Waktu Bersamamu

Memberinya Kartu Hitam



Memberinya Kartu Hitam

0Tang Xinluo mengambil kartu hitam itu, lalu bergumam, "Tapi… Aku tidak tahu kapan tanggal lahirmu."     

Mendengar hal itu, awan hitam muncul di mata Lu Yuchen, tetapi tidak terlihat kekesalan di wajahnya. Tak hanya itu, tatapan mata yang awalnya dingin itu sekarang seperti sedang tertawa. Dia berbicara perlahan, kata demi kata, wajah yang tampan terlihat sangat elegan bagaikan seorang dewa.      

"Sebagai Nyonya Lu, memahami informasi dasar Tuan Lu adalah pekerjaan pertama yang harus kamu ketahui. Soal hal ini, kamu tanyakan kepada Meng Ze, dia akan memberitahu."     

Selesai berbicara, Lu Yuchen menyipitkan matanya dan awan hitam itu pun hilang, dia lalu melanjutkan, "Lain kali, aku tidak ingin mendengar kata-kata seperti ini dari mulut Nyonya Lu."     

Jantung Tang Xinluo yang tadinya berdetak dengan cepat akhirnya menjadi tenang. Dia menatap Lu Yuchen yang ada di depannya, lalu dengan serius menganggukan kepala dan berkata, "Aku tahu, Tuan Muda Chen."     

Pekerjaan, pria itu mengatakan ini hanyalah pekerjaan. Aku harus mencari tahu seluruh informasi dan semua keadaan soal dirinya. Semua hanya karena ini adalah pekerjaan, aku hanyalah kliennya, batin Tang Xinluo.     

Dia berpikir kalau Lu Yuchen menganggap status Nyonya Lu ini hanyalah karakter pekerjaan yang harus diperankan. Sementara dirinya telah mengambil keuntungan dari peran tersebut. Pantas saja tadi di luar sikapnya terhadapku berbeda, ternyata semua ini hanyalah permainan, batinnya lagi.     

Lu Yuchen mengerutkan alisnya saat mendengar Tang Xinluo memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda Chen. Dia merasa panggilan itu tidak enak didengar, lalu berkata, "Selanjutnya kamu tidak boleh memanggilku Tuan Muda Chen lagi."     

Tang Xinluo menganggukkan kepalanya. Betul juga, asistennya Meng Ze memanggilnya seperti itu. Tuan Muda Chen adalah panggilan orang luar untuknya, pikirnya.     

"Aku mengerti. Tuan Besar, apakah ada perintah lain?" Dengan menurut Tang Xinluo mengubah panggilannya, tetapi justru sekali lagi dia membuat pria di sisinya menjadi marah.     

"Perintah?" Tampak aura jahat dari sudut bibir Lu Yuchen yang membentuk senyuman sinis.     

"Hari ini adalah hari di mana kita mendapatkan surat nikah. Menurutmu, sebagai istri Lu Yuchen, apa yang harus kamu lakukan?"     

Saat Lu Yuchen mengatakan kalimat itu, posisi tubuhnya berubah. Awalnya, dia bersandar di kursi dengan malas, tiba-tiba dia memajukan tubuhnya dan menekan Tang Xinluo sehingga tubuh wanita itu terhimpit antara sofa dan tubuhnya.     

"Aku… Tidak tahu," ucap Tang Xinluo dengan gugup. Dua membalikan wajahnya, menghindari tatapan mata Lu Yuchen. Sebenarnya dia hanya berbohong, tentu saja dia mengetahui gairah panas yang ada di mata suaminya.     

Lu Yuchen tertawa kecil, lalu berkata, "Karena Nyonya Lu tidak tahu, kalau begitu Tuan Lu akan membantumu untuk mengingatnya."     

Tang Xinluo belum sempat mengeluarkan suara untuk menolak saat dirinya tiba-tiba digendong oleh Lu Yuchen. Ketika tersadar, wajahnya telah ditekan ke dada suaminya, tubuh kecilnya yang lembut kini telah berada di dalam pelukannya, sementara telapak tangan pria itu diletakan di punggungnya.     

Wajah Tang Xinluo langsung berubah menjadi merah karena dia dapat merasakan suhu tangan Lu Yuchen. Mereka begitu dekat sehingga membuat dia sulit bernapas.     

"Kamu… Kamu lepaskan aku!" kata Tang Xinluo yang memberontak.     

"Kamu yakin?" ujar Lu Yuchen sambil menundukan kepala, semantara kedua tangannya semakin dieratkan.     

Tang Xinluo terkejut hingga tidak berani bergerak karena perlakuan Lu Yuchen. Suaminya itu tentu sama sekali tidak berniat melepaskannya dengan mudah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.