Waktu Bersamamu

Dia Sangat Merindukannya, Ingin Menyuruhnya Cepat Pulang



Dia Sangat Merindukannya, Ingin Menyuruhnya Cepat Pulang

0Idolanya menjadi orang gila, hal ini membuat Tang Xinluo tidak bisa menerimanya. Tapi bagaimanapun juga, kemampuan akting Yue Ze tidak diragukan lagi. Peran utama pria di 'Catatan Perjalanan Selir Tercinta' adalah seorang raja sebuah negara. Raja itu memiliki rambut ungu dan mata biru sejak lahir, dia berbeda dari raja lainnya. Kemampuan akting pria itu mengalahkan artis-artis baru di negara ini, wajahnya juga tampan dan warna matanya berbeda dengan orang lainnya. Kalau bersedia memerankan peran ini, pria itu pasti adalah pilihan yang paling tepat. Demi drama ini, walaupun sekarang dia baru tahu kalau idolanya yang asli sangat temperamental, dia akan melakukannya.     

Tang Xinluo juga terpaksa bersabar dan membantunya memasak mie. Dia menemukan daun bawang dan sayuran di dalam kulkas. Dia kemudian menuangkan air ke dalam panci. Selagi menunggu air mendidih, dia mencuci dan mengiris daun bawang serta sayuran tersebut. Setelah air mendidih, dia memasukkan mie ke dalam panci dan mengangkatnya saat sudah matang, lalu memasukkannya ke dalam mangkuk. Setelah itu, dia memasukkan sayuran ke dalam air mendidih sebentar saja. Dia lalu meletakkannya ke atas mie yang putih, menaruh daun bawang di atasnya dan memasukkan sup hangat.     

Walaupun tidak bisa memasak, tapi Yue Ze memiliki banyak bumbu di meja dapurnya. Tang Xinluo menemukan sebotol minyak wijen dan menuangkannya sedikit. Seketika tercium bau harum. Dia sangat jarang memasak, namun satu-satunya keahliannya adalah memasak mie. Dia pun tersenyum melihat hasil karyanya.      

Ketika sedang bersiap mengantarkan mangkuk itu ke atas meja makan, tiba-tiba ponsel Tang Xinluo berdering. Dia terpaksa meletakkan mangkuk itu dulu dan berjalan mengambil ponsel di dalam tasnya. Dia menunduk dan melihat nomor Lu Yuchen tertera di layar ponsel. Jelas-jelas dia tidak melakukan apa pun, tapi jantungnya seperti berhenti berdetak, dia seperti panik.      

Kenapa aku panik!? Batin Tang Xinluo. Dia menjilat bibirnya dan menjawab telepon itu.     

"Kenapa lama sekali baru menjawab? Masih tidur-tiduran ya?" Terdengar suara berat nan seksi ditambah sedikit nada manja milik Lu Yuchen.     

"Tidak." Tang Xinluo berpindah posisi dan bersandar di meja dapur. "Tadi ada sedikit hal, jadi aku sedang sibuk."     

"Pagi-pagi begini sudah sibuk?" Lu Yuchen sengaja menelepon Tang Xinluo agak siang karena takut membangunkannya. Dia ingin membiarkannya tidur lebih lama. Tapi tak disangka wanita mungil ini sudah bangun sejak pagi.     

"Iya. Ada masalah di perusahaan, pagi ini setelah bangun tidur, aku langsung sibuk mengurusnya." Tang Xinluo tidak berbohong, dari sudut pandangnya, Yue Ze adalah urusan pekerjaan.     

"Kalau tidak cukup orang mengurusi perusahaan, bilang saja ke Sekretaris Zhang. Dia ahli dalam urusan admin. Saat aku tidak di sana, jangan memaksakan diri. Kalau mengalami kesulitan, minta bantuannya saja," tutur Lu Yuchen. Dia tidak mengikuti dunia hiburan dan juga tidak menggunakan Weibo, jadi dia juga tidak mengetahui bahwa Wan Weiwei menyerang Tang Group. Dia hanya mengira Tang Xinluo tidak biasa karena baru mengambil alih perusahaan.     

"Ehm…" Tang Xinluo hanya menjawab dengan singkat untuk menutupi kesulitan yang dialami perusahaannya. Dia tidak ingin mengandalkan Lu Yuchen dalam segala hal. Dia pun juga memiliki rencana sendiri. Lagi pula, perjanjian mereka hanya tersisa tidak sampai setahun lagi, tak mungkin dia mengandalkan pria ini terus.     

"Dengarkan aku ya, jangan membuatku khawatir." Lu Yuchen merasakan Tang Xinluo yang sedikit tertekan. Dia jarang sekali melembutkan suaranya dan menghibur istrinya, namun kini dia melakukannya. "Setelah aku selesai mengurus masalah di sini, aku akan segera pulang."     

Lu Yuchen berpikir bahwa wanita mungil itu mungkin sudah merindukannya.     

"Ehm, tidak apa-apa, pekerjaan lebih penting, kok." Tang Xinluo merasa dirinya sedikit lain di mulut lain di hati. Tadi dia nyaris berkata kalau dia sangat merindukannya dan ingin Lu Yuchen segera pulang. Tapi untungnya, kata-kata itu berhasil tertahan di ujung bibir. Kalau dia mengatakannya, pasti akan jadi lelucon oleh suaminya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.