Waktu Bersamamu

Semua Perkataan Tercurahkan ke Dalam Sebuah Pelukan



Semua Perkataan Tercurahkan ke Dalam Sebuah Pelukan

0Sorot mata Lu Qilin perlahan kembali terlihat berbinar. Dia membuka mulutnya dan hendak memanggil Yue Xinluo 'mami', dia sendiri sudah tidak tahu sudah berapa kali dia menggunakan panggilan itu di dalam mimpinya.      

Tapi…     

Saat ini dia malah merasa seperti ada yang mengganjal di tenggorokannya. Lu Qilin adalah anak yang sangat dewasa jika dibandingkan dengan anak seusianya, sehingga saat dia menghadapi sebuah kejadian yang sangat rumit seperti ini, dia sangat jarang tidak bisa mengendalikan dirinya. Tapi ketika mengalami hal itu sekarang, dia membuka matanya dan bibirnya gemetar. Hanya saja, dia seperti tidak bisa menemukan suaranya saat ini, dia tidak bisa membuat suaranya keluar dari tenggorokannya. Saat ini, dia merasa sangat emosional. Dia takut setelah dia mengatakan sesuatu, maka dia tidak akan bisa mengendalikan dirinya dan menangis.     

"Youyou, mami tahu kamu mungkin merasa sangat sedih selama ini. Maafkan mami ya… Semua ini salah mami, mami selama ini sudah berbohong kepadamu," tutur Yue Xinluo sambil memeluk Lu Qilin dan menekan kepalanya di atas pundaknya. Dia berusaha memberikan pengertian sejelas mungkin kepada Lu Qilin.     

"Sebenarnya, mami adalah Tang Xinluo. Tang Xinluo adalah Yue Xinluo. Keadaan mami sedikit rumit, tapi setelah kamu lebih tenang, mami akan menceritakan semuanya secara perlahan kepadamu. Saat itu, mami benar-benar tidak memiliki pilihan lain selain harus pergi. Mami benar-benar bukannya sengaja membuang Youyou… Tapi tentu saja walaupun begitu, Youyou tetap memiliki hak untuk menyalahkan mami. Youyou boleh membenci mami, boleh menyalahkan mami, tapi… tapi mami mohon kepadamu, jangan mendorong mami. Mami… mami sudah melewatkan pertumbuhanmu selama ini, mami hanya ingin berada di sisimu dan menjagamu sampai kamu besar nanti." Semakin Yue Xinluo berbicara, suaranya menjadi semakin serak. Air matanya sejak tadi sudah membasahi pakaian Lu Qilin. Dia memeluk anaknya itu seolah sudah menghabiskan seluruh tenaga yang dia miliki. San saat dia tidak mendengar anaknya mengatakan apa pun, dia merasa semakin sedih dan putus asa. Aku ternyata tidak bisa mendapatkan maaf dari anakku, Youyou-ku masih tidak bisa menerimaku, gumamnya dalam hati.     

Yue Xinluo saat ini merasa sedikit menyesal. Seharusnya aku tidak emosional dan mengatakan semua ini kepada Youyou. Bisa saja karena hal ini Youyou malah semakin menjauh dariku. Setidaknya dulu Youyou suka memanggilku 'Bibi Xiao Luo', dia menyukaiku, suka berada di dekatku, dan aku bisa berada di sisinya, tapi sekarang… Batinnya lagi.     

Saat Yue Xinluo merasa sangat putus asa dan menyalahkan dirinya sendiri, suara anak kecil tiba-tiba terdengar dari dalam pelukannya, "Mami… Youyou… Youyou tidak pernah menyalahkan mami. Youyou… selalu percaya mami tidak pernah meninggalkanku."     

Tangan kecil Lu Qilin itu akhirnya mendapatkan kembali tenaganya. Dia tersadar dari perasaan terkejutnya, lalu memeluk Yue Xinluo dengan sekuat tenaganya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa kebahagiaan bisa datang begitu tiba-tiba seperti ini. Tadinya, dia berpikir bahwa saat pulang, dia harus berebut kasih sayang Yue Xinluo dengan Yue Zheng dan Yue Tiantian. Dia berpikir bahwa dengan adanya mereka berdua, Yue Xinluo tidak akan peduli dengannya. Tapi saat ini, ibunya yang tidak mau mengakui identitasnya selama ini malah berjalan menghampirinya. Tidak hanya itu, Yue Xinluo bahkan memeluknya dan mengatakan kepadanya bahwa dirinya adalah ibunya, benar-benar ibu kandungnya.     

"Youyou…" Yue Xinluo dapat merasakan tenaga yang dikeluarkan oleh Lu Qilin. Dia dapat merasakan bahwa anaknya seolah memeluk dirinya dengan seluruh tenaganya. Hal itu membuat air matanya terus-menerus mengalir.     

Yue Xinluo dan Lu Qilin saling berpelukan dan karena air mata masing-masing, saat ini pandangan mereka menjadi buram dan tidak bisa melihat dengan jelas. Mereka berdua tidak mengatakan apa pun lagi, ada begitu banyak hal yang tidak perlu mereka katakan dan semuanya tercurah di dalam pelukan itu.     

Tidak jauh dari sana, Yue Tianian yang berada di atas ranjang melihat semua itu dan tiba-tiba matanya menjadi merah. Dia memegang tangan Yue Zheng dan berkata, "An'an, aku merasa sangat sedih…"     

Yue Zheng menolehkan kepalanya. Dia merasa cemburu? Batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.