Waktu Bersamamu

Apa Kamu Puas Melihatnya?



Apa Kamu Puas Melihatnya?

0Ehm… Nyaman sekali… Batin Tang Xinluo.     

Seluruh tubuh Tang Xinluo yang tertidur pulas sangat lembut. Tubuh itu bersandar di sumber panas yang membuatnya merasa semakin nyaman. Tanpa terasa, dia mengusapkan wajahnya pada sumber panas tersebut. Hidungnya tanpa terasa juga menekan ke sumber panas itu sampai melengkung. Uh, nyaman sekali, batinnya lagi.     

Namun, benda itu sepertinya tidak rela dan tidak bersedia dipeluk oleh dirinya, bahkan seolah bisa lari darinya. Tang Xinluo mengerutkan keningnya sambil memeluk kumpulan awan yang nakal itu. Dia tidak senang karena benda itu tidak penurut seperti saat awal pertama dia memeluknya. Baru saja dia bersiap mengomel, tiba-tiba di atas kepalanya terdengar suara yang serak dan lirih.     

"Tidur yang tenang, jangan menggodaku."     

"..." Siapa yang menggodamu? Pikir Tang Xinluo. Dia mengenduskan hidungnya lagi, perkataannya untuk melawan tadi tiba-tiba tertahan dan hanya sampai ke ujung bibir serta pikirannya.     

Ini… Suara ini…     

Aku… Siapa yang sedang aku goda?!     

Mata persik yang indah itu tiba-tiba terbuka. Sumber panas dalam mimpi Tang Xinluo saat ini menunjukkan wajahnya.     

Aku aku aku… Aku, tak disangka…     

Hidung mancung Tang Xinluo menekan dada keras Lu Yuchen. Wanita mungil itu tertegun menatap suaminya yang enggan. Aku aku aku… Walaupun saat tidur aku takut dingin, tapi juga tidak boleh berinisiatif memeluk dan mengusapnya, kan? Malu! Ini Sungguh memalukan! Memalukan! Batinnya.     

Tang Xinluo merasa wajahnya panas dan dalam sekejap mata berubah menjadi merah. Hawa panas keluar dari pipinya, langsung menuju ke dahinya. Dia melongo hingga nyaris lupa untuk bereaksi.     

Sementara itu, melihat wajah wanita yang melongo di hadapannya, Lu Yuchen tersenyum, lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap wajahnya yang lembut. "Bagaimana, apa kamu puas dengan apa yang kamu lihat?"     

Puas apanya!      

Untuk pertama kalinya, Tang Xinluo membentak Lu Yuchen. Tentu saja, walaupun begitu, dia hanya berani melakukan hal itu di dalam hati saja. Dia sama sekali tidak berani mengatakannya langsung di depan suaminya itu. Kemudian, Wajah merahnya keluar dari selimut. Dia memaksa dirinya untuk tidak melihat tatapan pria yang tampak bangga itu.     

"Kamu yang menggoda dan sekarang kamu mau lari begitu saja?" Lu Yuchen tidak berniat melepaskan Tang Xinluo, tangan besarnya lalu mengarah ke bawah untuk mencubit dagunya.     

Tang Xinluo baru keluar dari selimutnya, tapi malah masuk lagi ke dalam genggaman suaminya. Tangan Lu Yuchen meraih dan mendekapnya dalam pelukan. Dua orang itu akhirnya saling menatap, sementara tangan kecilnya menekan dada pria itu. Suhu tubuh keduanya terasa panas sekali saat ini.     

"Aku… Aku tidak sengaja…" Tang Xinluo hampir menangis dan suaranya terdengar ketakutan.     

Tang Xinluo jelas-jelas hanya tertidur, namun siapa yang menyangka bahwa Lu Yuchen akan bangun secepat itu. Kalau dia sudah bangun, seharusnya turun saja dari kasur, lalu kenapa harus bersandar di kepala ranjang untuk membaca dokumen? Pikirnya.     

Lu Yuchen bersandar di kepala ranjang, sedangkan dirinya, Tang Xinluo, tidur di atas kasur tersebut. Ketika dia mendekat padanya, tentu wajahnya secara alami menempel ke tempat itu. Dia menatapnya seolah meminta belas kasihan, dia benar-benar merasa dirinya ditindas.     

Tepat pada saat ini, ponsel Tang Xinluo tiba-tiba berbunyi. Lu Yuchen mengerutkan kening, lalu mengulurkan tangannya ke belakang kepala istrinya. Dia merengkuhnya ke pelukannya dan menciumnya dengan dalam.     

Beberapa saat kemudian, Lu Yuchen menarik bibirnya dengan tidak rela. Dia menempelkan dahinya pada dahi Tang Xinluo, sementara hidung mancungnya juga menempel pada hidung istrinya. Keduanya saling bertukar napas.     

"Ini adalah bunga utang, untuk sementara aku akan melepaskanmu," tutur Lu Yuchen "Berbaringlah dulu, nanti akan ada orang yang datang mengantar gaun untukmu."     

Selesai bicara, Lu Yuchen turun dari ranjang. Tubuh sempurna pria itu terlihat di sisi ranjang. Tang Xinluo bahkan tidak sempat mengalihkan pandangan, dia melihat garis-garis otot perut suaminya yang terlihat jelas di hadapannya. Dia memiliki bahu yang lebar, pinggang yang kecil dan kaki yang jenjang. Di bawah otot dadanya. terdapat delapan otot perut yang tampak sangat keras. Tampak garis yang sangat jelas pada dua sisi otot perutnya, dari pinggang kemudian terus ke tempat yang tidak bisa terlihat langsung. Ini adalah tubuh yang selalu ingin dilihat diam-diam oleh semua wanita tapi mereka tidak berani melihatnya secara langsung. Tubuh itu penuh dengan kekuatan dan menggoda iman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.