Waktu Bersamamu

Tak Disangka Direktur Mengangkat Telepon



Tak Disangka Direktur Mengangkat Telepon

0Pada layar ponselnya, terlihat foto sosok ramping yang diambil sembunyi-sembunyi. Tang Xinluo malah lebih familiar dengan sosok Meng Ze yang mengenakan jas di samping sosok ramping itu. Dia melihat dengan seksama, namun sama sekali tidak ada sosok Lu Yuchen. Dari penyelidikan tersembunyi paparazi ini, memang terbukti kalau suaminya sedang berada di hotel tersebut malam itu. Sedangkan mereka kebetulan mendapat foto asistennya, yang mana adalah Meng Ze yang sedang mengantar artis tersebut malam-malam. Dari semua ini, semua orang bisa berpikiran ke arah skandal antara Lin Shiman dan Lu Yuchen.     

"Nyonya Muda, berita ini tidak bisa dipercaya. Anda lihat, semua berita ini tidak berdasar, jangan sampai berita ini mempengaruhi Anda!" Bibi Zhang ingin sekali merebut ponsel Tang Xinluo agar dia tidak membaca berita itu lagi. Dia berpikir bahwa Lu Yuchen juga benar-benar keterlaluan. Pantas saja saat semalam dia menelepon ke sana, Tuan Muda Lu itu terdengar tidak sabaran, ternyata dia di luar sedang…     

Ada beberapa hal yang tidak bisa dicampuri oleh Bibi Zhang, tapi dia sudah mengetahui bahwa pria suka curi-curi main di luar saat wanita sedang mengandung. Dulu, orang itu juga sama, hanya saja tak disangka anaknya juga melakukan hal yang sama.     

"Bibi Zhang tenang saja, aku tidak apa-apa." Tang Xinluo meletakkan ponselnya dengan wajah yang terlihat sangat tenang. "Bawa bubur itu kemari, aku sudah lapar."     

Bibi Zhang menatap Tang Xinluo dengan hati-hati. Setelah melihatnya tidak terpengaruh sama sekali, dia menghela napas lega dan membawakan bubur untuknya.     

Setelah makan bubur, Tang Xinluo beristirahat sebentar. Sementara Dokter Zhang tiba di sana sesuai waktu yang dijanjikan. Usai memasang infus dan melihat waktu sudah hampir tiba, dia berjalan ke ruang ganti untuk memilih baju. Bibi Zhang tampak berjalan di belakangnya dengan tegang.     

"Nyonya Muda, Anda ingin keluar?"     

"Iya," jawab Tang Xinluo sambil menganggukkan kepala dan memilih pakaian.     

"Nyonya muda, Anda baru pulih, jadi lebih baik jangan keluar dulu. Kalau tidak hati-hati dan pingsan di luar, lalu tidak ada orang, saya..." tutur Bibi Zhang yang terkejut.     

"Bibi Zhang, tenang saja, aku tidak apa-apa. Lihatlah, dua hari ini bukankah aku tidak apa-apa? Asalkan tidak mencium bau yang aneh. Lagi pula, aku sudah jauh lebih baik setelah mendapat infus gizi, jangan khawatir lagi," jawab Tang Xinluo.     

Bibi Zhang tidak bisa membujuk Tang Xinluo. Dia hanya bisa mengantarnya naik ke mobil dengan hati gelisah. Saat sang Nyonya Muda baru saja pergi, dia langsung berlari ke dalam rumah dan menelepon Lu Yuchen. Tuannya itu hanya bilang kalau tidak ada masalah jangan telepon, tapi sekarang istrinya sudah pergi, jadi ini termasuk masalah besar dan dia harus segera melaporkan padanya.     

Di sisi lain, Lu Yuchen sedang mendengarkan laporan para petinggi perusahaan. Suasana hatinya hari ini terlihat sangat buruk, hingga membuat suasana di dalam ruang rapat terasa berat dan suram. Para petinggi juga berhati-hati menyampaikan laporannya masing-masing. Semuanya tentu sudah melihat berita utama hari ini, mereka sudah tahu kalau rapat tersebut pasti sangat sulit dilalui.     

Tuan Muda Chen adalah penguasa ekonomi Kota A. Entah apa yang dipikirkan para wartawan itu, sampai berani-beraninya membuat berita tentang Lu Yuchen.     

"...Bos, begitulah kondisi bulan lalu," ucap Kepala Pemasaran mengakhiri laporannya. Dia berdiri di samping dengan gelisah dan menunggu direkturnya berkomentar.     

Tepat pada saat itu, ponsel Lu Yuchen bergetar. Kepala Pemasaran pun menghela napasnya. Memang kenapa kalau ponselnya berbunyi, tetap saja tidak bisa menyelamatkan dirinya. Tuan Muda Chen selama ini tidak mengizinkan semua orang mengangkat telepon di dalam rapat, bahkan dirinya sendiri juga sama. Bahkan ketika Nyonya Besar meneleponnya, dia juga tidak menggubrisnya, apalagi sekarang. Belum selesai petinggi itu meratapi nasibnya, dia melihat Lu Yuchen berdiri dan mengangkat telepon sambil berjalan keluar.     

"Halo…"     

Aku tidak salah lihat kan, direktur mengangkat telepon?! Batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.