Waktu Bersamamu

Mami Sudah Datang



Mami Sudah Datang

0"Tenang saja, aku tidak akan…" Sebelum Yue Xinluo selesai bicara, dia mendengar suara dari dalam pintu utama.     
1

"Ah… Dudu takut, Dudu tidak mau… Cepat turunkan Dudu!"     

Suara yang tidak asing itu adalah suara teriakan anak perempuan yang berasal dari ruang tamu. Yue Xinluo seketika merasa panik. Itu suara teriakan Dudu! Apa yang sedang dilakukan Lu Yuchen? Kenapa suara Dudu terdengar sangat ketakutan? Gumamnya dalam hati.     

Yue Xinluo merasa sangat panik, dia langsung berlari ke dalam meninggalkan Lu Jiu. Namun saat dia berlari menuju suara itu, dia malah melihat Lu Yuchen dan Yue Tiantian sedang bermain bersama di samping sofa ruang tamu. Lu Yuchen yang bertubuh tinggi besar itu sedang berdiri di samping sofa. Sementara Yue Tiantian, dia… Sedang duduk di atas pundak Lu Yuchen. Walaupun berteriak ketakutan, tapi sorot matanya penuh dengan perasaan antusias dan senang. Bahkan wajahnya terlihat begitu merah merona, Yue Tiantian terlihat begitu segar dan sehat.     

Kedatangan Yue Xinluo tentu saja tidak ada di dalam perkiraan Lu Yuchen. Dia tidak menyangka wanita yang dia pikirkan siang dan malam itu muncul di dalam ruang tamu vilanya saat ini. Tangan besarnya yang memegang tubuh Yue Tiantian seketika menjadi gemetar. Jika dia tahu bahwa Yue Xinluo akan datang, maka dia tidak akan membuat Yue Tiantian duduk di pundaknya seperti saat ini. Sekarang dia merasa sangat malu. Itu karena dia berpikir Yue Tiantian adalah anak Yue Xinluo dengan pria lain, dia bukannya bersikap dingin dan menginterogasinya, namun malah dengan senangnya bermain bersama dengan anak kecil ini.     

"Yay…!" Yue Tiantian tidak menyadari apa pun dan berteriak dengan antusias. Ini sangat menyenangkan, sangat seru! Paman Yue Ze selalu mengatakan itu tidak feminin dan tidak pernah mau menggendong Dudu seperti ini. Sekarang Dudu tahu kenapa semua orang mengatakan saat pergi suka duduk di atas pundak seperti ini, ternyata duduk di atas pundak papi seperti ini rasanya, batinnya.     

"Paman Lu, ini sangat seru… Tapi Dudu akan lebih suka kalau bermain dengan An'an juga. Setelah An'an sembuh kita bermain bersama ya!" kata Yue Tiantian. Dia sama sekali tidak menyadari kedatangan Yue Xinluo dan masih terus memeluk kepala Lu Yuchen sambil tertawa. Namun dia adalah anak yang baik, tidak peduli bermain seasik apa pun, dia tidak melupakan Yue Zheng.     

Sementara Lu Yuchen saat ini sudah tidak bisa bicara. Dia kemudian menurunkan Yue Tiantian dari pundaknya.     

"Paman Lu, kenapa berhenti bermain?" tanya Yue Tiantian. Dia merasa tidak rela, dia memeluk leher Lu Yuchen dan bertanya sambil memiringkan kepalanya. Saat menyadari Paman Lu-nya tidak bicara dan tidak melihat ke arahnya, dia merasa sedikit kecewa. Paman Lu jelas-jelas sangat menyukai Dudu, lalu kenapa tiba-tiba tidak melihat ke arah Dudu lagi? Pikirnya.     

Yue Tiantian yang merasa sedih itu tidak tahan lagi dan akhirnya menoleh ke arah yang dilihat oleh Lu Yuchen. Lalu…      

"Mami! Mami, mami… Dudu di sini, mami!" sertu Yue Tiantian. Ketika melihat Yue Xinluo, dia langsung melupakan kesedihannya tadi karena sikap Lu Yuchen. Dia seketika seperti kelinci kecil yang lincah, dia memberontak turun dari gendongan Lu Yuchen dan langsung berlari ke arah Yue Xinluo. Karena baginya, di dunia ini tidak ada yang lebih penting daripada ibunya. Dan tidak ada satu orang pun yang bisa menggantikan posisi Yue Xinluo di dalam hatinya.     

"Mami, Dudu sangat merindukan mami… Dudu mau mami!" Yue Tiantian berlari sambil menangis. Bahkan sebelum dia tiba di depan Yue Xinluo, wajahnya sudah penuh dengan air mata.     

Semua perasaan takut Yue Xinluo seketika menghilang saat dia melihat Yue Tiantian. Dia tahu bahwa dia tidak seharusnya menangis di depan Yue Tiantian. Namun saat anak perempuannya itu berlari dan memeluknya, dia sama sekali tidak bisa menahan diri untuk ikut menangis.     

"Dudu… anak baik…" ucap Yue Xinluo. Jangan takut, mami sudah datang, mami ada di sini, batinnya.     

"Mami, Dudu sangat merindukanmu. Mami jangan meninggalkan Dudu lagi ya. Tidak peduli mami mau pergi ke mana, mami harus membawa Dudu!" ujar Yue Tiantian. Walaupun ada kakek, nenek, paman, dan An'an, lalu sekarang ada Paman Lu, tapi orang yang paling Dudu inginkan tetap mami. Dudu tidak mau berpisah dengan mami lagi, hari-hari tanpa mami membuat Dudu merasa sangat sedih… Katanya dalam hati.     

"Iya, iya, mami salah… Mami tidak akan meninggalkan Dudu lagi. Mami selamanya akan selalu bersama dengan Dudu dan An'an."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.