Waktu Bersamamu

Lagi-lagi Tak Sengaja Menyinggung Lu Yuchen



Lagi-lagi Tak Sengaja Menyinggung Lu Yuchen

0Tiba-tiba, Lu Yuchen memeluk Tang Xinluo dan menyandarkan kepalanya ke bahunya.     

"Katakan, apa masih berani, ehm?" Lu Yuchen menunduk, lalu berbicara tepat di daun telinga Tang Xinluo. Suara tajam miliknya mengandung nada peringatan.     

Otak Tang Xinluo sudah kekurangan oksigen saat mendengarnya. Dia mengira kalau Lu Yuchen marah, jadi tanpa berpikir panjang, dia menggelengkan kepala, "Tidak… Tidak berani."     

Bagaimana mungkin Tang Xinluo berani, kurang ajar sedikit saja, dia sudah diciumnya sampai nyaris sesak napas. Kalau dia terus menggunakan identitas Nyonya Lu untuk mengancam, bukankah dia akan disiksa oleh Lu Yuchen. Kepahitan dalam hatinya semakin terasa, bahkan hidungnya sudah terasa perih karena ingin menangis.     

"Tidak berani?" Tatapan Lu Yuchen perlahan menjadi berat. Di dalam matanya seolah terdapat rasa dingin yang menusuk tulang. "Sepertinya pelajaran tadi masih belum cukup."     

Tang Xinluo tidak mengerti maksud perkataan Lu Yuchen. Apa dia merasa permintaan maafku tidak cukup tulus? Batinnya.     

Tang Xinluo yang bingung, tiba-tiba digendong Lu Yuchen. Dia menggendong wanita mungil itu ke ruang istirahat di samping. Setelah masih, dia membanting pintu ruang istirahat itu dengan keras.     

Brak!!     

Hal itu, membuat Tang Xinluo yang tadinya mau berkata sesuatu pun ketakutan sehingga tidak jadi mengeluarkannya. Dia berpikir bahwa sepertinya lagi-lagi dia tidak sengaja menyinggung Lu Yuchen. Apa ini benar-benar karena permintaan maafku terlihat tidak tulus? Pikirnya.     

Tang Xinluo berpikir, kalau sekarang dia mengulang kembali permintaan maafnya, entah dirinya masih bisa tertolong atau tidak Pikirannya tidak karuan, tapi tubuhnya sudah diletakkan Lu Yuchen di atas kasur lembut. Saat dia diletakkan di atas kasur, mata persiknya bertatapan dengan mata hitam suaminya yang penuh dengan kemarahan. Hati kecilnya pun menjadi gemetar. Dia berani bertaruh. Kalau bukan karena dirinya sedang mengandung, suaminya yang sedang marah ini pasti akan langsung melemparnya ke kasur.     

"Uhuk, itu…"      

Saat perkataan Tang Xinluo baru sampai ujung bibirnya, Lu Yuchen menindihnya lagi. Dia takut akan rasa dingin di tubuh pria tersebut, sehingga tanpa sadar dia ingin mundur untuk menghindar. Namun, pergelangan tangannya ditangkap oleh pria itu. Tatapan dingin suaminya mengarah pada wajahnya, di dalam mata kecil nan panjangnya, terlihat seperti ada sesuatu yang lewat di dalamnya.     

"Tang Xinluo…" Tiba-tiba, Lu Yuchen membuka mulut, suaranya terdengar dingin dan berat. Tangan besarnya masih mencengkram pergelangan tangan Tang Xinluo. Lalu, jarinya mengelus lembut telapak tangan bagian dalamnya.     

Gerakan itu sangat pelan, seperti bulu yang menggelitik di hati Tang Xinluo. Jelas-jelas telapak tangan bukan tempat yang sensitif, tapi sentuhan Lu Yuchen membuat hatinya tak karuan. Dia melihatnya dengan gelisah, namun wajah tampan suaminya tidak menunjukkan ekspresi apa pun.     

Tanpa sengaja, Tang Xinluo membuka mulutnya dan menjawab Lu Yuchen dengan manja seolah ingin merayunya, "Ya…"      

Suara Tang Xinluo terdengar lembut di telinga Lu Yuchen. Tatapan dinginnya pun sedikit berubah. Wanita itu sepertinya tidak pernah menggunakan nada bicara seperti ini untuk bicara dengan orang lain. Hanya di depannya, wanita itu baru akan menunjukkan sisi manjanya ini. Hal tersebut membuatnya puas, sehingga amarahnya juga berkurang.     

Sementara itu, Tang Xinluo sama sekali tidak tahu apa yang sedang dipikirkan di dalam hati Lu Yuchen. Kalau tahu, mungkin dia hanya bisa menggunakan ekspresi yang paling tidak berdaya. Suaranya berubah lembut bukan karena dia berbeda tapi benar-benar karena pria itu adalah Lu Yuchen. Hanya tiga huruf, tapi cukup membuat orang ketakutan.     

Melihat wajah wanita mungil yang manja ini, pemikiran Lu Yuchen yang mau memberinya pelajaran baik-baik ini akhirnya menghilang. Hanya saja, dia mengerutkan kening. Merasakan amarahnya yang menghilang, timbul rasa kesal dalam hatinya. Semuanya dikarenakan wanita ini yang sengaja menggunakan suara yang manja untuk berbicara. Istrinya itu juga menggunakan mata persik yang bersinar itu untuk bermanja-manjaan dengannya.     

Melihat ada perubahan di mata Lu Yuchen, Tang Xinluo langsung waspada. "Kamu… Apa yang akan kamu lakukan? Sekarang masih siang hari, aku… Aku adalah ibu hamil..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.