung saja Lu Jiu langsung pergi menjalankan perintah dan tidak mengetahui pemikiran aneh Lu Yuchen itu. Jika tidak, maka dia pasti akan berlutut di atas lantai saat mengetahui Lu Yuchen berpikir Yue Tiantian merasa kelelahan karena menangis dan bisa sampai kekurangan nutrisi. Orang-orang memang mengatakan bahwa cinta orang tua kepada anaknya sangat menakutkan. Jika Lu Jiu mengetahui pikiran Lu Yuchen tadi, maka dia akan berpikir bahwa cinta bosnya yang hanya sebagai seorang 'paman' itu kepada anak perempuan orang lain 10.000 kali lebih menakutkan daripada rasa cintanya kepada anaknya sendiri.     

Setelah Lu Jiu mendapatkan perintah, dia langsung pergi ke dapur untuk menyampaikannya kepada koki di dapur. Semoga sebelum Tuan Kecil datang, 'Tuan Putri Dudu' itu tidak akan memenuhi seluruh hati Tuan Muda Lu, batinnya.     

Sementara itu, setelah memberikan perintah kepada Lu Jiu, Lu Yuchen langsung membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam kamar tidurnya. Yue Tiantian yang sedang menangis di atas ranjang pun mendengar suara pintu yang terbuka, sehingga dia menolehkan kepalanya ke arah suara itu. Lu Yuchen sedikit mengerutkan alisnya. Saat dia melihat Yue Tiantian yang sedang menangis itu, dia seperti melihat 'anak perempuan' yang dulu ditemuinya. Wajah yang sama-sama berisi dan pipi yang merah. Hanya saja, wajah Yue Tiantian lebih bulat dan basah daripada wajah anak perempuan yang ada di dalam ingatannya. Namun, mereka memiliki sepasang mata berbentuk buah persik yang indah. Mata milik Yue Tiantian yang belum tumbuh sempurna itu membuat ujung matanya tidak senaik milik Yue Xinluo. Namun entah Yue Tiantian ataupun anak perempuan yang ada di dalam ingatan Lu Yuchen, ujung mata itu membuat mereka terlihat menggemaskan dan begitu hidup.     

Bulu mata Yue Tiantian menjadi basah karena menangis. Mata indah miliknya yang basah pun terlihat seperti bintang yang berbinar. Semua itu sangat mirip dengan wajah anak perempuan yang ada di dalam ingatan Lu Yuchen. Dan satu-satunya hal yang berbeda dari anak perempuan yang ada di dalam ingatan Lu Yuchen adalah matanya yang berwarna hitam, sementara milik Yue Tiantian berwarna biru. Namun selain itu, entah saat tersenyum ataupun mengedipkan mata hingga bulu matanya yang basah, mereka berdua sangat mirip.     

Lu Yuchen tiba-tiba menyadari sesuatu bahwa dirinya sebelumnya sudah memiliki pemikiran yang sempit. Kemarin malam saat pertama kali melihat Yue Tiantian, dia merasa dirinya seharusnya sadar bahwa anak ini bukan hanya mirip dengan Yue Xinluo dalam versi kecil, tapi juga mirip dengan anak perempuan dalam ingatannya. Pasalnya, selain warna mata yang berbeda, dia merasa mereka memiliki fitur wajah yang sama. Oleh karena itu, dia baru menyadari perbedaan warna mata mereka, anak perempuan itu berwarna hitam, sementara Yue Tiantian berwarna biru. Saat memikirkan hal ini, perasaan Lu Yuchen seketika menjadi rumit dan sulit dikendalikan. Tebakan demi tebakan perlahan mulai terbentuk di dalam kepalanya.     

"Paman… Paman adalah…" Yue Tiantian melihat Lu Yuchen yang berjalan mendekat ke arahnya dan tiba-tiba langsung berhenti menangis. Suara tangisannya yang keras berubah menjadi pelan. Dia memiringkan kepalanya dan melihat ke arah Lu Yuchen, kemudian dia seperti sedang berusaha mengingat dan berpikir. "Aku sudah ingat, paman adalah Paman Lu!"     

Yue Tiantian akhirnya mengingat kejadian kemarin malam. Dia lalu berkata, "Paman Lu, paman adalah orang baik… Paman bantu Dudu ya? Dudu anak nakal, kemarin malam Dudu merasa ketakutan sampai-sampai melupakan An'an."     

Lu Yuchen berjalan mendekati Yue Tiantian. Lalu, tangan kecil dan berisi anak itu langsung memegang ujung pakaiannya sambil menangis dan memohon kepadanya, "....Semua ini salah Dudu, Dudu yang salah. Dudu melupakan An'an… Paman Lu, paman bantu Dudu untuk mencari An'an ya?"     

Lu Yuchen sama sekali tidak tega melihat Yue Tiantian menangis. Dia menggendongnya dari ranjang dan menenangkannya. Dudu bukan hanya Xiao Luo kecil, tapi dia juga mengingatkanku untuk mencari anak perempuan itu, batinnya.     

Tangan besar Lu Yuchen yang memeluk Yue Tiantian seketika sedikit gemetar. Dia merasa sangat emosional, seolah dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan dia saat ini hanya sangat ingin memeluk Yue Tiantian. Dia sama sekali tidak pernah memiliki perasaan begitu berterima kasih seperti saat ini. Berterima kasih kepada Tuhan yang sudah menciptakan 'monster' seperti dirinya. Berterima kasih kepada takdir karena sudah membuat dirinya yang sudah melalui berbagai jalan berliku akhirnya menemukan wanita yang dia cintai yang juga merupakan penyelamatnya dulu itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.