Waktu Bersamamu

Tang Xinluo, Apa Kamu Ingin Rujuk Lagi?



Tang Xinluo, Apa Kamu Ingin Rujuk Lagi?

0Tang Xinluo tertegun mendengar penjelasan Paman Meng. Dia teringat ketika pagi ini Lu Yuchen memanggilnya sayang dengan manja, lalu tiba-tiba mendingin dan tidak berperasaan terhadapnya. Dia kini bisa mengerti perasaan Nyonya Besar Lu dan Zhuo Yarong. Beberapa saat sebelumnya masih memanggilnya sayang, tapi kemudian malah mengusirnya. Siapa pun pasti tidak akan senang diperlakukan seperti itu.     

"Paman Meng, aku mengerti. Tenang saja, masalah ini tidak akan aku ceritakan pada orang lain. Karena ini adalah penyakit Lu Yuchen, aku juga tidak akan memperhitungkannya. Terima kasih sudah memberitahuku masalah ini."      

Setelah Tang Xinluo menyelesaikan pembicaraan dengan Paman Meng, dia turun ke lantai bawah. Paman Meng sendiri berdiri di pintu dan mengantarnya pergi. Melihat kepergian wanita itu, dia tak tahan untuk menghela napas.     

"Tabiat bangun tidur manja memang bukan penyakit parah, tapi menjadi salah satu kelemahan dari Tuan Muda," gumam Paman Meng.      

Kalau sampai diketahui orang yang berkepentingan, hal ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan sesuatu pada Lu Yuchen. Karena semenjak pria itu mengetahui kondisinya, dia tidak pernah membiarkan ada orang lain tidur di sampingnya. Sekarang Nyonya Besar Lu menyuruhnya untuk memberitahu masalah ini pada Tang Xinluo, sepertinya beliau sudah menganggapnya seperti anggota keluarga sendiri.     

Setelah sarapan di kediaman keluarga Lu, Tang Xinluo dan Lu Yuchen pamit dari sana. Begitu mereka masuk ke dalam mobil, ponsel Tang Xinluo berbunyi. Sebuah nomor tak dikenal meneleponnya, tapi dia familiar dengan nomor tersebut. Dia melihat pria di sampingnya sekilas, rupanya pria itu sedang serius membaca dokumen di tangannya. Akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat telepon tersebut.      

Begitu mendengar suara di seberang sana, Tang Xinluo langsung merasa menyesal.     

"Tang Xinluo, kamu di mana? Aku mau bertemu denganmu sekarang juga!" Suara nyaring Lu Yiyi terdengar dari ujung telepon. Suara itu tidak hanya membuat Tang Xinluo merasa telinganya ditusuk, tapi bahkan Lu Yuchen di sebelahnya pun ikut mengerutkan kening.     

Tanpa berpikir panjang Tang Xinluo segera mematikan sambungan telepon tersebut. Kalau bukan karena tangannya gatal dia tidak akan menerima telepon dari Lu Yiyi si gila itu.     

"Kenapa dimatikan?" tanya Lu Yuchen.     

Tang Xinluo tertegun, dia tidak menyangka Lu Yuchen yang tadinya membaca dokumen dengan serius ternyata memperhatikannya.     

"Hmm… Ada orang gila salah sambung."     

"Oh ya?"     

"Iya." Tang Xinluo menjawab lagi sambil mengangguk keras, dia khawatir Lu Yuchen tidak percaya. Namun, sedetik kemudian ponselnya kembali berbunyi.     

"..."     

Lu Yuchen melihat Tang Xinluo dengan wajah yang ingin tertawa, tapi dia menahannya dan berkata, "Angkatlah, kenapa tidak diangkat?"     

Tang Xinluo pun terpaksa mengangkatnya lagi karena perintah dari Lu Yunchen. Dia sedang bersiap menekan tombol hijau ketika pria itu berkata, "Nyalakan loudspeaker."     

Mendengar hal itu, Tang Xinluo tertegun menatapnya sambil berpikir, jangan-jangan Lu Yuchen mencurigainya punya selingkuhan di luar, sehingga dirinya tidak berani menjawab telepon di depannya. Karena pria itu yang menyuruhnya menyalakan pengeras suara dan bersedia mendengarkan amukan dari Lu Yiyi, maka dia akan mengabulkannya. Dia pun akhirnya menjawab telepon itu dengan pengeras suara.     

Kemudian terdengar suara Lu Yiyi yang lebih tinggi dari sebelumnya, "Tang Xinluo, dasar wanita tidak tahu malu, beraninya menutup teleponku! Apa kamu tidak mau rujuk dengan kakakku sampai-sampai kamu berani menutup teleponku!"     

Saat Lu Yiyi mengatakan separuh pertama kalimatnya, wajah Lu Yuchen sudah berkerut. Saat wanita itu menyelesaikan kalimatnya, wajah dinginnya sudah membuat suasana di dalam mobil menjadi sedingin es.     

Melihat raut wajah Lu Yuchen, Tang Xinluo yang awalnya tidak ingin mendengar Lu Yiyi, sekarang berbalik antusias. Dia tidak mematikan teleponnya, lalu saat mantan adik iparnya itu mengeluarkan kata-kata kasar sekali lagi, dia pun menjawab, "Lu Yiyi, sebenarnya untuk apa kamu mencariku? Langsung saja katakan, kalau tidak ada urusan apa-apa aku akan mematikan telepon ini."     

Seolah takut Tang Xinluo mematikan teleponnya, Lu Yiyi berbicara dengan panik, "Kamu… Jangan matikan dulu! Aku beritahu kamu, Tang Xinluo, kalau kamu masih menyukai kakakku dan mau rujuk kembali dengannya, temui aku sekarang juga, kalau tidak…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.