Waktu Bersamamu

Nyaris Tenggelam Dalam Senyumannya



Nyaris Tenggelam Dalam Senyumannya

0"Nenek, apa yang kamu pikirkan? Aku menikahi Xinluo, tentu saja karena aku mencintainya," jawab Lu Yuchen sambil menatap lurus pada tatapan neneknya yang penuh curiga. Ada cinta di dalam kedua mata hitam dinginnya, seolah begitu mengungkit Tang Xinluo hatinya akan bergetar.     

"Benarkah?" Nyonya Besar Lu mengamati wajah cucunya dan berusaha mencari petunjuk.     

"Tentu saja." Lu Yuchen mengangguk, lalu melanjutkan, "Setengah bulan lalu, pada pesta ulang tahunmu, mantan suami Xinluo memberinya obat tidur, malam itu malam pertamaku bersamanya."     

"Apa? Xinluo diberi obat tidur?! Lu Sijia benar-benar keterlaluan!" Nyonya Besar Lu sangat marah. Perkataan Lu Yuchen membuatnya teringat dengan kejadian putri Lu Sijia yang berteriak untuk menangkap penjahat setengah bulan yang lalu. Apa mungkin penjahat yang ditangkap waktu itu adalah cucu ku sendiri? Batinnya.      

Melihat reaksi Nyonya Besar Lu, Lu Yuchen merasakan rasa sayang neneknya pada Tang Xinluo yang sangat mendalam. Dia merasa beruntung menikahi wanita ini, benar-benar pilihan yang tepat untuknya.     

"Nenek, jangan emosi dulu, duduk… Duduklah." Walaupun berhasil mengelabuinya, tapi Lu Yuchen juga takut neneknya itu terlalu emosi dan memicu penyakit di tubuhnya. Dia pun menenangkan neneknya sambil memapahnya untuk duduk kembali. Dia kemudian mengelus punggung neneknya. Saat berada di luar, dia memang seorang Tuan Muda Lu yang angkuh, namun ketika berhadapan dengan neneknya, tak disangka dia menjadi penuh perhatian dan hormat.     

Nenek dan cucu itu pun duduk berdampingan. Lu Yuchen menceritakan kisah pertemuan dan bagaimana dirinya dan Tang Xinluo bisa saling mencintai pada neneknya. Tentu saja kisah yang diceritakannya sudah melalui penyempurnaan. Setelah selesai menceritakannya, Nyonya Besar Lu berlinang air mata.     

"Lu Sijia benar-benar berdosa, anak sebaik Xinluo, beraninya mereka… Beraninya mereka memperlakukannya seperti itu. Salah nenek waktu itu menjodohkan Xinluo dengan bocah itu, aku kira aku sudah membantunya menemukan keluarga yang baik, tak disangka malah mencelakai dirinya!"     

"Sudahlah nenek, jangan terlalu memikirkannya. Tenang saja, bukankah sekarang ada aku? Aku akan menjaganya baik-baik." Lu Yuchen memeluk neneknya dan menenangkannya, seolah sedang menghibur anak kecil dengan lembut.     

Tang Xinluo yang kebetulan kembali dari kamar mandi, begitu melihat kehangatan Lu Yuchen, hatinya berdebar kencang. Wajah pria itu sangat menawan, saat wajahnya tidak tersenyum terlihat seperti dilapisi es, angkuh, dingin dan tidak berperasaan. Tapi sekarang, ada senyuman di bibirnya dan mata hitamnya bercahaya, mata yang selalu terlihat dingin itu berubah sangat menyentuh.     

Tang Xinluo terpana melihat semua itu. Di luar sana banyak pria tampan dan wanita cantik, tapi dia terpaksa mengakui kalau Lu Yuchen adalah pria yang paling memesona yang pernah ditemuinya.     

"Xinluo… Kenapa kamu berdiri di pintu?" tanya Nyonya Besar Lu dan Lu Yuchen yang baru menyadari keberadaannya.     

"Sini sini, cepat sini… Lihat anak bodoh ini, sesuka apa pun kamu dengan Yuchen jangan berdiri di pintu dan melamun dong!" ujar Nyonya Besar Lu sambil berdiri dan membawa Tang Xinluo duduk kembali ke sofa.      

Melihat tatapan Tang Xinluo pada Lu Yuchen, akhirnya kecurigaannya terhadap mereka terhapuskan. Nyonya Besar Lu adalah orang yang berpengalaman, awalnya dia khawatir kalau cucunya memaksa wanita itu untuk menikahinya. Tapi sekarang bisa terlihat kalau sang wanita juga memiliki perasaan terhadap cucunya. Kalau tidak, mana mungkin berdiri di pintu dan melamun memandang cucunya.     

"Nenek salah lihat… Aku tadi bukan…"     

"Iya, iya, iya, nenek yang salah lihat. Menurut nenek, Xinluo secantik ini, seharusnya Yuchen yang terpesona padamu."     

Tang Xinluo tidak enak mendengar perkataan Nyonya Besar Lu, dia hanya bisa melihat Lu Yuchen meminta pertolongan. Tapi siapa yang tahu, baru saja menolehkan kepala, dia melihat sepasang mata penuh senyuman hangat. Dia tidak menyangka pria itu bisa tersenyum seperti ini padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.