Waktu Bersamamu

Sikapnya Mencurigakan



Sikapnya Mencurigakan

0Suasana antara kedua orang itu menjadi aneh, tapi Tang Xinluo tidak bisa menghindar. Jadi, dia hanya bisa menatap kedua mata hitam yang membuat orang merasa ngeri ketika melihatnya itu.     

"Tang Xinluo, dengar ya…" Lu Yuchen merendahkan suara dan mendekat dengan membawa ancaman besar. "Aku sudah pernah bilang, aku tidak suka wanita yang banyak mulut. Kamu hanya perlu memerankan Nyonya Lu dengan baik, lalu soal hal lainnya… kamu tidak perlu tak perlu banyak bertanya."     

Setelah berbicara, Lu Yuchen pun melepaskannya. Tang Xinluo secara refleks mundur dengan mata indahnya yang menatap pria itu ketakutan dan penuh kewaspadaan. Ada aliran listrik di hatinya yang membuatnya seperti tersengat sesuatu.     

Lu Yuchen melihat Tang Xinluo sekilas. Saat melihat tatapan itu, tiba-tiba dia merasa kalau tatapan tersebut sangat tidak enak dilihat. Hanya memberi sedikit peringatan saja, apa harus menghindar sejauh itu? Batinnya.     

Lu Yuchen menekan perasaan aneh di dasar hatinya, dia membalikkan badan dan naik ke atas duluan. Sementara Tang Xinluo menenangkan napasnya sejenak, kemudian mengikutinya ke atas.     

Saat Tang Xinluo dan Lu Yuchen diantarkan masuk oleh pelayan, Nyonya Besar Lu sedang duduk di sofa menonton TV. Melihat Tang Xinluo akhirnya datang, terlihat senyuman di wajahnya.     

"Xinluo, benar-benar kamu… Ayo sini, sini… Cepat kemari."     

Senyuman Tang Xinluo mengembang seperti sedia kala ketika melihat Nyonya Besar Lu, akhirnya hatinya pun bisa tenang. Dia selalu khawatir bahwa pernikahannya dengan Lu Yuchen akan membuat Nyonya Besar Lu tidak senang. Tapi sepertinya wanita tua itu tidak membencinya sama sekali.     

"Nenek Lu, apa kabar?" Tang Xinluo menyapa Nyonya Besar Lu yang kemudian menariknya duduk di sebelahnya.     

"Dasar…. Apanya yang nenek? Kamu sudah harus merubah panggilan untukku." Nyonya Besar Lu menarik tangan Tang Xinluo. Saking gembiranya, dia tidak ingin melepaskan tangannya.     

Sementara Lu Yuchen duduk di sisi lainnya dan sengaja tertawa, "Nenek, kamu terlalu pilih kasih. Sudah ada cucu menantu, sekarang tidak sayang lagi dengan cucumu ini."     

Nyonya Besar Lu melirik cucunya sekilas dan berkata, "Dasar bocah, memangnya tidak cukup menyayangimu puluhan tahun ya? Nenek akan membantumu menyayangi cucu menantu ini juga demi kebaikanmu. Karena nenek tahu kamu tidak bisa menyayangi orang lain. Kalian harus saling mencintai ya, cepat berikan cicit untukku, itu yang paling penting."     

Perkataan Nyonya Besar Lu ini membuat wajah Tang Xinluo merah karena malu. Bukan karena perona pipi, tapi murni karena merasa bersalah pada wanita tua itu. Nyonya Besar sangat baik padanya, tapi pernikahannya dan Lu Yuchen hanya sebatas surat perjanjian. Begitu memikirkan dirinya telah membohongi wanita tua yang begitu baik ini, dia merasa tidak tenang.      

Karena menyembunyikan hal ini, saat ditanya oleh Nyonya Besar Lu, Tang Xinluo terlihat tidak fokus. Dia tahu tidak bisa seperti ini terus, apalagi wanita tua itu selalu bertanya tentang detail kehidupannya dengan Lu Yuchen, kalau tidak bisa menenangkan dirinya, dia akan dengan mudah ketahuan. Maka dari itu, dia memanfaatkan kesempatan pergi ke toilet untuk menenangkan perasaannya dulu baru kembali.     

Tang Xinluo baru saja beranjak pergi saat senyuman di wajah Nyonya Besar Lu menghilang. Dia berkata, "Katakanlah, sebenarnya apa tujuanmu menikahi Xinluo? Kenapa tiba-tiba pikiranmu terbuka?"     

Nyonya Besar Lu menatap Lu Yuchen dengan wajah gelap. Dia tahu jelas orang yang bagaimana cucunya ini. Pria yang dulu teguh pendirian walau bagaimanapun terintimidasi, sekarang tiba-tiba bersedia menikah dan membawa pulang wanita yang sama sekali tidak dikenalnya. Kalau bukan karena Tang Xinluo yang dinikahinya, dia yakin dirinya sekarang sudah menyuruh orang untuk mengusir wanita yang dibawanya pulang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.