Waktu Bersamamu

Chapter 208



Chapter 208

0Tang Xinluo mencari sandal sendiri di pintu masuk untuk mengganti sepatu yang dikenakannya. Setelah itu, dia berjalan masuk ke dalam. Dia pun menyadari, meskipun sama-sama berada di Blue Bay Villa, namun ada perbedaan signifikan dari rumah milik Lu Yuchen.     

Kediaman Keluarga Lu yang ditempatinya sangat mewah namun tidak berlebihan. Desain rumah tersebut, walaupun lebih modern dari kediaman lama Keluarga Lu, tapi di setiap setiap ruangan didesain secara sempurna oleh seorang desainer. Namun, kediaman Yue Ze ini seluruhnya menganut gaya modern. Desainnya sangat sederhana dan jelas. Hanya saja, yang tidak begitu sesuai dengan gaya rumah ini adalah pada tiga sisinya menggunakan jendela perancis. Seharusnya, cahaya yang masuk di rumah ini sangat mencukupi, namun setelah masuk, dia melihat kalau seluruh tirainya ditutup.     

Selain Yue Ze, tidak ada pelayan ataupun orang lain yang tinggal di vila sebesar ini. Tirainya ditutup, walaupun lampu dinyalakan, tapi hal ini terasa aneh di pagi hari yang terang.     

Tiba-tiba, ada suara keras dari arah dapur. Seperti suara pisau yang terjatuh. Kemudian, Tang Xinluo mendengar suara pria yang selalu menjaga citra idolanya di layar itu memaki kasar.     

"Shit!"     

Aku tidak menyangka ternyata seorang idola bisa mengeluarkan kata-kata kotor juga? Batin Tang Xinluo merasa pandangannya seperti diperbaharui. Tapi saat ini bukan saatnya meratapi kenyataan idolanya yang tidak sesuai dengan imajinasinya tersebut. Dia pun mengikuti suara tersebut dan dengan mudah menemukan pelaku yang membuat keributan di dapur.     

Yue Ze yang mengenakan sweater rajut berkerah V, sedang berdiri di dalam dapur, sementara tangannya membawa pisau yang baru dipungutnya. Dia menghadap ke tumpukan panci dan wajan sambil marah.     

Tang Xinluo saat ini baru sadar kalau Yue Ze yang tampan itu, entah sejak kapan mewarnai rambut hitamnya menjadi silver. Saat pria itu menarik rambut berantakannya dengan kesal, bukan hanya tidak terlihat anti mainstream, tapi malah seperti bangsawan dari negara lain. Tentu saja, ini bisa dilihat saat pria itu tidak marah.     

Yue Ze sekali lagi menarik rambutnya karena kesal dan memperlihatkan mata indah serta hidungnya yang mancung. Tang Xinluo adalah pecinta wajah tampan yang lemah. Melihat idolanya yang sedang kesulitan, walaupun pria itu terlihat galak, bahkan sepuluh ribu kali lipat lebih galak dari 'Yue Ze' yang ada di layar kaca, namun saat melihat ketampanannya itu, dia tetap memutuskan untuk memperhatikannya.     

"Tuan Yue, apa kamu sedang kesulitan? Mungkin… Aku bisa membantumu?"      

Tiba-tiba suara lembut Tang Xinluo yang mengandung sedikit rasa malu itu terdengar di ruangan dapur. Dan saat itu, Yue Ze baru menyadari kalau di dalam dapur tersebut ada orang lain selain dirinya. Dia pun menoleh, lalu tatapan matanya yang misterius bagai lautan itu jatuh ke wajah wanita tersebut. Dia memiliki darah campuran barat dan mata berwarna biru yang selalu mudah memanjakan penggemar film.     

"Kamu, bisa masak mie?" tanya Yue Ze.     

Tang Xinluo tercengang, dia tidak menyangka bahwa idolanya, Yue Ze, ternyata dipersulit oleh hal kecil seperti memasak mie. Dia pun menjawab, "Bisa, tentu saja bisa. Kamu ingin makan mie apa? Aku akan membuatkan untukmu."     

Setelah itu, Tang Xinluo meletakkan tasnya dan berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan. Mata biru Yue Ze tampak suram, dia meletakkan panci dan mengambil ponsel dari dalam kantongnya. "Mie ini, apa kamu bisa?"     

Tang Xinluo menghampiri Yue Ze untuk melihat. Pria di foto itu adalah Yue Ze. Rambutnya berwarna perak, dia juga mengenakan anting tengkorak di telinga kirinya, lengkap dengan riasan wajah punk, namun di tangannya pria itu memegang semangkuk mie bawang. Walaupun rambutnya sekarang berwarna perak dengan highlight hitam, tapi senyuman pemuda di foto itu terlihat tulus. Terlihat jelas kalau foto itu diambil ketika Yue Ze berusia dua puluh tahunan. Tapi, pria itu masih tetap bisa memancarkan ketampanan dirinya saat berusia belasan tahun.     

"Bisa," jawab Tang Xinluo sambil mengangguk.     

Yue Ze mengambil kembali ponselnya dan berkata, "Aku akan menunggumu di luar, kalau sudah selesai panggil saja aku."     

Selesai bicara, Yue Ze keluar dengan wajah cemberut. Pria itu baru saja melangkahkan kakinya pergi saat Tang Xinluo segera mengambil ponselnya. Dia kemudian mencari kata kunci 'Yue Ze, foto terbaru' di internet. Seketika muncul berita terbaru mengenai idolanya itu. Dia memilih salah satu berita secara acak. Rupanya, filmnya yang baru selesai dibuat itu kebetulan bercerita tentang kenyataan pertumbuhan remaja pemberontak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.