Waktu Bersamamu

Bukannya Tidak Pernah Melihat, Takut Apa



Bukannya Tidak Pernah Melihat, Takut Apa

0Tang Xinluo harus tinggal beberapa hari di rumah sakit. Setiap pagi sebelum pergi bekerja dan setelah pulang kerja, Lu Yuchen selalu menemaninya di rumah sakit. Tapi suasana antara mereka berdua terasa canggung. Dia seorang diri bersandar di ranjang dan menonton televisi, sementara suaminya duduk di sofa samping sedang memeriksa dokumen-dokumennya. Sampai waktunya tidur, pria itu akan mengambil remote televisi dari tangannya dan mematikannya, lalu menyuruhnya tidur. Ranjang pasien di kamar VIP itu sangat luas, sehingga mereka dapat tidur bersama. Mereka hanya tidur saja dan tidak melakukan hal lainnya.     

Tang Xinluo bertahan pada rutinitas itu selama beberapa hari, sampai dirinya sudah hampir gila. Sebenarnya dia merasa dirinya sudah baikan, tapi setiap kali turun ranjang, kalau Lu Yuchen tidak ada di sana, para perawat akan menyuruhnya segera kembali dengan kekhawatiran yang sedikit berlebihan. Namun, kalau suaminya ada di sana, dia bahkan tidak bisa menapak lantai. Tuan muda satu itu akan segera menghampirinya dan menggendongnya, bahkan ke toilet pun, dia akan dengan sangat 'perhatian' meletakkannya di atas kloset. Mandi pun, pria itu tidak membiarkannya melakukan sendiri. Alasannya karena lantai kamar mandi terlalu licin dan takut dia tergelincir. Di mana pun dan ke mana pun, suaminya selalu menggendongnya.     

Hal tersebut tentu membuat Tang Xinluo merasa malu. Tap, Lu Yuchen memiliki kalimat jitu, 'Memangnya aku belum pernah melihat tubuhmu, apa yang kamu takutkan?'     

Hari ini, Tang Xinluo sedang berbaring sambil melihat ponselnya dan bersiap menghubungi Pengacara Fan. Pengacara tersebut belum juga mengantar draft perjanjian baru, oleh karena itu mereka belum bertemu sama sekali. Lu Yuchen sebelumnya menyuruh dia untuk tidak mengkhawatirkan masalah di luar, bahkan menyimpan ponsel dan tabletnya. Kemarin setelah dia memohon seharian, akhirnya pria itu menyuruh Meng Ze mengantarkannya kemari.     

Tang Xinluo ingin bertemu Pengacara Fan, terutama untuk bertanya masalah sahamnya di Keluarga Tang sudah sampai tahap mana. Begitu menyalakan ponselnya, terdapat puluhan panggilan tak terjawab dan pesan masuk seketika. Dia melihatnya sekilas, rupanya panggilan tak terjawab itu sebagian besar dari Wan Weiwei. Sedangkan pesan yang masuk lebih menarik. Gong Xuemei dan Lu Yiyi mengirimkan pesan berisi makian yang segera dihapusnya tanpa membacanya. Sementara bibinya, Tang Ruolan, mengirimkan pesan yang membuatnya tersenyum. Walaupun bernada tidak bagus, tapi pesan ini membuktikan kalau rencana Pengacara Fan berhasil.     

Tang Xinluo sedang bersiap mengetik balasan pesan tersebut, ketika tiba-tiba Wan Weiwei meneleponnya. Melihat ponselnya yang berdering itu, dia teringat kejadian di Heng Feng Square. Wan Weiwei, apakah dia masih sahabat yang aku kenal dulu? Batinnya. Dia pun menghela napas dan akhirnya memilih memberikan satu kesempatan lagi padanya.     

"Halo, Xinluo… Akhirnya kamu menjawab telepon, kamu kenapa? Dua hari ini aku tidak bisa menghubungimu, aku sangat khawatir!" Baru mengangkat telepon, terdengar suara Wan Weiwei yang panik itu.     

Mendengar sahabatnya memerhatikannya, Tang Xinluo merasa sedikit terhibur. Ternyata memang dirinya yang berpikir sembarangan, Wan Weiwei masih seperti yang dulu dan tidak berubah. "Tidak apa-apa, beberapa hari yang lalu aku sakit. Dan baru baikan dalam dua hari ini." Karena takut sahabatnya khawatir, dia tidak bicara terlalu banyak.     

"Sakit? Sakit juga tidak sampai tidak menerima telepon, kan? Xinluo apa ada hal yang kamu tutupi dariku, kamu sudah janji akan datang ke acara reuni kemarin, aku sengaja menghubungimu dua hari sebelumnya, tapi tidak bisa tersambung. Apa kamu melihat yang mereka katakan di grup sehingga tidak berani ke sana?" tutur Wan Weiwei.     

"Tidak, lagi pula yang mereka katakan bukan kenyataan, kenapa aku tidak berani pergi? Aku hanya kebetulan sakit saja."     

"Benarkah?" Suara Wan Weiwei terdengar sedikit curiga. Namun, dengan cepat dia mengubah nada bicaranya menjadi nada perhatian, "Xinluo, sebenarnya kamu sakit apa? Aku adalah sahabatmu, kamu sakit dan aku tidak menjengukmu, aku benar-benar khawatir terhadapmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.